11-04-22
Malam yang sunyi berteman sepi telah menyelimuti kediaman Atmadja. Suara tiupan angin yang menerpa pepohonan menghentakkan ranting hingga daun berguguran. Suasana mencekam itu tergambar jelas di relung hati Lela, resah dan gelisah tengah menghantui pikirannya saat ini.
Di dalam kamar yang tak terlalu besar, Lela terlihat sedang merebahkan diri memaksa Jungkook untuk tidur lebih awal dari biasanya. Ibu dan anak itu berbaring saling berhadapan. Lela menatap nanar wajah Jungkook yang seketika membuat hatinya bertambah perih mengingat akan buah hatinya yang lain, yang entah sedang berada di mana dan dalam kondisi seperti apa.
Air mata yang sedari tadi tertahan kini tak bisa lagi di bendung saat wajah Bella memenuhi isi kepala. Perlahan jari-jemari Lela menyeka air matanya sambil sesekali mengelus punggung Jungkook agar segera tertidur.
Surya menyandarkan kepala pada kusen pintu kamar yang sedikit terbuka. Ia memperhatikan Lela yang begitu sedih seperti sudah tak bersemangat lagi untuk menjalani hidup.
Surya melangkah pergi menuju ruang tamu, ia menghempaskan tubuhnya di sofa kemudian memejamkan mata. Sesaat kemudian tangannya bergerak meraba kening, ia merasakan kepalanya mulai berdenyut juga luka lebamnya yang terasa nyeri.
"Andai saja saat itu aku berusaha lebih keras lagi untuk bertahan, mungkin akan ada seseorang yang bisa menolong kita. Ini salahku karena terlalu mudah menyerah," ucap Lela yang tiba-tiba muncul dan duduk di samping Surya dengan berderai air mata menyesali kejadian tadi pagi.
"Bukan salahmu tapi salahku yang tak bisa melindungi kalian, terlebih ini memang sudah takdir tuhan," Surya merengkuh kepala Lela kemudian menciumnya lembut.
"Apa menurutmu masih ada harapan? aku menyuruh Bella berlari pergi namun tak tau dia selamat atau tidak," kembali Lela menyeka air matanya.
"Entahlah, yang bisa ku ingat mereka semua pergi membawa mobil kita namun aku tak melihat Bella ataupun suara tangis dan rengekannya," Surya menatap kosong ke arah pintu keluar.
Mendengar penjelasan Surya, Lela menangis semakin menjadi-jadi. Dalam situasi yang rancu, pikiran buruk tentang Bella telah mendominasi membuat mentalnya semakin lemah serta putus asa, hingga sempat terbesit di kepala harapan untuk bisa melihat kembali putrinya telah sirna.
"Aku tak akan pernah siap jika harus mendengar kabar buruk tentang Bella," Lela terisak, ia membenamkan wajahnya dalam pelukan Surya.
"Jangan pesimis dulu dan tetaplah tegar, masih ada Jungkook yang membutuhkan kita. Dia punya hak yang sama dengan Bella, jangan sampai karena masalah ini kita jadi mengabaikannya. Justru kita harus saling menguatkan agar bisa menghadapi masalah ini juga menjaga Jungkook, menemaninya meraih masa depan," Surya berusaha menenangkan Lela dengan sedikit pengalihan.
"Iya kamu benar."
"Ini masih hari pertama usaha para polisi melakukan pencarian. Besok aku akan ikut mencari Bella juga menemui teman lama untuk meminta bantuannya. Tugasmu di rumah menjaga Jungkook dan mendoakan yang terbaik untuk Bella, oke?"
"Hmm," Lela mengangguk dengan perasaan yang sedikit lebih tenang.
Di saat keluarga Bella sedang galau, di tempat lain ada yang tengah berbahagia atas kehadirannya. Taehyung masih bertahan di posisi semula, ia membiarkan Bella tertidur pulas dalam dekapan hangat yang terasa menenangkan. Sesekali masih terdengar isakannya akibat menangis terlalu lama. Kejadian barusan nampaknya membuat Bella syok dan sangat ketakutan hingga menorehkan trauma yang mendalam. Hal itu bukanlah tanpa alasan, Bella mengira si penjahat telah membunuh ibunya yang saat itu terlihat sudah terkulai lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily_kekasih kecilku (SN x BTS)2 (Fanfiction)
FantasyKim Taehyung, sosok keturunan konglomerat yang menjadi aneh, seumur hidup merasa kesepian, terlahir sebagai anak semata wayang tidaklah mudah baginya. Meski di asuh dan di besarkan dengan kasih sayang yang melimpah, namun tiada arti jika kasih sayan...