Setelah dari bandara Rangga mengantarkan Winna pulang.Seperti biasa Rangga memarkirkan motornya didepan rumah Winna dan ternyata papah Winna sedang duduk di diterlas rumah.
Winna turun dari motor dan memberikan helm pada Rangga.
"Mampir dulu."
"Langsung pulang aja,"
"Ada papa aku lo."
"Gigit gak kalau aku kenalin diri sebagai pacar?" ujar Rangga.
"Emang kamu pacar aku?"
"Eh,bukan ya? Kalau gitu mau gak?"
"Mau apa? "
"Jadi pacar."
"Gak tahu," ucap Winna kemudian beranjak pergi.
"Eh,malah pergi." ucap Rangga kemudian menyusul Winna.
"Pah,"
"Loh dari mana? Papa kira kamu dikamar."
"Apaan orang aku pergi dari tadi pagi."
"Dari tadi pagi? Trus kenapa baru pulang?"
Rangga datang, "hallo om." ucap Rangga.
"Nih,diculik dia." ujar Winna sambil menunjuk pada Rangga.
Rangga kebingungan dengan apa yang sedang terjadi,ekspresinya lucu tangannya terus mengenggol-nyenggol tangan Winna.
Rangga merasa tegang karena ditatap tajam papahnya Winna.
"Kenapa ya om?" tanya Rangga.
"Kenapa baru pulang,pergi dari pagi."
"Kita abis dari bandara om, nganter temen tadi."
"Oh,kennapa kamu gak memperkenalkan nama kamu sama saya?"
Rangga langsung menyodorkan tangannya seraya meminta berjabat tangan.
"Rangga om," ucap Rangga.
Papahnya Winna menjabat tangan Tangga.
"Oh,kamu yang namanya Rangga.Kenapa kamu senyum ke istri saya waktu itu?"
Rangga terkejut dia langsung menyenggol-nyenggol tangan Winna.
"Sa—saya."
"Pah jangan galak-galak sama pacar aku." ucap Winna.
Rangga makin terkejut mendengar pernyataan Winna,tangannya berhenti menyenggol tangan Winna tapi matanya membulat dan kemudian bibirnya mengulum menahan senyum.
Tiba-tiba mamah nya Winna datang.
"Loh ini cowok yang senyum nya manis waktu itu ya." Ucap mamahnya Winna menghampiri Rangga.
Rangga hanya mengangguk dan tersenyum.
"Jangan genit kamu sama istri saya."
"Apa sih pah,jangan di dengerin ya nak Rangga papahnya Winna emang gitu.Posesif."
"Iya tanten."
"Tau nih papah,galak banget sama pacar Winna."
"Kamu beneran sayang sama anak saya?" tanya papanya Winna pada Rangga.
Rangga melihat ke arah Winna, "Sayang om," ucapnya.
"Aduh jadi pengen muda lagi." ucap mamahnya Winna."
"Yaudah nanti kita dauble date,sekalian saya mau ngetes kamu." ucap papahnya Winna kemudian menujuk pada Rangga.
"Siap om,"
"Pertama kamu harus menang lawan saya main catur."
"Siap om."
Winna dan mamahnya hanya tertawa kecil melihat pertikaian kecil antaran pria muda dan pria tua ini.
Rangga tidak terlihat tegang,ekspresi nya sekarang sangat senang,tertawanya sangat lepas.Bahkan sesekali dia tertawa terbahak-bahak ketika membahas sesuatu dengan papahnya Winna.
Sementara Winna memperhatikan dua pria yang dia cintai di depannya,tatapannya hangat dengan senyum merekah dari bibirnya.
Siang harinya saat jam istirahat Winna dan Elsa menuju kantin untuk makan.Saat melihat meja Rangga, Winna langsung menghampiri dan duduk di samping Rangga.
Elsa yang melihat nya hanya bingung dan mengikuti nya.
"Win,kok lu duduk disini sih?" ucap Elsa dengan ekspresi bingung. "Loh Dit,ko lu juga udah duduk disini?" Lanjutnya ketika melihat Adit.
Reja menarik tangan Elsa, "udah ayang duduk aja.Kita juga sama-sama bingung kok." ucapnya.
"Iya nanti udah gak bingung lagi kalo udah di surga" ucap Tango.
"Kalo lo masuk surga itu juga." ejek Dion.
"Iya bener lagi." ucao Reja sambil ketawa.
"Win,lu utang cerita ya sama gwe." ucap Elsa pada Winna.
"Iya,nanti gwe cerita."
"Gitu ya cewek mah,kalo gak cerita sama temen nya di jadiin utang.Lah kita kaum,cowo.Tau-tau udah digeplak aja kalo ada yang salah ngomong pas lagi ada masalh temennya."
"Curhat lu?" Tanya Dion.
"Nyindir gwe lo?" Tanya Rangga.
"Hehe engga bos,kalm-kalm." ucap Tango sambil cengengesan pada Rangga.
"Kamu jangan galak,Angga.Kasihan Tango" ucap Winna.
"Tuh dengerin pacarnya,jangan galak-galak Angga." ucao Tango.
"Iya bener,si Rangga jinak cuman sama Winna doang." ucap Reja.
Adit menahan tawanya mendengar ucapan Reja.
"Ngapain lu ketawa Dit," tanya Rangga.
"Ngakak aja." ujar Adit.
"Sialan." ucap Rangga.
"Udah,makan aja makan."
"Pj nih pj." ucap Tango.
Mereka pun makan sambil asik mengobrol,bercanda dan ketawa.
End.
Terimakasih yang sudah membaca😊
KAMU SEDANG MEMBACA
True love (END)
RomansMencintai seseorang bukanlah kesalahan tapi jangan sampai kita salah memilih orang untuk kita cintai,karna cintai adalah pilihan. Mencintai atau dicintai? Pilihlah orang yg tepat!