"dedek ayo minum susu dulu sini" ucap shani berjalan menghampiri christy yang bermain dengan ikan nya.
"dedek nen yuk" ucap shani mengusap kepala christy lalu duduk disamping christy.
"enggak ci kitty gak mau" ucap christy tanpa mengalihkan pandangannya dari mainan ikan nya.
Semenjak Dian dinyatakan hidup kembali, christy tampak berubah, dia menjadi susah untuk minum asi membuat kakak-kakaknya khawatir christy akan jatuh sakit lagi.
"dedek coba tatap cici sini, cici mau ngomong bentar" ucap shani memangku christy.
"kenapa dedek gak mau minum susu hm?" tanya shani.
Christy menatap shani dengan tatapan polos lalu tersenyum.
"cici mau minum susu haus" ucap christy seperti anak kecil.
Shani mengerutkan keningnya namun tak lama iya mengembangkan senyumnya, dia mengerti kalo christy sindrom Peter nya kambuh.
"sini sini mau mimi ya aduhh gemes banget sih dek" ucap shani lalu membawa christy disofa lalu memberikan apa yang christy mau.
"aww dek jangan digigit sayang.. pelan-pelan ya sayang" ucap shani sambil mengusap pipi christy.
"iyah" ucapnya.
Shani tersenyum melihatnya.
"udah" ucap christy melepaskan nipplenya.
"ehh kok udah? Baru sebentar loh dek sini mimi lagi ya" ucap shani ingin memasukkan nipplenya ke mulut christy namun christy menolak nya.
"halo lagi ngapain nih" tanya Dian menuruni anak tangga.
Shani tersenyum melihat Dian, Dian duduk disamping shani.
"lagi susuin adek" ucap shani sambil mengusap rambut christy yang sedang bermain.
"mau sama mami gak" tanya Dian kepada christy.
Christy menatap shani yang mengangguk.
"sini sama mami" ucap Dian merentangkan tangannya.
Christy pun menghampiri Dian lalu masuk kedalam kepelukanya.
"aduh manja banget sih bayi mami" ucap Dian sambil mencium gemas pipi christy.
"mami ayo main ke taman samping" ajak christy dia turun dari pangkuan Dian.
Dian teringat kalau christy tidak bisa dibiarkan sendiri.
"ayo kita main sama cici juga yuk" ucap Dian diangguki shani.
****
"kak jinan hufh maaf ganggu waktu kalian, itu ee kak zee ngamuk di kelas" ucap siswa tersebut.
Ya mereka sengaja pergi ke sekolah hanya untuk menunggu dan menemani zee takut sang adik terluka.
Jinan membelalakkan matanya, dia pun berlari menuju kelas zee diikuti adiknya yang lain.
"zee jangan kayak gini plis" ucap ashel yang berdiri sedikit dekat dengannya.
Namun zee tidak memperdulikan nya dia mengambil buku dan ingin melempar nya ke siswa disana.
"hei" ucap jinan menahan tangan christy.
Zee berbalik menatap jinan dengan tatapan tajam.
"tania? Gak boleh gak boleh kayak gitu sayang, ayo ikut kakak" ucap jinan namun zee menghempaskan tangannya.
"kak lebih baik digendong aja deh" ucap sisca diangguki jinan, jinan pun menggendong zee ala koala walaupun anak itu memberontak.
Sesampainya di ruang pribadi milik mereka, jinan mendudukkan zee di sofa.
"tania kenapa" tanya jinan.
Zee menatap jinan tajam.
"boleh kakak ketemu zee" tanya sisca mewakili.
Jinan menatap ke3 adiknya.
"yaudah kalau gak mau, mau kakak telepon ci shani" ucap jinan mengambil hp nya dalam saku namun zee menahannya.
"kenapa" tanya jinan.
Zee menggeleng kan kepalanya lalu menutup matanya.
"kak inang" ucap zee dengan menatap jinan sendu.
Jinan dan yang lain bernafas lega, jinan pun membawa zee kepelukanya.
"kenapa hm? Mau cerita gak" tanya jinan lembut sambil mengelus rambut zee.
Terdengar isakan kecil dari mulut zee membuat sang kakak khawatir.
"dek hey kamu kenapa" tanya chika.
"kak inang hiks..hiks" zee melepaskan pelukannya menatap jinan.
"kenapa sayang" tangan jinan mengusap air mata zee yang jatuh.
"zee hiks..capek.." dua kata keluar dari mulut zee membuat ke6 kakaknya khawatir dan panik.
"adek kenapa hm? Bilang sama kak sisca adek mau apa" tanya sisca berjongkok didepan jinan karena zee dipangkunnya.
"adek boleh cerita? Ayo adek bilang sesuatu sayang" ucap cindy.
Zee menunduk.
"ta-tania hiks..tania marah sama a-aku hiks..kak, ci hiks..zee capek lawan dia hiks..sakit..hiks..hiks" ucap zee.
"kak kita pulang aja yuk aku gak tega" ucap sisca.
"iya kak" sahut chika.
Jinan mengangguk, dia menggendong zee, feni membawa tas zee mereka pulang ke rumah.