13. G&W | Tinggal Satu Atap Part 2

1.1K 58 0
                                    

Tinggal Satu Atap Part 2

"Gak! Gak boleh makan seblak!" jawab Alghifari dengan ketus.

"Kamu gak inget apa kata mamah? Gak boleh makan yang pedes-pedes." Sambung Alghifari.

"Ihh kak, Alesha kan udah lama gak makan seblak. Lagian nanti aku makannya sama nasi kok. Janji deh beli seblak nya yang gak pedes." Alesha memohon kepada kakaknya.

Memang dirinya tidak diizinkan makan seblak, makanya ia harus bilang dulu ke kakaknya sebelum ia benar-benar membeli seblak.

"Yaudah! Kamu boleh makan seblak. Tapi dengan syarat jangan dikasih kerupuk, mie, sama micin. Jangan terlalu pedas seblak nya. Minta sama penjualnya suruh banyakin sayur." kata Alghifari. Dirinya sedikit protektif kepada adiknya.
"Kalau sampai kamu langgar salah satu dari yang kakak sebutkan, awas kamu ya! "Sebentar Kakak ambil uangnya dulu" Sambung Al. Lalu ia masuk ke dalam kamar.

"Siapp Komandan" ucap Alesha dengan tegas lalu ia memberi hormat kepada kakaknya.

Diana menghampiri Alesha dan berkata.

"Sha, kamu kan udah dapat izin, yaudah yuk kita ke tempat penjualnya. Biar kakak yang traktir kamu" kata Diana. Ia berusaha mengajak Alesha untuk segera pergi sebelum Al keluar kamar. Tapi Alghifari keburu datang.

"Nih uangnya! Belikan kakak susu kaleng di minimarket sama soto ayam pak Mamat." kata Alghifari. Dirinya memberi selembar uang merah kepada Alesha. "Terimakasih kakak." Alesha pun langsung menerimanya dan menggandeng tangan Diana lalu pergi menjauh dari kamar itu.

Entah kenapa melihat Alghifari peduli kepada Adiknya membuat Diana iri. Ia rindu dengan kakak laki-laki nya yang selalu sayang dan peduli kepadanya yang selalu memberinya uang, kuota, snack, saldo keranjang oren dan masih banyak lagi.

***

Selesai makan seblak Alesha mengajak Diana untuk tidur siang. Alesha ingin mengetahui lebih banyak tentang kak Diana.

"Kak, Alesha boleh nanya sesuatu gak?"

"Boleh,mau tanya apa?"

"Kak Diana udah punya pasangan?" tanya Alesha dengan hati-hati.

Uhukkk uhukk....

Diana terbatuk begitu mendengar pertanyaan Alesha. Melihat itu Alesha langsung mengambil air di meja samping ranjang nya.

"Minum dulu kak, kakak gapapa kan?" Alesha merasa bersalah karena sudah membuat Diana terbatuk.

"Aku gapapa kok. Cuma kaget ajah. " kata Diana. Dia berusaha untuk tersenyum kepada Alesha.

"Kakak itu sudah punya prinsip sejak kakak masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 5. Prinsipnya kalau kakak itu Tidak boleh pacaran dan tidak akan pernah pacaran. And prinsip itu kakak terapkan sampai sekarang. Sampai sekarang pun kakak masih stay alone alis jomblo. " kata Diana.

"Wahh, kuat banget iman kakak" Alesha kagum dengan Diana.

"Terus tipe laki-laki idaman kakak yang seperti apa? tanya Alesha, dengan wajah yang mulai penasaran.

"Hmm. Tipe idaman kakak itu seperti kakak kamu. Seorang tentara!" Diana berkata sambil melamun membayangkan jika dirinya benar-benar bisa menggapai keinginannya.

"Kak Diana suka sama Kak Al?" Jedarrr. Pertanyaan itu berhasil menyadarkan lamunan Diana.

"Enggak Sha, maksudnya tipe idaman kakak tuh yang kaya Abdi Negara gitu. Tapi kayaknya gak mungkin deh." kata Diana.

"Gak mungkin itu kan kata kakak. Tapi kalau Allah sudah bilang jadi, Ya maka jadilah" kata Alesha. Diana tersenyum mendengar kata-kata Alesha.

"Oh iya, sekarang kamu kuliah di Uiversitas A ya dengan jurusan psikolog. Hebat banget kamu. Oh iya tadi pas kakak lihat jurusan yang kamu ambil itu psikolog? Kenapa kamu pengen jadi psikolog?" tanya Diana penasaran.

Green and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang