*10*

272 72 16
                                    

31-07-22

Selesai dengan urusan buang air kecil. Lily mencuci tangan di wastafel sekalian bercermin, memastikan penampilannya masih utuh setelah tadi sempat terkena goncangan yang tak terduga. Goncangan yang sepertinya sukses membuat otaknya sedikit bergeser karena senyum manis cowok yang ditabraknya tadi terus melekat dalam ingatan.

Lily keluar dari toilet, ia mendapati cowok yang mengantarnya tadi masih berdiri di tempat yang sama namun dia tengah bersama seorang cewek, mereka berdua terlihat dekat. Tak tau apa yang harus dilakukan, Lily merasa canggung berada di antara keduanya.

"Hai, gue Mila dan ini Romi," ucap si cewek tiba-tiba dengan senyum ramah sambil mengulurkan tangan. Sedangkan Romi hanya melambai singkat.

"Gue Lily," Seraya membalas uluran tangan Mila dan melempar senyum ke Romi.

"Berhubung sekarang kalian udah saling kenal. Gue cuma mau kasi tau kalau di sekolah ini banyak siswa usil yang suka ngunci pintu toilet dari luar. Jadi tiap kali ke sini, lebih baik kalian datang berdua, oke! Ya udah, gue cabut dulu."

Romi melenggang pergi setelah berhasil mencuri perhatian Lily. Tutur katanya terkesan dingin, namun dia sangat peduli. Lily terkesima dengan pesona yang dia miliki hingga tak sadar telah menatapnya cukup lama tanpa berkedip.

"Mila, Romi itu siapa, cowok lu? gue belum sempat ngucapin makasih tadi."

"Haha, bukan! Dia sepupu gue, kelas dua belas. Lu tenang aja, entar gue sampein," jawab Mila sambil menggamit lengan Lily mengajaknya ke kelas karena kebetulan keduanya sama-sama siswi kelas sepuluh A.

Pertemuan antara Lily dan Mila saat berada di toilet beberapa waktu yang lalu kini berlanjut menjadi sebuah persahabatan. Mereka berdua sangat akrab, Kemana-mana selalu bersama bak kembar siam yang sulit dipisahkan.

Siang itu, selang beberapa menit setelah bel pulang sekolah berbunyi. Mila dan Lily duduk-duduk di kursi panjang yang ada di depan kelas. Keduanya asik berbincang sembari menunggu jemputan.

"Ly, cowok yang biasa nganterin lu ke sekolah, dia siapa?" Mila menatap dengan muka penasaran.

"Emm, Itu om gue," bingung harus menjawab apa, Lily terpaksa berbohong. "Emang kenapa?"

"Serius? gue kira sugar daddy," canda Mila sambil menutup mulutnya, menahan tawa.

"Sembarangan! lu kira gue cewek apaan!" Lily reflek menepuk paha Mila.

"Aow! sakit Ly," Mila meringis. "Habisnya, gue pernah lihat om lu nyiumnya mesra banget, kan gue jadi curiga."

"Mesra apanya, pikiran lu tu yang butek. Itu cuma bentuk rasa sayangnya ke gue, jadii ya gitu deh," Menepis candaan Mila, Lily berusaha menyembunyikan rasa malu.

"Ekhm! lagi ngomongin apa sih, kok kayaknya seru banget?" Romi dan temannya Hobie yang merupakan cowok Mila, tiba-tiba muncul dan langsung duduk di kursi kosong yang ada di samping Lily.

"Ini nih, kita lagi bahas su..." kalimat Mila langsung terputus saat tangan Lily secepat kilat membekap mulutnya.

"Su..weet daddy, ya kan?" Sahut Lily mendelik.

"I-iya," timpal Mila gelagapan hampir kehabisan napas karena bekapan tangan Lily menyumpal lubang hidungnya.

Romi dan Hobie sekilas menatap aneh melihat tingkah kedua cewek yang ada di sampingnya.

"Eh, besok pulang sekolah kita nonton yuk, gimana? belum pernah kan pergi bareng-bareng," usul Hobie, bersemangat.

"Ide bagus, gue setuju," sahut Mila tak kalah bersemangatnya.

Lily_kekasih kecilku   (SN x BTS)2 (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang