Restu itu penting. Bukan tentang siapa yang menjalankan kehidupannya, tapi tentang posisimu sekarang apa. Kalau anak, maka yang didengar adalah orang tua, kalau istri yang di dengar suami.
Jangan pikiran nanti, tapi pikirkan sekarang yang tengah terjadi agar kedepannya tak menyesali.
Anak adalah tanggung jawab orang tua, ketika orang tua masih dalam perannya jangan pernah menyakiti hatinya, jujur saja tidak ada yang mau memikul beban besar atas dosa apa saja yang ditanggung orang tua karna anaknya. Kalian paham apa yang sedang di bicarakan??
Tidak ada orang yang mau menanggung dosa orang lain sekalipun anaknya, tapi mereka sang ayah tepat harus menanggung semua itu. Hadirlah sebuah tanggung jawab, hadirlah sebuah didikan dalam rumah, hadirlah kasih sayang, hadirlah ketulusan itulah orang tua meskipun tidak dipinta tapi mereka dengan ridho dan ikhlas menjalankan semuan untuk anaknya.
Lantas ketik mereka meminta restu tapi tidak mendapatkannya apakah sebagai anak pantas mendapat ujaran kebencian??
Percayalah orang tua selalu ingin yang terbaik untuk buah hatinya, meskipun pilihan mereka tidak menuntut salah atau benar tapi mereka berusaha menginginkan kebaikan untuk anaknya. Percayalah.
Lantas apa yang mesti dilakukan??
Larangan Abi dan Uma tentunya mempunyai alasan jelas. Bukan hal kecil kenapa Nabila tidak mendapatkan restu atas hubungannya.
"Abi dan Uma gak setuju bukan kami gak sayang sama kamu nak, percaya sama Abi"
"Nak dulu Mamah pernah di posisi kaka dan apa yang di lakukan Abi dulu sama kaya Abang" Ucap Uma.
"Maksudnya?? " Tanya Nabila tidak mengerti arah pembicaraan kemana.
"Sebenarnya Abi dan Mamah gak mau bahas tentang ini lagi, tapi situasinya sekarang beda"
"Bii, boleh Mamah kasih tau kaka tentang Abi dulu?? " Tanya Uma ke Abi.
Nabila semakin tidak mengerti apa yang dimaksud mereka, apa yang sama dari kekasihnya dengan sang ayah apa??
"Boleh Uma"
"Dulu Abi sama seperti Abang memegang agama Kristen sebelum kenal Mamah, Abi Mualaf kak" Ucap Uma hati-hati.
"Hah"
"Mualaf?? "
"Beneran Bi?? " Tanya Nabila menyakinkan.
"Iya nak, Abi mualaf dan Abi bersyahadat di depan keluarga nenek kakek kamu dan juga Uma"
"Ko bisa Bi?? Ko kaka baru tau" Ucap Nabila.
"Abi sengaja menyembunyikan semuanya bukan karna apa-apa sayang, cuman Abi pengen hijrah benar-benar. Biarlah masa lalu menjadi sebuah pelajaran untuk Abi saja"
"Kalau boleh kaka boleh tau, apa yang membuat Abi jadi mualaf?? " Tanya Nabila.
"Jujur awalnya Uma nak"
"Tapi Abi sempet dapet bimbingan dari ustadz di sana dan jadilah Abi sekarang, Abi masuk islam karna Allah yang ngasih hidayah, alhamdulillah"
"Trus proses Abi masuk islam gimana?? " Tanya Nabila.
"Nanti Abi cerita lagi yah, Abi sekarang ada perlu dulu. Kaka sama Uma dulu" Ucap Abi berpamitan ke anak dan istrinya.
Setelah Abi sudah benar-benar pergi dari hadapannya sekarang giliran Uma yang bicara terhadap putri pertamanya.
"Nak, Mamah sangat tau Abang itu baiknya luar biasa"
"Mamah juga tau kalau Abang bisa jadi kepala keluarga yang sangat baik"
"Mamah tau juga Abang sangat bertanggung jawab untuk apapun itu termasuk kepada kaka"
"Cinta dan sayang Abang ke kaka aja udah Mamah liat sendiri dengan mata kepala Mamah"
"Tapi nak" Ucap Uma terjeda karna sedih ragu.
"Tapi?? " Tanya Nabila.
"Tapi kalau Kaka mau berumah tangga dengan orang yang beda agama, Uma tidak setuju meskipun Abang orangnya, Mamah punya alasan nak"
"Mamah gak mau Kaka menyesal nanti, Mamah gak mau kaka nanti ngerasain ibadah sendiri tanpa ada orang yang nemenin, mungkin itu hal biasa karna sekarang saja kalau kaka sedang di luar ataupun kerja kaka solat sendiri. Tapi bukan itu maksud Mamah"
"Nak, menikah itu bukan tentang dunia saja. Akhira-pun harus kaka pikirin"
"Kaka mau berjodoh sama Abang di dunia aja?? "
"Kaka gak mau ketemu sama jodoh kaka di akhirat juga?? " Tanya Uma.
"Bukannya kita selalu berdoa tentang dunia dan akherat nak kalau menyangkut jodoh?? "
Nabila hanya diam, dia mendengar dan mencerna setiap kata yang diucapkan oleh orang tuanya itu. Banyak sekali tamparan yang Nabila sadari. Sakit rasanya.
"Nak"
"Percayalah Uma sangat sayang sama Abang, pasti Abi dan ade-ade kamupun sama sayangnya. Dan kalau Mamah boleh nawar, mamah pengen sekali punya menantu kaya Abang Rony"
"Mamah tau gimana sayangnya Abang, baiknya Abang, tanggung jawabnya Abang, setianya Abang, kerja kerasnya Abang, dewasanya Abang, Mamah tau. Tapi ini kamu nak, kamu adalah anak Mamah, Mamah gak mau kaka nantinya menyesal"
"Mamah mungkin hanya bisa ngasih saran dan juga penolakan atas keinginan kamu. Tapi semua keputusan ada di kaka"
"Mamah gak mau kalau nanti kaka jadi nikah sama Abang dengan perbedaan kalian Mamah rasa Mamah gak akan kuat kalau liat kaka dengan status istri orang tapi berjalan kemesjid sendiri, kaka solat idulfitri sendiri, kaka puasa sendiri, kaka umroh sendiri padahal kaka punya suami dan mungkin Abangpun akan sama halnya dengan kaka nanti yang harus ke gereja tanpa istrinya. Mamah gak bisa liat itu nak" Ucap Uma yang sudah sangat menangis.
"Mamah gak mau cucu mama sampe harus milih agama mana yang harus mereka anut"
"Mamah gak bisa nak, maaf" Ucap Uma yang sudah tidak tahan menahan sesak di dadanya.
"Mamah sayang sama Abang, Mamah udah anggap Abang seperti anak Mamah juga, tapi kalau tentang ini Mamah rasa Mamah gak bisa nak"
"Mamah gak mau nanti kaka nyesel"
Nabila yang memang sudah sama-sama menangis dengan sang Mamah langsung memeluknya. Menangis bersama sama bukanlah hal yang menyedihkan. Tapi saling melepas kesedihan dan menguatkan satu sama lain tidak ada salahnya.
Setelah merasa dirinya tenang Uma Nabila melepaskan pelukan sang anak dan menghapus sisa-sisa air mata yang masih berjatuhan.
"Jangan nangis lagi, kaka kuat, kaka bisa, Mamah sama Abi pasti suport keputusan kamu nantinya"
"Kaka sekarang banyak-banyak berdoa sama Allah, minta petunjuk, kaka istikharah, kaka pasti bisa buat keputusan yang sangat baik dan tepat"
"Kalau ada apa-apa masih ada Mamah sama Abi, jangan sungkan yah nak, Mamah sayang Kaka. Sekali lagi maafin Mamah sama Abi yah" Mengecup kening Nabila lalu meninggalkannya.
Nabila benar-benar bingung sekarang, harus bagaimana sekarang??
_______________________________________________________
Sen, 25 Des 2023
*Kalau kalian di posisi Nabila mau gimana??
*Kalau ada salah-salah kata tolong kasih tau yah, takut soalnya:(
*demi kalian:(
*Terimakasih yang udah follow ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Amin Yang Sama (Kalah Start Season II)
Fiksi Remaja,18 Desember 2023 Cerita Fiksi Aku tidak pernah berfikir untuk menjatuhkan hatiku secepat mungkin, sampai bertemu dengan laki-laki yang pada pandangan pertama saja sudah kukatakan salah. Karna dengan jelas perbedaan kita sangat tampak nyata, aku yan...