*16*

144 31 4
                                    

15-11-23


Suasana pagi di sekolah Alexandria tampak riuh. Hari ini para guru dan siswa-siswi tengah berbondong-bondong menuju lapangan hendak melaksanakan upacara.

Dari kejauhan, tampak Romi berlari-lari kecil menghampiri Lily yang baru saja keluar kelas.

"Lily, bisa ngomong bentar gak? Maaf, kemarin gue telat datang," Romi meraih tangan Lily, menghentikan langkahnya.

"Lu gak telat, tapi emang sengaja gak datang. Iya kan? udah lah, Rom. Gue gak mau lagi buang-buang waktu buat lu," Lily menarik tanganya dan langsung pergi menuju lapangan.

"Ly... Lily!"

"Romi! lu kenapa sih hobi banget bikin Lily kesel!" tandas Mila menghadang Romi yang saat itu berusaha mengejar Lily.

"Gue gak bermaksud kayak gitu, La. Nanti gue ceritain masalahnya. Saat ini gue butuh bantuan lu untuk membujuk Lily agar gue bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, please."

"Sorry, Rom. Gue gak mau lagi ikut campur dengan masalah lu."

"Ayo dong, Mila. Kali ini aja," Romi memasang muka memohon membuat Mila jadi ragu untuk menolak.

"Tau ah!"

"Mila, please! Kalau bukan lu, siapa lagi yang bisa gue mintain tolong. Milaa!"

Harapan Romi menipis saat tak mendapat jawaban yang diinginkan, serta luput mencegah Mila yang tiba-tiba berlari pergi menyusul Lily.

Jam istirahat pertama, Romi bergegas menuju kelas Lily namun ia tak ada di sana. Lily sengaja menghindari Romi dengan bersembunyi di perpustakaan, yang mana tempat itu memiliki peraturan yang sangat ketat. Melarang siswanya melakukan perbincangan tak penting apa lagi membuat gaduh yang mengganggu kenyamanan.

"Karmila! jalannya pelan-pelan aja bisa gak sih," Lily berusaha mengimbangi langkah Mila yang tergesa-gesa menyeretnya menuju toilet.

"Gak bisa, Lily sayang. Udah hampir bocor nih penampungan gue."

"Emang dasar lu ya, kebiasaan suka ditahan-tahan. Kalau udah kayak gini kan ngerepotin orang," omel Lily yang tak di dengar Mila karena keburu masuk toilet.

Lily bersandar ke dinding selama menunggu Mila. Suasana sepi di jam pelajaran membuat pikirannya kembali tertuju pada Romi. Lily sedang asik melamun, tiba-tiba dikagetkan oleh sepasang tangan yang menariknya paksa membawa pergi ke belakang toilet.

"Romi, lu apaan sih. Lepasin!"

"Gue akan lepasin setelah lu mau dengerin penjelasan dari gue."

"Lu gak perlu ngejelasin apapun. Terserah lu mau ngelakuin apa dengan siapa gue gak peduli."

"Lily."

Romi merogoh sakunya memperlihatkan sebuah gantungan kunci, yang seketika membuat Lily berhenti meronta.

"Lu beneran datang?"

"Iya, gue tetep kesana meski udah gak ada harapan ketemu lu, setelah kesialan yang gue alami karena ban motor bocor. Tak hanya itu, gue juga dijambret saat jalan ke bengkel, makanya gak bisa menghubungi lu. Untungnya gue ketemu Dinda yang mau dimintain tolong. Lily, sekali lagi gue minta maaf, jangan marah lagi ya."

Lily terdiam menatap Romi lekat. Gantungan kunci yang sempat ia titipkan ke waitress sebagai tanda dirinya datang, adalah bukti kalau dia jujur. Romi juga dengan gamblang menyebut nama Dinda di hadapannya membuat Lily semakin yakin tak ada kebohongan.

"Lily, dari kemarin gue kepikiran lu terus."

"Kenapa?"

"Karena semua rencana gue buat lu jadi gagal."

Lily_kekasih kecilku   (SN x BTS)2 (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang