*18*

199 30 26
                                    

21-06-24





Tubuh Lily terguncang, bergerak naik turun dengan cepat saat Vi hendak melakukan pelepasan. Rintihan dan isak tangis Lily sejenak tak terdengar kala Vi melahab gemas bibirnya, juga mengunci kedua tangan membuat tak berdaya.

Lily berdarah. Ia merasakan sakit tak hanya di kaki dan bagian sensitif lainnya, tetapi juga batin yang terluka memberi rasa trauma.

"Ah... aahh!"

Desahan panjang tanda puncak kenikmatan telah tercapai. Vi berguling ke samping mengakhiri aksi bejatnya dengan napas terengah-engah, seraya menyeka peluh diiringi senyum bahagia.

Lily meringkuk, menangis tersedu. Rasa sakit yang ia terima memang telah sedikit mereda, namun tidak dengan hatinya yang hancur sama seperti bayangan akan masa depannya yang suram.

Vi menyadari perbuatannya telah melukai jiwa raga Lily, membuat senyum yang tersemat itu perlahan memudar. Merasa iba, Vi merapat mendekap tubuh Lily dari belakang.

"Lily, aku minta maaf. Aku menyesal dengan apa yang telah ku perbuat."

"Kamu jahat! hiks.. hiks."

"Maafkan aku yang tidak seharusnya melakukan hal ini." Vi merasa sangat bersalah, ia mengeratkan dekapannya sembari mencium lembut rambut Lily.

"Menjauhlah! Aku membencimu, aku sangat-sangat membencimu!" jerit Lily meronta, berusaha melepaskan diri namun tak bisa.

"Tolong jangan berkata seperti itu, aku sangat mencintaimu, Lily. Apa pun akan ku lakukan untuk menebus kesalahan ini, maafkan aku," rayu Vi tanpa pikir panjang.

Lily berhenti meronta lalu perlahan membalikkan badan, memaksa netranya menatap pada Vi yang terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Benarkah. Janji apa pun yang aku mau akan kamu turuti?"

"Iya."

"Kalau begitu, antar aku pulang sekarang juga."

Tercengang menatap Lily. Mulut Vi terasa beku, tak dapat mengucap sepatah kata. Dari dulu, permintaan Lily yang satu ini sangatlah berat baginya untuk bisa mengiyakan dan sampai kapan pun tak akan pernah mampu ia penuhi.

"Pulang? Kamu sudah ada di rumahmu Li...

"Bukan! aku yakin kamu tau apa yang ku maksud," sela Lily sembari meremas lengan Vi penuh harap.

"Tapi aku tidak tau harus mengantarmu pulang ke mana."

"Ke gang yang waktu itu, di mana pertama kali kamu menyapaku," jawab Lily mantap dengan ingatannya.

"Tempat itu sangat jauh, aku sudah lupa."

"Berusahalah mengingatnya lagi. Saat ini aku benar-benar sangat merindukan keluargaku," pinta Lily memelas.

"Ini sudah sangat lama. Aku tidak yakin keluargamu masih tinggal di rumah itu. Akan percuma kita jauh-jauh datang mencari keberadaan mereka yang tak pasti," Vi mencari berbagai macam alasan untuk mengubur keinginan Lily.

"Aku yakin Keluargaku masih ada di sana menungguku. Aku ingin kembali bersama mereka dan janji tak akan merepotkanmu lagi. Vi, aku tidak membutuhkan hal-hal lain, kamu hanya tinggal mengantarku saja."

"Maaf, Lily. Aku tidak bisa."

"Kenapa tidak bisa? bukan kah tadi kamu bilang akan menuruti apa pun yang aku mau!" Lily bersi keras.

"Iya, apa pun yang kamu mau asal tidak untuk pergi meninggalkanku. Kamu akan tetap di sini selamanya," jawab Vi tanpa keraguan, ia tak lagi mampu menyembunyikan ketakutannya akan kehilangan.

Lily_kekasih kecilku   (SN x BTS)2 (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang