65

1.3K 137 19
                                    

Tandai typo plis!
Happy reading
.
.
.
.
.

Masih dengan hari yang sama di kamar tempat Naya di tinggalkan dia masih belum mengubah posisinya sama sekali,dia terus menunduk mengusap pergelangan kakinya yang di buat tambah sakit oleh David tadi,air matanya sudah berhenti menetes tapi Isakan Isakan kecil masih terdengar

Ceklek!

Pintu kamarnya terbuka

Masuklah Arthur yang membawa nampan berisi makanan di ikuti oleh David yang membawa peralatan dan semangkuk es batu beserta handuk kecil

"Dek,makan dulu yuk! Abang buatin ayam goreng tadi" Arthur berucap dengan semangat menghampiri Naya

Naya mendongak melihat keduanya, Arthur mengambil duduk disampingnya sambil memegang sepiring makanan,sedangkan David menaruh barang bawaannya di atas kasur

David dengan pelan menarik kaki Naya yang sakit,Naya sempat menahan kakinya tapi David langsung menatapnya dengan tajam dan itu membuatnya takut jadi dia menyerah

Perban di kakinya di buka oleh David ,kakinya di bersihkan lebih dahulu,lalu di kompres sebentar oleh David

"Nah adek ayo buka mulutnya! AAAAA" Arthur masih dengan semangatnya menyuapkan sesendok makanan ke depan mulut Naya

Naya terdiam melihatnya tak memberikan reaksi apapun,David yang melihat itu pun bersuara

"Makan" ucapnya singkat

Naya yang mendengar itu buru-buru menerima suapan Arthur,sementara David melanjutkan membalurkan perban elastis yang baru ke kaki Naya

Arthur tersenyum senang Naya menerima suapan darinya,dia selalu ingin melakukannya sedari dulu,jika dulu dia yang sering di suap oleh Naya maka sekarang adalah giliran dirinya yang menyuapi Naya

Arthur menyuapi Naya terus sesekali menyingkirkan nasi yang tertinggal di sudut bibirnya,dia tidak berhenti tersenyum melihat Naya yang begitu lahap memakan masakannya,ya mau gimana lagi Naya sebenarnya lapar cuman ya gitu dia takut

Kakinya sudah selesai di obati dan perbannya pun sudah di ganti,David membereskan barang-barang nya ia menyimpannya di atas meja di kamar itu dan kembali duduk di pinggir ranjang mengawasi Naya agar menghabiskan makanannya

Naya yang di awasi seperti itu tentu saja tidak nyaman ,dia berusaha sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan David ,ia menarik kakinya menjauh dari David ,David hanya membiarkannya saja asal Naya tidak melakukan hal-hal yang aneh

"Yeay udah abis!" Arthur berseru begitu semangat melihat makanannya di makan habis oleh adiknya itu,Naya melihat ke arah Arthur ada apa dengannya? Mengapa sifatnya menjadi seperti ini? Apakah kepalanya habis terbentur sesuatu

"Minum obat" ucap Arthur sembari memberikan beberapa butir obat kepada Naya yang langsung ia terima tanpa melihat sama sekali ke David

Setelah meminum obatnya Arthur pamit membawa bekas makannya meninggalkan Naya dan David berdua di kamar itu,David sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari Naya

Sedangkan Naya sudah gelisah sedari tadi,jadi dia pun merebahkan tubuhnya membelakangi David mencoba untuk tertidur mengabaikan keberadaan David di dekatnya

David melihat itu,dia sadar kalau Naya tidak nyaman berada di dekatnya tapi ia tidak perduli ,dia hanya ingin berada di dekat adiknya itu,mendekat untuk mengelus kepala Naya sebentar lalu beranjak keluar dari kamar itu meninggalkan Naya yang ajaibnya langsung tertidur lelap tadi

***

Naya terbangun pada malam harinya dia tidak tau sekarang pukul berapa tapi yang jelas saat terbangun tadi dia melihat ke arah balkon langit sudah gelap

Being a Sister ✔️[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang