4

376 31 0
                                    

Hinata pov

2 bulan sudah aku kuliah disini. Beruntung nya tidak ada kejadian dimana Prof Satoru Gojo mengenaliku atau curiga padaku.

Perlakuan nya dikelas terhadapku sama dengan murid yg lain. Setidaknya aku bisa bernafas lega. Karena sepertinya dia tidak sadar kalau aku adalah pelayannya di madam Rose ಥ_ಥ (nangis lega)

Oh ya, aku masih belum dapat panggilan lagi darinya. Entah dia lupa atau bosan.
Tapi cukup menguntungkan karena aku sudah dapat depositnya. Hahahaha

Waktu luangku, kuhabiskan dengan kerja sampingan sebagai pelayan di cafe. Uangnya cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Memang tidak cukup jika untuk keperluan kuliah karena biaya kuliah di Bellmere sangat mahallll... Tapi ini universitas terbaik khusus seni.
Maka aku masih menjadi produk di madam Rose.

Pov end.
°°°

"Hinata!" Panggil Sai ke Hinata yg sedang merapikan peralatan gambarnya

"Ya?" Jawab Hinata menoleh ke sai

"Aku minta tolong, berikan buku tugas ini ke Prof Satoru" Ucap Sai

"Tidak" Jawab Hinata tegas

"Hah? Kumohon.... Tolonglah... " Pinta sai memelas

"Kenapa harus aku??" Tanya Hinata ke Sai.

"Ini karena buku penilaian ku dan prof. Aku tidak percaya jika meminta bantuan orang lain. Orang lain pasti akan membukanya sebelum sampai ditangan Prof. Aku berpikir kau tidak akan melakukannya karena kau selalu dapat nilai terbaik" Jelas Sai ke Hinata

"Lalu? Kenapa kau ngga bisa kasih sendiri?"

"Ahh... Aku.. Aku harus segera ke Rumah sakit. Pacarku masuk ke IGD tadi pagi dan dia dirawat sekarang" Jelas Sai memelas.

"Ha... Merepotkan... " Keluh Hinata

"Ini voucer belanja!" Ucap sai meletakan voucer belanja dengan nominal lumayan.

"Hooo... sekarang kau menyuap??"

Wajah Sai muram,
"Baiklah.. Aku akan memberikan nya sendiri. Aku akan membiarkan pacarku yg imut dan lucu kesepian menderita sendiri di rumah sakit"

"Apa sih?! Ya! Ya! Aku akan membantumu!" Kesal Hinata menuruti permintaan Sai.

°°°

jreng!!!!

Hinata berdiri di pintu masuk studio sekaligus kantor Prof Satoru Gojo.

"Sepertinya nyawaku hilang setengah... " Ucap Hinata mendesah ragu untuk masuk ke ruangan atau tidak

"Semangat Hinata! Ini mudah. Hanya memberikan buku catatan lalu pergi... Tidak sulit kan?? Mudah dan cepat!" Tekad Hinata dalam batinnya menyemangati diri sendiri.

Hinata dengan hati-hati membuka pintu studio

"Permisi Prof.... " Salam nya membuka pintu

Suiing.... 🍃🍃🍃

"Cuek sekali, tidak menjawab salamku" Gerutu Hinata karena Gojo tidak membalas salamnya padahal orangnya ada sedang duduk dibelakang mejanya sambil mengerjakan sesuatu.

Hinata mendekati Gojo dengan hati-hati dan memberikan buku catatan yang dititipkan oleh Sai.

"Prof, saya diminta sai untuk memberikan ini" Ucap Hinata sedikit ragu meletakkan buku tersebut diatas meja

Gojo melirik ke buku lalu kembali ke aktivitas sibuknya

"Dimana sai?" Tanya Gojo dingin

"Astaga.... Entah aku demam atau bagaimana? Suasana ruangan serasa dibawah titik beku" Gumam Hinata dalam hatinya begitu merasakan dingin nya suara Gojo.

"Sai ijin tidak bisa memberikan nya karena ada keperluan mendesak" Jawab Hinata dengan penuh senyuman.

"... "

Tidak ada jawaban dari Gojo. Hinata berpikir tugasnya sudah selesai. Jadi dia perlahan mundur untuk pergi.

"Mau kemana?" Tanya Gojo masih dengan ekspresi dingin

"Oh! Saya ijin pamit Prof! Karena bukunya sudah saya antar" Jawab Hinata tidak lupa dengan senyumannya.

"Duduklah!" Perintah Gojo ke Hinata

"Ha??" Hinata terkejut dengan perintah Gojo.

"Harus aku ulangi?" Tanya Gojo mengintimidasi.

Hinata bergidik, lalu menuruti perintah Gojo untuk duduk berhadapan dengan Gojo.

"Periksa sketsa-sketsa dimeja itu lalu catat penilaian menurutmu. Dari kekurangan, kelebihan dan maknanya!" Perintah Gojo ke Hinata

"Apa??" Tanya Hinata tidak percaya

"Bukankah kau di sini untuk menggantikan sai?"

"Be.. Nar... Tapi... "

"Kalau begitu lakukan tugasnya! Nilai itu dan laporkan padaku!" Perintah Gojo penuh intimidasi.

"Sai sialan....... Ternyata ini alasan dia menjebakku dengan dalih pacar sakit dan suap voucer belanja!!" Geram Hinata dalam hatinya. Saat ini pikirannya sudah dipenuhi ide bagaimana membalas sai nantinya.

Sementara aura dingin dan misterius terus terpancar dari sang dewa Yunani.

°°°

KNEEL DOWN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang