14

2 1 0
                                    

"Win, Dit nanti pulang sekolah beli keperluan buat persami yu?!" Ajak Elsa.

"Aku gk bisa, ada acara dirumah," ujar Adit.

"Lu Win?"

"Gwe juga kayanya gak bisa deh."

"Kenapa?"

"Pokoknya gak bisa,besok aja yak? Atau, lu bareng ayang lu aja."

"Ayang gwe mau putsal nanti sore. "

"Yaudah kamu nonton dia main putsal aja,abis putsal beli keperluannya." ujar Adit memberi saran.

"Iyak juga yak.Adduh pak Ketu pinter banget,sayang kalo gak di miliki tapi gwe nya udah ada yang miliki. Gimana dong?" Elsa memasang muka aneh dan konyol.

"Gak jelas lu," Ejek Winna sambil sedikit tertawa.

"Yaudah aku miliki temen kamu aja ya."

"Adduh pak ketu pelan-pelan ... Liat muka orang nya salting." Ejek Elsa pada Winna

"Apa sih Sa ... Udah,pergi ke ayang lu sana." Ujar Winna perlahan mendorong lengan Elsa.

"Ciee yang mau berduaan."

"Apasih, udah sana hus hus."

Winna sedikit lebih keras mendorong Elsa agar pergi dan berhenti mengejeknya.Sampai Elsa benar benar pergi untuk menemui Ayangnya.

Kini Winna dan Adit sedang duduk di bangku taman di samping lapangan,sambil menunggu bel masuk berbunyi sekitar 20 menit lagi.

"Oiya, kuas kecil yang kemarin kamu kasih ke aku ilang tau."

"Ko bisa?"

"Gak tau, tadi aku cek di loker ruang lukis gak ada."

"Yaudah nanti kita beli lagi aja,"

"Ok," Winna memberikan tanda jempolnya. "Oiya aku juga udah di kasih izin buat ikut persami nanti." Lanjutnya

"Beneran?"

"Iya."

"Yaaah,aku gak jadi ketemu mama kamu dong."

"Kalo mau ketemu ya main aja kerumah."

"Emang boleh?"

"Boleh."

"Ok."

Adit tersenyum gemas,tangan nya mengusap puncak kepala Winna.

Winna terkejut dan menahan salting ketika Adit mengusap puncuk kepala nya, senyum merekah dan pipinya memerah.

Setelah membersihkan badan,Winna membaringkan badannya di kasur melepas penat dan lelah akibat aktivitas nya di sekolah. Matanya terpejam, sampai tiba-tiba dia mengingat sesuatu dan langsung bangun untuk melihat jam di ponselnya.

Menujukan pukul 15:30 Winna langsung bergegas ke lemari untuk berganti pakaian.
Tidak butuh waktu lama,hanya berpakaian celana jeans haig waist dan kaos putih dengan rajut berwarna cream sebagai outter nya.

"Ma aku keluar bentar yak."

Winna berteriak sambil sedikit berlari keluar,sementara mama nya hanya menyaksikan tingkah anak nya dari arah ruang TV.

Dengan napas yang tidak beraturan,Winna menghampiri Rangga yang sedang duduk di bangku depan supermarket.

"Sorry gwe hampir lupa." Ucap Winna susah payah.

Rangga menyodorkan air botol pada Winna.

"Makasih," Ucapnya setelah minum "tunggu ... Ini botol minum bekas lu."

"Nggak bekas itu masih baru, tapi udah gue minum.

"Aaah first kiss gwe," Ucap Winna prustasi.

"Gak papa,gwe gak rabies. Lagian indirect kiss doang" Ucap Rangga santai.

"Yaampun santai banget ngomongnya Angga." Ucap Winna marah.

"Yaudah mau kiss beneran gak?"

"Gak! Jangan macem-macem ya lu!!" Ucap Winna kemudian menutup mulut nya.

Rangga tersenyum gemas melihat tingkah Winna. "Ayo berangkat!" Ucap Rangga sabil melangkahkan kaki menghampiri motornya.

Winna berdiri "sebenarnya kita mau kemana sih.?"

"Buruan naik, nanti juga tau." ucapnya setelah melanjukan motor ke dekat Winna.

"Lu gak bakal nyulik gwe kan?" Tanya Winna karena tidak mendapatkan jawaban.Jadi dia langsung naik motornya.



Sesampainya di tempat tujuan.Rangga memarkirkan motornya di tempat parkiran.Parkiran itu tampak sepi hanya ada satu mobil dan beberapa motor yang juga terparkir.

Winna menyadari dia dimana,tapi pikirannya bingung kenapa Rangga membawanya ke pemakanan.

"Turun!" Ucap Rangga menbuyarkan lamunan Winna.

Winna pun turun dan Rangga memarkirkan motornya kemudian berjalan lurus yang di ikuti Winna. Langkah keduanya pelan menyusuri pemakanan dengan rumput hijau yang berjajar rapih.

"Kita ngapain kisini?" tanya Winna penasaran.

Rangga hanya menoleh tanpa merespone kemudian menggenggam tangan Winna agar berjalan beriringan.

Langkah keduanya terhenti di sebuah makam yang tampak bersih dan buket bunga daisy putih diatasnya.kemudian Rangga melepas genggaman tangan nya dan duduk berjongkok disamping makan itu yang di ikuti oleh Winna.

Winna semakin binggung dengan situasi ini,kenapa Rangga membawanya ke makam? , makan siapa ini?, dan buket bunga daisy itu adalah bunga yang di pegang wanita kemarin.

"Mah,Angga dateng lagi.Angga cuman mau ngasih tau,sekarang dihari ulang taun Angga ada orang yang ngelukis wajah Angga lagi selain mama.Lukisannya sama-sama indah,hanya saja wajah dilukisan ini adalah wajah remajaku.sementara lukisan terakhir mama adalah ketika aku umur 12 tahun.Mah,maaf ya baru ngasih lukisannya sekarang.Aku baru berani untuk dilukis lagi. Yang tenang ya mah,Angga kangen mama." Ucap Rangga kemudian menyimpan kertas lukisanya pada buket bunga daisy didepannya.

Winna terkejut mendengar penuturan Rangga, hatinya tersentu,air matanya tiba-tiba jatuh. Menatap lirih kearah Rangga disampingnya dan sesekali ke arah makan didepannya.

Tangan winna spontan menepuk halus punggung Rangga seolah menguatkan dan merasakan apa yang dirasakan Rangga.Walaupun tidak tau apa yang terjadi,Winna berusaha menenangkan Rangga.

Rangga tidak menangis dia hanya menatap pada makam mamanya itu seolah air matanya sudah habis dan tidak ada lagi yang bisa keluar, tatapannya sangat dalam. Dan kemudian melihat ke Arah Winna dan tersenyum.







To be continued...


True love    (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang