Prolog

97 16 5
                                    

-Los Angeles

Mobil hitam bergaya klasik berjalan keluar dari gedung besar milik salah satu pengusaha sukses di kota. Di balik kemudi terdapat seorang lelaki tampan dan perempuan cantik di sebelahnya. Struktur wajah yang sempurna melekat pada keduanya membuat orang yang melihatnya akan jatuh cinta dan iri.

"Dengar! Gua ke sini untuk liburan jadi jangan nyuruh gua untuk lakuin pekerjaan lo." Ucap lelaki itu memecahkan keheningan diantaranya.

Tersenyum mendengarnya perempuan itu mencubit pipi adik Laki-lakinya dengan penuh kasih sayang.

"Gua nggak akan nyuruh lo melakukannya kali ini, tapi lo harus nemenin gua berlibur. Gua sangat rindu adik tampan ku." Terlukis wajah yang begitu bahagia dan bersemangat.

Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama, bahkan hanya untuk mengobrol santai. Tentu saja Lyodra tidak akan membuang kesempatan ini begitu saja. Lyodra hanya bisa mengobrol dengan Prince ketika mereka bertemu. Di samping karena ia sibuk Prince yang hampir tidak pernah membalas ataupun mengangkat telfon dari Lyodra.

Setelah beberapa menit melewati kepadatan lalu lintas akhirnya mobil itu memasuki pekarangan rumah yang cukup luas. Lyodra dan Prince tampak keluar dari mobil lalu bergegas masuk kedalam rumah.

Granit motif abstrak warna cokelat yang menghiasi lantai seketika menyita perhatian begitu memasuki rumah. Dinding dan langit-langit warna putih bersih sengaja semakin menonjolkan motif granit. Corak cokelat lantai lalu berpadu cantik dengan warna tirai serta furnitur yang senada. Atmosfer mewah nan elegan menyambut siapapun yang datang.

Terlihat dari jauh meja makan yang rapi nan cantik seperti akan di adakan jamuan malam yang spesial.

"Sekarang Gua percaya lo rindu banget sama gua." Prince mendekati meja makan kemudian menyenderkan tubuh di sudut meja dan tersenyum pada Lyodra.

"Atau mungkin bukan gua yang menyiapkan semua itu, tapi ayah." Lyodra menaruh tasnya di meja kemudian mendekati Prince.

"Ayah? Sulit dipercaya, kenapa ayah menyiapkan semua ini.  Lo yang minta?" Tentu Prince tidak akan percaya begitu saja.

"Tentu saja ayah juga rindu sama lo. Lo juga tahukan gua bisa melakukan semuanya sendiri tanpa harus meminta darinya." Ucap Lyodra meyakinkan Prince.

"Bagus kalian sudah di rumah." Mata Lyodra dan Prince menoleh ke arah suara pria itu, terlihat dua pria yang berpakaian rapi mengarah menghampiri keduanya.

"Rachel Refalnie, Putri dari Malvin teman baik ayah. Sejauh ayah mengenalnya dia gadis yang sangat baik dan tampak sempurna untukmu. Ayah sudah mengundangnya untuk makan malam bersama. Kalian bisa berkenalan dan jika Kalian merasa cocok kita bisa mengadakan tunangan di liburanmu tahun depan." Salah satu pria itu memberikan beberapa foto gadis cantik kepada Prince.

"Ayah harap kamu mengerti. Kalian punya waktu 2 jam untuk bersiap, tolong tanggapi ini dengan serius." Lanjutnya, menepuk pundak Prince kemudian meninggalkan keduanya.

"Lihat seberapa jauh ayah mikirin masa depan lo. Bahkan sekarang memberi tawaran gadis cantik ini." Lyodra mengambil salah satu foto itu dan menatapnya dalam.

Melihat Prince hanya diam menatap foto di tangannya, Lyodra menaruh foto yang ia pegang kemeja makan kemudian meninggalkannya sendirian.

Prince mengangkat foto itu sejajar dengan wajahnya dan menunjukkan senyum yang entah apa maksudnya.

"Rachel? tidak buruk, tapi ini akan sangat buruk." Prince meninggalkan semua foto itu di meja sambil tercengir.

"Arghh. Apa gua harus jadi pria sempurna sekarang? yang benar aja." Prince mengacak acak rambutnya frustasi. Seperti punya feeling yang tidak baik.

Masa Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang