12

159 12 0
                                    

Hari-hari dilalui Hinata dengan Damai.
Tidak ada gangguan dari si Dewa mesum lagi. Meski dia kadang masih mengirimi beberapa pesan yg konyol seperti

Apa kau sudah makan?

Lebih enak mana sosis atau punyaku?

Aku makan buah pir dan teringat padamu.

Apa nyerinya sudah hilang?

Ayo kita pacaran!

Jangan sering-sering dengan Bocah rendahan itu!

Dan banyaaakk pesan konyol lainnya. Namun lebih bisa diterima daripada ajakan untuk bermain bersama.

"Teruslah seperti ini, setidaknya sampai ujian semester yg akan datang" Gumam Hinata saat menikmati hari damainya.

Hinata berjalan sendirian hendak membeli beberapa kuas dan kanvas di sebuah toko stationery.

Hinata cukup berdiam lama di rak cat minyak. Dia menimbang-nimbang cat mana yg bagus karena tempo lalu warna catnya kurang memuaskan

"Pilih yg merk ini saja" Saran seorang pria bertubuh jangkung ke Hinata

Hinata menoleh ke pria tersebut.

"Waahh tampan sekali" Gumam Hinata

"Ah! Terimakasih!" Ucap Hinata begitu tersadar.

"Merk ini tidak terlalu mahal tapi hasil warnanya bagus" Ucap si pria lagi

"Apa anda seorang seniman?" Tanya Hinata penasaran.

"Hahaha bukan. Saya hanya menyukai seni" Jawab si pria tersenyum manis

Hinata terpesona dengan senyuman pria tersebut.

"Maaf, apa aku boleh tau nama anda?" Tanya Hinata malu-malu

"Sanji! Namaku sanji" Jawab si pria yg ternyata adalah Sanji

"Ah.. Namaku... "

"Hinata! Namamu Hinata kan?"

"Eh? Ba.. Bagaimana anda tau?" Tanya Hinata penasaran

Sanji tersenyum, meraih tangan Hinata dan menciumnya.

"Aku selalu menantikanmu" Jawabnya dengan senyum penuh misteri

°°°

Hinata dan Sanji sedang duduk bersama di taman pinggiran sungai. Hinata membuka kanvas dan beberapa cat minyak untuk mulai membuat lukisannya.

"Aku tidak cukup tampan untuk jadi model lukisan" Ucap Sanji malu-malu ke Hinata

Hinata terkekeh kecil dengan tingkah Sanji

"Kau tampan dengan pesonamu sendiri" Jawab Hinata tulus.

Sanji bercerita ke Hinata jika dia menyukai Hinata semenjak tidak sengaja bertemu di Bar De' Amour.
Saking penasaran nya Sanji bahkan berniat menyewa Hinata namun tidak bisa karena madam Rose bilang Hinata sudah di sewa dalam jangka waktu yg lama.

Hinata tidak menaruh curiga atau takut karena sanji beralasan dia hanya ingin dekat dengan Hinata.

"Matahari senja membuat wajahmu merah" Ucap Sanji memandang Hinata.

Hinata terpana dengan ucapan Sanji dan membuat wajahnya bersemu merah

"Sekarang kau semerah tomat" Ucap Sanji lagi menggoda Hinata

"I.. Ini karena Mataharinya!" Ucap Hinata menutupi wajahnya dengan kanvas.

"Hahaha!! Apa lukisanku sudah selesai?" Tanya sanji

"Tidak! Belum" Jawab Hinata memalingkan pandangannya

"Sayang sekali, aku harus pergi karena ada urusan. Apa kita bisa bertemu lagi untuk menyelesaikan nya?" Tanya Sanji

"Cara dia memandang dan nada suaranya berbeda dengan Si dewa mesum. Orang ini, tipeku!" Gumam Hinata dalam hatinya

"Tentu saja!" Jawab Hinata tersenyum ceria.

"Ada untungnya aku tidak menyelesaikan lukisanku buru-buru" Pikir Hinata dalam hati

"Kalau begitu, saya pergi dulu. Hari ini hari yg paling indah karena bisa bersama denganmu" Ucap Sanji pamit dengan mengelus lembut helaian rambut Hinata.

Hinata memandang punggung Sanji dengan perasaan bahagia.

"Ya Tuhan. Kenapa aku tidak lebih dulu bertemu dengannya ya??" Desah Hinata dalam hatinya

°°°

Gojo menerima telepon dari ayahnya, Satoru Hiryu.

"Ada apa?" Sapa Gojo malas

"Anak kurang ajar! Ingat! Akan ada pesta  tahunan sebentar lagi. Kau harus datang! Jangan membuatku malu!" Teriak Hiryu dari seberang telepon.

"Tidak penting" Jawab Gojo dingin

"Kamu ini! Daripada mengajar di universitas itu lebih baik kamu mengurus Galeri dan perusahaan ...."

Tut!

Gojo mematikan sepihak sambungan telepon

"Dasar orang tua cerewet!" Maki Gojo setelah menutup teleponnya.

°°°

Ujian semester ditahun pertama akan dimulai minggu depan. Hinata sibuk belajar dan mengolah sketsanya sampai deringan handphone membuyarkan fokusnya.

"Halo?" Sapa Hinata

"Lady, aku ingin bertemu" Jawab di seberang dengan suara lemah

"Apa tidak bisa ditunda setelah ujian?" Tanya Hinata

"Tidak. Aku mau bertemu sekarang. Daya hidupku hampir menipis" Ucap nya manja

"Ada apa dengan si dewa mesum ini? Kenapa bicara seperti ini? Apa dia kehilangan akal?" Pikir Hinata melihat nada bicara Gojo yg tidak biasanya.

"Tidak. Jika melakukannya maka daya ingatku menurun" Tolak Hinata

"Hyuga Hinata! Aku sudah berbicara sopan untuk mengajakmu. Namun kau malah menolak. Aku perintahkan untuk datang ke rumahku malam ini. Tidak ada alasan tidak. Karena kau partner ku!" Ucap Gojo dengan nada dingin

Hinata bergidik merinding

"Ya.. Benar. Ini adalah si dewa mesum. Jika suaranya lembut dan sopan. Itu bukan dia. Dia selalu bicara seenaknya dan memerintah sesuka hatinya" Gumam Hinata dalam hatinya

"Baiklah" Jawab Hinata langsung menutup telepon nya.

"Sangat berbeda dengan Sanji" Lirih Hinata mengingat nada bicara Sanji yg lembut.

°°°

KNEEL DOWN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang