23. In My Condition, I Don't Wanna Be Alone.

1.3K 231 35
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komennya weyyy.

***
Setelah dari pertandingan kemarin, Soobin sih ya biasa aja sebenarnya, lagipula mau melakukan apa juga walaupun dia dan anak-anak ekskulnya memenangkan pertandingan.

Setidaknya anak-anak yang ikut menonton tidak berakhir kecewa sih, karena dapat menonton pertandingan dengan hasil yang memuaskan untuk pihak sekolah juga.

Pacarnya itu kembali sibuk dengan pekerjaannya dan izin dari sekolah, berbeda dengan Soobin yang memilih untuk meletakkan kepalanya di atas meja.

Perasaan dia bermain volinya kemarin, tapi badannya baru terasa pegal hari ini.

Baru datang ke sekolah aja, dia sudah pegal duluan, ini masih pagi lho.

Harusnya dia bawa patch sih, biar dia langsung letakkan ke tangan dan kakinya sekalian.

"Pagi-pagi sudah ada yang pegal aja nih."

Soobin mendongakkan kepalanya saat melihat ada Rui yang baru saja datang tersebut.

Cowok itu selama sekelas sama Soobin jarang ngomong sama dia sih, tapi setelah kena hukum saat itu, mereka jadi sering bicara.

Lagian cowok itu juga ikut menonton kan kemarin?

"Tau darimana kalau aku pegal?" tanya Soobin sambil bertanya ke Rui yang mengangkat bahunya.

"Hanya menebak sih, emangnya salah?"

Soobin menggelengkan kepalanya, cowok itu memang benar kalau tubuhnya terasa pegal saat ini.

"Nih patch," ucap Rui yang dari tadi memang mencari sesuatu di dalam tasnya.

Mengingat cowok ini memang seorang anggota kesehatan sekolah sih, jadi di tasnya bisa aja ada barang-barang yang lain juga termasuk obat.

"Kamu seperti kotak obat berjalan."

"Gaklah, pakai sana," balasnya sebelum dia berjalan pergi ke mejanya.

Soobin juga sudah berterima kasih sebelumnya setelah menerima patch yang diberikan oleh temannya itu.

Saat sedang memakai patch dia melihat ada Yujeong yang baru saja datang ke kelas, ekspresinya agak jauh lebih baik dari kemarin, karena kemarin cewek itu seperti gak ada tujuan hidupnya.

"Mau aku pakaikan?" tawar Yujeong saat melihat Soobin yang kesusahan meletakkan patch di belakang lengannya itu.

"Eh enggak, aku bisa pakai sendiri," balas Soobin sambil memakai patch tersebut.

Yujeong hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, dia segera memainkan handphonenya.

Cewek ini tampak biasa aja, apakah keuangan orang tuanya sudah baik-baik saja?

"Temanmu mana?"

"Mereka akan menjadi temanku lagi kalau uangku sudah sebanyak dulu," jawab Yujeong yang menurunkan handphonenya untuk menoleh kearah Soobin yang baru saja menanyakan hal tersebut kepadanya.

"Lalu uang sekolahmu? Orang tuamu menyisihkan uangnya untukmu?"

"Tidak, aku tidak akan minta uang dari mereka, lagipula pihak sekolah sudah menyetujui persyaratan untuk aku mendapatkan beasiswa," balas Yujeong yang tampak tidak memperdulikan tentang dirinya yang benar-benar di anggap jatuh miskin oleh anak sekolahan ini.

Dia sudah bisa lulus dari sekolah saja sepertinya akan sangat bersyukur untuk sekarang.

Masalah keuangan sekolahnya juga sudah selesai, tinggal dia saja yang harus tetap konsisten dengan nilainya, karena itu dia gak akan mau ikut campur masalah orang tuanya.

Won't Go Home Without You -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang