Saat pulang sekolah ban motor Winna kempes lagi,gak tau kempes yang keberapa kalinya.Mungkin ban sepedahnya memang sudah harus ganti.
Saat sedang menuggu sepedahnya,pandangan Winna terpokus pada seorang cowok yang sedang berdiri ditoko bunga,dengan seragam sekolahnya yang masih lengkap dan jaket hitam yang Winna rasa pernah melihatnya.
Cowok itu hanya berdiri mematung,melihat kearah bunga-bunga didepannya.Sampai tiba-tiba seorang cewek keluar dari toko bunga sambil membawa sebuket bunga Daisy putih ditangannya.Keduanya berbalik dan menghampiri motor trail hitam yang terparkir,menaiki motor itu dan melaju entah kemana.
"Cih,bela-belain gak ikut ngumpul sama temen demi bareng ceweknya ternyata." Winna begunam.
"Neng,udah selesai sepedahnya."
Abang tukang bengkel mendorong sepedahnya pada Winna,kemudian Winna mengambil dan seperti biasa memberi uang pada abang bengkenya. Sepertinya,tanpa dia sadari dia sudah menjadi pelanggan setia abang bengkel itu,saking seringnya dia isi angin untuk ban sepedahnya.
Saat dirumah,Winna sedang pokus menatap layar persegi dihadapannya. Sesekali dia senyum-senyum sendiri, sesekali ekspresinya murung sambil bejek-bejek bantal sopa yang dia pegang.Ternyata yang dia tonton drakor favorit nya dan yang dia lakukan adalah ekspresi spontan karna terlalu mendalami cerita yang dia tonton.
"Winna,pergi ke mini market bentar sana! beli saus tomat. Mama lagi bikin spaghetti, sausnya abis nih." Perintah Mamahnya.
"Maah, aku lagi asik nonton ini." Ucapnya sambil memasang ekspresi menyedihkan dan kesal.
"Buruan bentar,nanti lanjut lagi nontonnya. Kan enak nontonnya sambil makan spaghetti."
"Yauda deh."
Dengan sedikit terpaksa Winna beranjang dari sopa dan pergi keluar.
Memakai celana tidurnya yang panjang dan hoodienya,Winna berjalan menuju minimarket.Jarangnya tidak begitu jauh,tapi ya lumayan.Winna berjalan sambil pokus dengan skroll sosmednya.Kepalanya yang ditutup kupluk hoodie berwarna biru cerah yang dia kenakan.
Saat keluar dari minimarket.Matanya teralihkan oleh seseorang yang sedang duduk sendirian dikursi yang ada di depan minimarket itu.
Orang itu Rangga,dia hanya duduk terdiam menatap mie cup didepannya,tidak lupa dengan ekspresi datar yang sedikit mengintimidasi.
Winna menghampiri Rangga.
"Kasian banget mie cup nya,pasti mie nya gak nyaman ditatap kaya gitu,pasti mie nya merasa terintimidasi banget."
"Ngapain lu disini?" Tanya Rangga setelah menoleh pada Winna disampingnya.
"Lu yang ngapain disini sendirian,mana natap mie nya tajem banget lagi."
"Duduk sini!" Ucap rangga sambil menarik tangan Winna agar duduk disampingnya. "Temenin gwe makan."
"Dih,ko gwe? Bukanya tadi sore lu bareng cewek lu, kenapa minta temenin nya ke gwe."
Rangga hanya melirik Winna kemudian kembali melihat ke arah mie didepannya,berniat untuk mengambil mie itu dan memakannya.
"Tunggu!." Winna menghentikan Rangga yang hendak mengambil mie cup didepannya itu.
Entah sudah berapa lama Rangga menatap mie cup nya sampai mie nya sudah dingin,mengembang dan pastinya sudah tidak enak lagi untuk dimakan.
"Lu masih mau makan mie ini?"
"Ya trus gwe harus makan apa?"
"Mie nya udah gak enak,udah dingin,liat nih udah segede gimana ni mie gara-gara lu pelototin dari tadi.Masih mau lu makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
True love (END)
RomanceMencintai seseorang bukanlah kesalahan tapi jangan sampai kita salah memilih orang untuk kita cintai,karna cintai adalah pilihan. Mencintai atau dicintai? Pilihlah orang yg tepat!