47

1.5K 73 4
                                    

Tandai typo
Happy reading
.
.
.
.
.

Setelah bergelut cukup lama di pengadilan akhirnya saat jam menunjukkan pukul 12 siang semuanya terselesaikan dengan baik

Katanya Naya hanya perlu menunggu paling lama seminggu buat pengadilan ngeluarin berkasnya. Mereka menyutujui pengajuan Naya mengingat perbuatan keluarga Wilson terhadap Naya dan keluarganya, ya walaupun mereka gak ngelukain Naya tapi kan di waktu itu dipaksa bapaknya pun begitu bahkan di ancam sama mereka

Naya bakalan tetep dibantu sama Hanan yang menawarkan diri buat jadi pengacaranya,dan dokter Satria juga bilang kalau perlu sesuatu lagi bilang saja kepadanya

Keluar dari ruangan ketiganya berjalan keluar dari gedung pengadilan

"Yaudah saya pamit duluan yah" pamit Hanan yang diangguki keduanya,setelah Hanan tak terlihat mereka berdua bertatapan tapi dengan cepat Naya memutuskan tatapan matanya

Dia masih kesal dengan dokter karena perdebatan mereka tadi dimenangkan oleh dokter Satria yang juga mendapatkan dukungan dari Hanan saat mengetahui alasan mereka terlambat,bahkan dia masih ingat tatapan mata dokter Satria yang menatapnya dengan tatapan mengejek seolah mengatakan 'kamu kalah'

Berjalan menuju parkiran mereka masuk ke dalam mobil memasang seat belt masing-masing. Dokter Satria menoleh ke arah Naya yang di balas tatapan bingung

"Kenapa?"

"Abis ini mau kemana?" Tanya dokter Satria

"Hmm bisa mampir makan dulu gak? aku laper" jawab Naya karena dia merasa sangat lapar Yanng diangguki dokter Satria

"Emang kenapa nanya gitu? Dokter buru-buru kah?" Naya bertanya siapa tau dokter itu punya urusan lain

"Nggak"

"Terus?"

"KUA Deket dari sini" ucap dokter Satria tiba-tiba saat mulai menjalankan mobilnya

"Terus?" Naya bertanya kembali dengan bingung,hubungannya sama dia apa?

"Ya siapa tau kamu mau kesana"

"Hah? Buat apa?" Ngapain dia kesana

"Nikah" ujar dokter Satria dengan santai

"Hah? Nikah? Gila ya" Kaget Naya mendengar ucapan dokter Satria

"Ya sapa tau kan" ucap dokter Satria sambil mengidikkan bahunya acuh

"Ada-ada aja,lagian aku mau nikah sama siapa? Tampilan aku aja kek gembel gini" Naya berucap dengan malas

"Sama saya"

"Hah!?" Naya kembali kaget

"Kenapa? Gak mau?" Dokter Satria bertanya sambil menatap matanya

"H-Hah? D-dokter kita makan pasta yuk!" Merasa ucapan dokter Satria mulai melantur Naya dengan segera mengalihkan pembicaraan mereka. Dokter Satria yang melihat itu hanya terkekeh kecil dan menepuk-nepuk kepala Naya

"Tenang saya bercanda kok, tapi kalau kamu mau juga gak papa"

Plak!

Dengan kesal Naya memukul kecil(menurutnya )tangan dokter Satria

"Dokter gak usah ngomong deh! Fokus aja nyetirnya" ucap Naya dengan kesal,karena saat ini jantungnya berdebar kencang mendengar ucapan dokter Satria

"Sakit tau!" Seru dokter Satria merasakan perihnya pukulan Naya di lengannya

"Apaan sih lebay banget orang aku mukulnya pelan juga" ucap Naya melihat respon dokter Satria yang lebay

"Pelan apanya! Kamu mau rasain?" Kata dokter Satria sambil ancang-ancang mengangkat tangannya

Being a Sister ✔️[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang