16

124 10 0
                                    

Hinata dan Sanji tiba di aula ceremony pembukaan pameran seni milik Eriri.

"Ya Tuhan, ini menakjubkan" Gumam Hinata melihat sekeliling aula.

"Lady, jangan jauh dariku ya" Saran Sanji ke Hinata

"Ok" Balas Hinata dengan semangat

Opening ceremony pameran Eriri dibuka oleh pembawa acara, speech dari Eriri sang kreator dan diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari seluruh tamu undangan

Selesai dengan ceremonial, Eriri berkeliling untuk menyapa tamu undangannya. Sampailah giliran Sanji dan Hinata

"Sanji!!" Panggil Eriri bahagia memeluk Sanji

"Terimakasih sudah datang" Ucap Eriri dengan bahagia

"Tentu saja. Ini adalah pameran pertama temanku" Jawab Sanji tulus

"Oh, siapa ini?" Tanya Eriri melihat Hinata yg tersenyum grogi ke Eriri

"Dia partnerku. Namanya Hinata" Jawab Sanji memperkenalkan Hinata ke Eriri

"Hai! Aku Eriri. Kamu cantik sekali. sangat jarang Sanji membawa wanita ke acara seperti ini" Ucap Eriri menjabat tangan Hinata dan sukses membuat hati Hinata bahagia

"Ah.. Aku Hinata. Selamat atas pembukaan pameran pertama anda" Balas Hinata tulus.

"Hinata adalah fans mu loh.." Ucap Sanji bertujuan untuk menggoda Hinata

"Benarkah?!" Tanya Eriri antusias

Hinata mengangguk sambil tersenyum menggemaskan.

"Terimakasih banyak! Semoga pameran ini memuaskanmu" Ucap Eriri dengan riang Ke Hinata

Sanji, Hinata dan Eriri ngobrol dengan akrab. Sampai seseorang datang dan menyita perhatian para tamu undangan

"Ya Tuhan.. Bukankah itu Tuan Hiryu?" Bisik tamu undangan yg satu dan lainnya

"Benar. Siapa lagi pria yg memiliki rambut panjang berwarna perak" Bisik yg lainnya.

Eriri yg mendengar tamu spesial datang langsung bergegas menyambut nya

"Selamat datang Tuan Satoru. Sungguh kehormatan anda datang ke ceremony pameran saya yg kecil"  Sapa Eriri sopan namun terlihat berhati-hati

"Tuan satoru?" Gumam Hinata bingung

"Ya, selamat atas pembukaan pameran senimu yg pertama" Ucap Satoru Hiryu tak banyak ekspresi.

"Mari Saya antarkan anda ke ruang tamu VIP untuk beristirahat dan menikmati jamuan" Ucap Eriri dengan gestur ramah mengbimbing Satoru Hiryu ke ruang tamu.

Pandangan Satoru Hiryu tertuju ke Sanji yg tak jauh dari tempatnya berada.

Sanji tersentak dengan tatapan Hiryu dan merekat kan rangkulan tangannya ke pinggang Hinata yg membuat Hinata kaget.

"Eh?"

Hiryu melirik ke Hinata yg berdiri disamping Sanji. Membuat Sanji makin meremas pegangan tangannya.

"San.. Sanji.. Ada apa?" Tanya Hinata menahan sakit karena remasan tangan Sanji dipinggang nya.

Hiryu lalu berlalu tanpa menyapa Sanji.

"Sanji?!" Panggil Hinata yg akhirnya menyadarkan Sanji

"Ah! Maafkan aku!" Pekik Sanji menyadari kesalahannya.

"Tidak apa. Tapi kenapa? Siapa orang itu?" Tanya Hinata penasaran.

"Tidak. Kau tidak perlu tau. Tapi kalau orang itu mendekatimu. Larilah" Jawab Sanji dengan wajah serius ke Hinata.

"Eh??"

"Kita nikmati saja acaranya. Mari lihat karya-karya Eriri" Ajak Sanji ke Hinata untuk berkeliling.

"Baiklah" Balas Hinata mengikuti langkah sanji.

Hinata melihat raut wajah sanji. Meski ucapannya lembut namun ekspresi wajahnya masih tegang.

"Sebenarnya siapa orang tadi?" Gumam Hinata dalam hatinya.

°°°
Hiryu duduk di ruang tamu, pelayan menuangkan segelas wine ke gelasnya.

"Saya sungguh berterimakasih tuan sudah menyempatkan waktu untuk datang ke acara saya" Ucap Eriri sopan ke Hiryu

"Tentu saja, aku harus melihat hasil dari investasi ku" Jawab Hiryu dengan acuh sambil menyesap wine nya.

"Kemarilah!" Perintah Hiryu ke Eriri.

Eriri melirik ke pelayan yg ada di ruangan, dan mengisyaratkan untuk meninggalkan mereka berdua.

Eriri duduk disamping Hiryu. Hiryu mengelus lengan Eriri dengan jarinya sambil menopang dagu dan berbicara ke Eriri

"Siapa wanita yg dibawa oleh sanji?"

"Ah.. Dia.. Dia teman sanji" Jawab Eriri gugup

"Aku belum pernah melihatnya"

"Se.. Sepertinya mereka baru ber.. Kenalan. Karena saya pun baru melihat dia hari ini" Jawab Eriri

"Baiklah... Pergilah Sambutlah tamu mu. Aku akan disini untuk beberapa saat" Ucap Hiryu ke Eriri

"Ba.. Baik tuan. Saya pamit untuk menyambut tamu-tamu saya. Jika anda butuh bantuan, pelayan saya akan membantu Anda" Ucap Eriri segan ke Hiryu dan meninggalkan nya.

Hiryu tidak begitu mempedulikan Eriri. Dia asik dengan dunianya sendiri. Entah apa yg dipikirkan Hiryu.

°°°

"Ini sangat indah" Ucap Hinata menikmati pameran lukisan karya Eriri

"Benar, lady bahkan lebih indah" Puji Sanji tersenyum memandang Hinata

Degup jantung Hinata berdetak kencang.

"Jika kau terus seperti ini, aku bisa salah prasangka" Ucap Hinata ke Sanji

"Memangnya kamu berpikir apa?" Tanya Sanji menggoda.

"Ah! Tidak ada!" Jawab Hinata memalingkan wajahnya karena malu. Berharap Sanji tidak menebak apa yg ada di pikirannya.

Eriri datang ke Arah Sanji dan berbisik pelan ke ketelinganya.
Sanji mengernyitkan alisnya seperti kesal dan tidak suka.

"Hinata, kita pulang sekarang" Ucap Sanji Ke Hinata

"Ta.. Tapi.. Aku be... Belum selesai" Jawab Hinata gugup dengan astmosfer yg berubah jadi dingin karena ekspresi mereka.

"Sepertinya Sanji kurang sehat. Pameran ini akan selalu terbuka untukmu. Kau bisa datang datang kapan saja" Ucap Eriri meyakinkan Hinata

"Kau sakit?" Tanya Hinata ke Sanji.

Sanji menganggukkan kepalanya pelan

"Eriri maafkan aku, aku harus pergi lebih dulu. Selamat atas pembukaan pameran pertama mu" Ucap Sanji sekaligus berpamitan dengan Eriri.

"Terimakasih Sanji dan Hinata! Hati-hati dijalan ya" Balas Eriri

Sanji dan Hinata berjalan keluar dari gedung pameran.
Sesampainya di dalam mobil.

"Bagian mana yg sakit?" Tanya Hinata khawatir.

"Hanya tidak enak badan saja" Jawab Sanji enggan ke Hinata

Hinata menangkupkan wajah Sanji dengan tanganya. Memeriksa suhu leher dan dahi Sanji.

Sanji kaget dengan perlakuan Hinata dan jarak wajah Hinata yg dekat

"Tidak demam, suhumu normal. Tapi kenapa wajahmu merah?" Ucap Hinata heran karena melihat wajah Sanji memerah.

Sanji gugup namun mencoba menstabilkan debaran jantung nya.

"Ini tidak baik" Lirih Sanji melepaskan tangan Hinata dari wajahnya.

"Apa? Kenapa?" Tanya Hinata penasaran

"Hatiku, tidak baik-baik saja" Jawab Sanji meraih tengkuk Hinata dan mencium bibirnya lembut.

°°°

KNEEL DOWN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang