10

5 1 0
                                    

Saat jam pelajaran seperti biasa Guru yang sedang menjelaskan dan semua murid yang pokus pada pembelajaran.Tiba-tiba seseorang mengetuk dan membuka pintu hingga pembelajaran terhenti.

"Permisi Pak,minta waktunya sebentar."

"Iya Adit silahkan."

"Selamat pagi semuanya!, maaf mengganggu waktu nya sebentar.kami hanya ingin memperkenalkan Teman-teman kalian yang sedang menjalani hukuman." Ujar Adit didepan kelas. "Silahkan masuk!" Lanjutnya.

Kemudian enam siswa masuk berurutan.

"Silahkan perkenalkan diri kalian!" Perintah Adit pada keenam cowok itu.

"Asalamualaum nama saya joan kusuma,saya kelas 10-1.Saya meminta maaf karna telat dan tidak akan mengulanginya lagi." Ujar Joan,salah satu cowok dari ke enam itu.

Hingga pada cowok terakhir yang menarik perhatian Winna dan Elsa.

"Win bukannya itu cowok yang waktu itu kan?" Elsa berbisik.

Winna tidak merespon dia hanya pokus memperhatikan Rangga.

Rangga maju satu langkah dari barisan.

"Hallo,gwe Rangga-... " Ucapannya terhenti.

"Rangga!" Tegur Adit pada Rangga dengan ekspresi sedikir menyeramkan.

Bukan tanpa sebab Adit menegur,pasalnya Rangga menggunakan kata yang tidak sopan.

Rangga menoleh sepersekian detik dengan ekspresi datarnya.

"Saya Rangga Mahendra,saya tidak akan datang telat lagi." Ujar Rangga singkat.

"Sekian dari kami,ini untuk pembelajaran kita semua dan ini contoh buruk.Tolong jangan dicontoh dan taatti peraturan sekolah.Terimakasi." Tutur Adit, kemudian menoleh pada guru disampingnya "Terimakasih atas waktnya Pak maaf mengganggu pelajaran." Lanjunya sedikit membungkukan kepala pada guru da semua murin.

Diikuti keenam cowok itu,dan kemudian pergi keluar dari kelas.


Jam istirahat seperti biasa Winna dan Elsa makan bareng dikanting.Dengan batagor dan siomay di depannya masing-masing.

Tangannya Winna mengaduk batagor ngasal,tapi matanya menyebar ke sekeliling seperti mencari sesuatu.

"Lu nyari apaan sih Win?" Tanya Elsa.

"Apa?" Winna tidak pokus dan menoleh pada Elsa.

Adit datang dan berdiri disamping Elsa.

"Boleh duduk disini kan?" Tanya Adit sebelum duduk di kursi.

"Dukung aja duduk.Mau disini atau disamping Winna pak ketu?" Ujar Elsa smabil tersenyum mengejek.

"Duduk dimana aja bebas." Ucap Winna.

Kemudian Adit berputar dan memilih untuk duduk disampibg Winna.

Mereka pun pokus pada makanannya masing-masing.

Empat cowok datang dan duduk di samping meja mereka.Rangga dan ketiga temannya itu asik dengan pembahasan mereka.Terdengar samar percakapan ketiga cowok itu, hingga ketawa yang terbahak-bahak.

Winna dan Elsa menoleh kearahku meja disampingnya itu dan begitu juga Adit.

"Tolong bisa pelanin gak suaranya!" Tegur Adit pada keempat cowok itu. "Kalian ganggu kita lagi makan."

Rangga dan ketiga temannya menoleh,ekspresi wajahnya seketika berubah datar saat setelah melihat Adit.Berbeda dengan ketiga temannya yang cengengesan sambil sedikit mengangguk tanda meminta maaf.

"Nanti gwe gak bisa ikut ngumpul." Ujar Rangga pada kedua temannya.

"Kenapa?"ucap Dion bertanya.

"Ada urusan."

"Yauda.Lu jangan keseringan kabur,khawatir gwe sama lu." Kali ini Tango berucap.

"Khawatirin aja diri lu sendiri kue." ejek Reja pada Tango.

"Dih,gwe mah perhatian sama temen." Ucap Tango.

"Dia kagak butuh perhatian lu begooo." Ucap teman satunya lagi menembal.

"Gwe juga khawatir sama lu Ngo." Ucap Rangga.

"Beneran Ga? makasih ya ga lu udah khawatir sama gwe." Tanggo seketika langsung memeluk Rangga dari samping.

"Gwe yakin si Rangga lagi nahan tangannya buat ga nonjok si Tango."

"Tonjok aja Ga kagak usah di tahan." Uhar Reja memprovokasi.

Rangga menyentil dahi Tango, "lepasin bego,"

"Sorry-sorry Ga." Tango sangsung melepaskan pelukannya seraya merapihkan seragam Rangga dengan mengelusnya.

Sementara Winna,Elsa dan Adit hampir menyelesaikan makanannya.

"Gua duluan ya," Winna berdiri. "Mau ke klub lukis dulu." Lanjutnya.

"Winna,alat lukis yang kamu beli kemarin ada di aku sebagian." Ujar Adit.

"Kuas kecil yak?" tanya Winna. "Pantesan aku cari gak ada,ternyata dikamu."

"Iya,nanti aku anterin ke kamu.Di klub lukis kan?"

"Iya."

Tidak sengaja Rangga mendengar percakapan Winna dan Adit,engak tau kenapa perasaannya aneh seakan ada rasa tidak suka dengan apa yang dia dengar.



Setelah Winna beranjak pergi dari kantin,kemudian Rangga juga tiba-tiba berdiri dan pergi.

"Mau kemana lu Ga?"

"Ada urusan," Jawabanya singkat kemudian berjalan pergi.

Kepergian Rangga menarik perhatian Adit, yang diam-diam memperhatikan Rangga.

Saat dijalan menyusuri ruanga-ruangan kelas di pinggir lapangan.Rangga yang melihat Winna berjalan sendirian di depannya,sengaja mempercepat langkahnya agar mendekati Winna.

Tanganya mencolek daun telinga kanan milik Winna,sehingga pemilik telinga itu spontan menoleh ke kanan.Tidak ada siapa-siapa,kemudian saat menoleh ke kiri ada Rangga disamping nya.

"Kurang kerjaan banget sih,"

Rangga tidak merespon ucapan Winna.

"Sengaja banget lu pengen jalan bareng gwe."

"Siapa?" Ucap Rangga.

"Apanya yang siapa?"

"Lu bisa ngelukis?"

"Randem banget sih ucapan lu."

"Tinggal jawab apa susahnya."

"Ya lagian kenapa emng nya kalo gwe bisa ngelukis, Angga?" Ucap Winna kesal, menekan kata Angga pada ucapannya.

"Gak papa bagus."

"Sebenarnya lu mau kemana sih? Sengaja banget kayanya ngikutin gwe." Ucap Winna seraya menghentikan langkahnya.

Rangga hanya merespone dengan mengangkat sebelah tangannya seraya menggerakannya pelan seakan memberi tanda 'dadah' tanpa menghentikan langkah nya yang terus maju ke depan.

"Gak jelas banget tu orang," Ucap Winna ketika Rangga tidak merepon nya dan hanya diam melihat Rangga menjauh pergi.

Kemudian Winna melanjutkan langkahnya menuju ruang kleb lukis.







To be continued ...




True love    (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang