*6*

329 75 62
                                    

05-05-22


Pagi itu hembusan angin sepoi-sepoi  membelai lembut rambut Lily. Semerbak aroma wangi dari hamparan perkebunan bunga di sejauh mata memandang membuatnya betah untuk berlama-lama memanjakan diri dengan sentuhan alam, meski harus bergumul dengan goresan semak-semak yang menyisakan rasa gatal.

Dataran tinggi dengan suasana sunyi yang sesekali ditemani oleh suara kicauan burung telah menjadi tempat bersejarah bagi Lily. Pemandangan elok perkebunan bunga yang menjadi hal terindah baginya saat ini, kini berperan sebagai saksi bisu yang mencetuskan nama baru untuknya, juga awal dari perjalanan hidup yang jauh berbeda dari sebelumnya. Lily si gadis kecil nan polos tergiring oleh bayangan sosok Prince Of Darkness hingga melangkah terlalu jauh ke tempat terpencil, ia terjatuh dalam lubang gelap yang merengkuhnya semakin dalam.

"Hei Lily, kita sudah hampir satu jam berada di tempat ini, apa kamu sudah puas berkeliling?" Vi memegang tangan mungil Lily mengikuti kemanapun ia melangkahkan kaki.

"Panggilan Lily masih terdengar aneh bagiku," ucapnya tergelak.

"Nanti juga akan terbiasa, hanya perlu sedikit waktu untuk menyesuaikan diri," rayu Vi.

"Vi, aku masih ingin bermain bersamamu di tempat ini," Lily terus berjalan sambil sesekali menoleh menatap wajah Vi.

"Baiklah, kamu ingin bermain apa?" langkah keduanya terhenti sejenak, Vi menatap Lily yang tampak sedang berpikir.

"Aku ingin bermain petak umpet. Kamu yang jaga, aku yang bersembunyi," tanpa aba-aba, Lily melepas pegangan tangannya lalu berlari pergi mencari tempat bersembunyi.

Tak seperti yang biasa di lakukan dimana saat yang berjaga harus menutup mata, Vi menatap kemana arah Lily berlari pergi tanpa berkedip dengan senyum yang terselip. Hingga saat pandangannya mulai terhalang oleh tanaman bunga yang menelan tubuh mungil Lily, selang beberapa saat Lily pun bersuara memberi tanda jika ia telah siap di tempatnya bersembunyi.

"Lily, Liiily. Aku melihat sesuatu bergerak, apa di situ tempatmu bersembunyi " Vi memanggil nama Lily dengan nada untuk mengecoh.

Tak ada sahutan ataupun sekedar suara pekikan, pergerakan tanaman bunga juga tak lagi terlihat. Vi menuju tempat yang ia yakini bahwa Lily bersembunyi di sana, namun nyatanya nihil. Vi mengira permainan ini akan menjadi sangat mudah, namun ternyata tidak dan sampai saat ini ia belum juga menemukan Lily.

Vi kembali mengedarkan pandangan. Beberapa menit berlalu ia masih tetap tak menemukan Lily. Berulang kali ia memanggil namanya hingga tenggorokan terasa kering, Lily tak juga menampakkan diri. Vi terlihat ingin menyerah setelah beberapa kali mengelilingi perkebunan. Entah karena Lily terlalu pandai bersembunyi atau matanya yang kurang jeli. Vi yang telah lelah kini menjadi semakin resah, menimbulkan kekhawatiran akan kehilangan Lily.

Kini kesabaran Vi berangsur menghilang. Ia meneriakkan nama Lily dengan suara lantang, kasar dan penuh penekanan. Vi mulai tak bisa mengontrol diri, ia terlihat seperti orang yang sedang kesetanan.

"Lily! Lilyyy!! Liilyyy!!!"

Teriakan Vi dengan berang tampaknya membuat Lily sadar akan keadaan yang menjadi serius. Lily yang tadinya meringkuk di sela-sela tanaman bunga sambil menahan tawa menutup mulutnya dengan kedua tangan, kini beralih menjadi tegang, tak ada lagi senyum yang tersemat. Lily mulai ketakutan, ia segera timbul dari tempat persembunyiaanya lalu berlari kencang ke arah Vi, memeluk pingganggnya dari belakang.

"Vi, maafkan aku, apa kamu marah?" ucap Lily dengan wajah ketakutan dan mata yang berkaca-kaca.

Vi membalikkan badan lalu berjongkok di hadapan Lily. Kedua tangannya menangkup wajah cantik yang berdiri lesu di hadapannya dengan air mata yang perlahan meleleh membasahi pipi.

Lily_kekasih kecilku   (SN x BTS)2 (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang