10. Permintaan

447 67 28
                                    

Menyusuri ruangan yang ada dirumahnya, dia rasa sedang tidak ada siapa-siapa selain pekerja dirumah. Abi Nabila sudah dipastikan sedang bekerja, lantas Uma?? Pergi kemana dia??

Nabila sepulang lari pagi dengan kekasih malah matanya semakin membengkak, tidak bengkak bagaimana jika dimalam hari sampai terakhir tadi saja dia tetap menangis meratapi hubungan kedepannya akan bagaimana.

Tidak ambil pusing, Nabila bergegas untuk membersihkan badannya yang memang sudah sangat lengket. Tampa memperdulikan matanya nanti, toh dia akan memakai kaca mata hitam ke kantor, simple bukan??

Memandang cermin, memaksa dirinya harus tersenyum, bukan so kuat tapi mau bagaimanapun dia tidak mau orang lain tau masalahnya.

"Nabila Wulandari kamu bisa, fighting" Ucap Nabila menyemangati dirinya sendiri.

Nabila meninggalkan kamar ternyamannya dan berlalu ke perusahaan parfum miliknya.

Dilain cerita sudah ada Rony dan juga Abi yang tengah menghabiskan kopi yang sudah di pesannya tadi. Perasaan tegang menyelimuti diri Rony, dia sangat sadar orang tuanya dan orang tua kekasihnya menolak hubungan mereka jika masih sama-sama memeluk agama masing-masing.

Mereka sama sekali tidak menyebutkan Rony harus ikut Nabila, ataupun Nabila harus ikut Rony. Mereka sama sekali tidak membicarakan itu tapi mereka terus-menerus meminta mereka berpisah kalau saja status mereka masih sama yaitu beda agama. Trus apa yang mereka maksud?? Haruskah dari salah satu kami harus ada yang mengalah?? Ayolah agama bukan hal untuk bermain-main. Keyakinan harus ada didiri manusia karna rasa percayanya, bukan karna keadaan apalagi paksaan.

Situasi yang masih sama dan terus terus sama. Apa mungkin memang berpisah adalah hal yang baik untuk mereka??

"Apa yang sebenarnya pengen Abi bicarakan sama Abang" Ucap Rony membuyarkan keheningan diantara mereka.

Abi Nabila bernapas sangat berat sehingga bisa dirasakan oleh Rony. Sama halnya dengan Abi, hal ini sangat sensitif untuk setiap orang yang sedang mengalaminya.

"Abi rasa kamu ngerti dan paham akan pembahasan yang ingin sampaikan" Jawab Abi yang mendapat anggukan dari Rony.

"Bang, Abang percaya Abi sayang sama Abang layaknya seorang Ayah ke anaknya?? " Tanya Abi yang mendapat anggukan kecil dari Rony.

"Abang sudah Abi anggap anak sulung Abi. Dulu pas awal-awal nikah sama Uma, Abi  selalu ngomong kalau Abi pengen anak pertama Abi laki-laki. Tapi ternyata perempuan, Abi gak kecewa, Abi tetap mencintai Nabila dengan sangat penuh cinta. Pas Abi ketemu Abang, Abi dibuat flasback ke awal-awal nikah, Abi seneng banget ternyata Abi punya temen ngobrol, temen maen ps, temen shearing bisnis dan lain-lain. Abi seneng banget, meskipun Abi udah punya Abang Gaza tapi Abang Rony tau sendiri dia masih sangat kecil buat diajakbhal-hal selain bermain "

"Bang" Ucap Abi terjeda beberapa menit.

"Abang mau kan jadi anak Abi??" Tanya Abi dan langsung di balas dengan anggukan yang sangat kenceng.

"Abi ngomong apasi, Abi tetep Abinya Abang, Abang seneng punya ayah dua ko. Abang bakalan tetap jadi anak sulungnya Abi yahh, jangan ngomong gitu" Jawab Rony.

"Meskipun Abang gak nikah sama Nabila?? Abang maukah jadi anak Abi?? " Tanya Abi sekali lagi memastikan.

Rony seketika terdiam, apa yang di maksud dengan Abi Nabila ini?? Dia tidak mungkin mengucapkan secara terang-terangan atas ketidak setujuan hubungan mereka bukan?? Apa maksudnya??

"Mak-maksud Abi?? " Tanya Rony terbata-bata.

"Abi nyuruh Abang buat jauhin Kaka" Ucap Abi pelan tapi masih bisa di dengar oleh Rony.

Amin Yang Sama (Kalah Start Season II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang