14. Palestina

472 70 41
                                    

Palestina adalah tempat yang Rony pilih untuk menenangkan hati dan pikirannya. Mungkin kali ini pemikirannya sangatlah berbeda. Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini banyak sekali peperangan yang terjadi di jalur Gaza Palestina.



Bukan pemikiran orang biasa, Rony malah berpikir kalau saja pikirannya tengah berperang maka raganya juga ingin ikut berperang.



Jangan salah paham dulu, Rony haya seorang relawan membantu pengungsi yang ada di sana dia tidak sama sekali terjun langsung ke tempat peperangan itu terjadi.




Tapi siapa tau bukan?? Tempat yang menjadi pengungsian bisa saja di serang oleh lawannya?? Kita tidak pernah tau sama sekali.




Ini adalah 2 minggu Rony berada di sana, hanya beda dua hari setelah pemberangkatan Nabila ke Mesir Rony memutuskan pergi ke Palestina untuk membantu orang-orang yang membutuhkannya.




Rony meningalkan pekerjaannya, memundurkan jadwal pembukaan perusahaannya, meminta cuti kepada agensi yang memang masih kontrak beberapa bulan lagi saja, hanya kuliah yang masih dia kerjakan dalam bimbingan onlinenya.



"Bang Hel aman makanan?? " Tanya Rony pada partner relawan yang sama-sama di Indonesia.

"Aman Ron, kayanya tinggal obat-obatan aja deh. Coba tolong tanyain ke Amira" Ucap Heldan.

"Yaudah gua ke posko dulu yah, mau tanyain obat-obatan" Jawab Rony.

"Oke Ron, nitip salam buat Amira dari Abang Heldan Al-farizzi" Ucap Heldan tertawa.



Heldan Al-Farizi adalah relawan seperti Rony, mereka beda 2 tahun dari Rony. Seangkatan dengan Syakill putra Kiyai yang Nabila kenal di Mesir.




Heldan adalah pengangguran diusianya tapi dia terbilang pinter karna telah menyelesaikan kuliahnya di S3, Heldan sendiri anak tunggal kaya raya yang mempunyai banyak perusahaan untuknya kelak jadi tidak berpengaruh nganggur atau engga saat ini dia tetap bergelimang harta. Heldan bukan seorang pemalas, sehari setelah wisudanya Heldan pergi ke Palestina untuk menyalurkan rasa empatinya sebelum dia akan disibukan dengan pekerjaan yang sudah disiapkan oleh orang tuanya.




Heldan tidak ingin hidupnya sia-sia, ketika kita masih bisa membantu orang yang kesusahan kenapa tidak dibantu. Hidup hanya sekali, manfaatkan sebaik mungkin, itu hal yang Heldan pegang dan keluarganya tidak melarang sama sekali sekalipun permintaan kali ini cenderung membahayakan anaknya.

Lanjut.




Ditempat lain Rony sudah di posko dokter-dokter itu berada. Niat dari awal Rony menanyakan perihal obat kepada Amira. Dokter asli dari Palestina yang memiliki kemampuan berbagai bahasa.




Kita pake bahasa Indonesia aja ya guys biar gak ribet wkwkwkw.




"Amira hey" Teriak Rony.

"Hai Ron, ada apa?? "

"Aku mau menanyakan stok obat yang ada di posko"

"Oke nanti aku cek yah, tapi sebelum itu bantu dulu yuk"

"Ini ada sembako, sama kebutuhan lainnya supaya gak numpuk disini" Ucap Amira.

"Dengan senang hati" Ucap Rony dengan senyum manisnya.




Rony membantu beberapa box dan dus dari berbagai negara yang mengirim bantuan ke Palestina. Rasanya tidak pernah menyesal Rony memutuskan untuk pergi kesana.





Menemukan hal yang baru, melihat anak kecil yang masih tertawa ceria padahal yang mereka alamin jauh dari kata cukup karna rumahnya sudah hancur di bom, orang-orang yang masih semangat dalam belajar agama ataupun belajar memegang senjata perang dengan tempat dan alat seadanya, dan satu lagi Rony bertemu dengan Haldan dan Amira yang membuat dirinya tidak merasa sendirian.




Amin Yang Sama (Kalah Start Season II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang