Cho Yeji, perempuan berusia dua puluh tiga tahun itu berjalan di lorong apartemennya dengan surai yang tertiup angin malam, setelah selesai perkuliahan ia lanjut bekerja part time di cafe dan kini waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Dengan tangan yang menenteng makan malam dan camilan, sebetulnya Yeji tak perlu capek-capek bekerja part time karena ayah dan ibunya masih ruting mengirim uang saku tapi Yeji terlalu bosan jika sepulang kelas ia harus berdiam diri di apartemen yang ia tempati sendiri.
Setelah jemarinya mengetik angka pintu itu terbuka, keadaan didalam begitu gelap dan sunyi, jarinya memencet tombol lampu yang berada dekat dengan toilet, setelahnya ia berjalan masuk dan meletakkan tasnya asal pada sofa single dengan selimut diatasnya.
Setelahnya ia mulai menanggalkan satu persatu pakaiannya sehingga tubuhnya sudah polos tak berbenang, dengan surai yang ia ikat kemudian ia masuk ke dalam toilet.
Sambil tubuhnya di guyur air bersih Sera bernyanyi sebisanya, rasanya semua lelah dan pusing nya luruh begitu saja ketika air membasuh tubuhnya, SAiera melewati sesi keramas karena ini sudah jam sepuluh malam ia tidak ingin terkena flu.
Selama sepuluh menit ia habiskan di dalam toilet kemudian kini tungkainya berjalan kearah lemari dan menarik setelan piyama celana pendek itu, matanya sudah sangat mengantuk ia memaksakan terbuka karena perutnya begitu lapar.
Baru saja sesuap nasi dan sepotong ayam goreng masuk ke dalam mulutnya namun suara bel pintu terdengar disusul suara gedoran lemah.
"Aish siapa lagi yang bertamu di jam istirahat ini." dengan langkah gontai Yeji berjalan kearah pintu, sebelumnya ia melihat di layar monitor siapakah gerangan yang menggedor pintunya.
Bisa ia lihat seorang laki-laki bersandar lemah dengan tubuh yang memakai hoodie hitam, Yeji membuka pintu yang mana tubuh laki-laki itu langsung limbung dan terjatuh di pelukannya.
"Ya! Kenapa?" tanya Yeji begitu laki-laki bongsor yang bernama Yang Jungwon itu langsung menubrukan tubuhnya pada Yeji.
"Rindu rumah," bisik Jungwon pelan di ceruk leher Yeji, membuat sang pemilik leher memaki dalam hati.
Yeji berjalan mundur dengan tubuh Jungwon yang masih mendekap erat tubuh Yeji yang menjadi begitu mungil, setelah mereka benar-benar masuk Yeji baru membalas pelukan Jungwon sambil menepuk punggungnya.
Yeji paham bagaimana rasanya merindukan suasana rumah tempat ia tumbuh, tapi saat ini Yeji sudah terbiasa karena ini tahun kedua ia tidak tinggal dirumah lagi, sedangkan Jungwon baru setengah tahun tinggal sendiri di unit sebelah apartemen Yeji.
Jungwon adalah adik tingkatnya di kampus, Yeji melihat Jungwon seperti adiknya sendiri kendati sesekali perasaan yang lain datang merayapi relung dadanya — bagaimana tidak Yang Jungwon yang berada dua tahun dibawahnya ini begitu tampan dan memiliki tubuh yang sempurna.
Bahu lebar dan tinggi badan yang membuat laki-laki Yang itu jauh lebih tampan, sejak perasaan itu muncul Yeji berkali-kali menyadarkan dirinya jika Jungwon anak baik-baik, bisa dilihat dari penampilan dan circle teman kampusnya yang anak-anak rajin semua.
"Noona lelah tidak?" tanya Jungwon lalu melepaskan dekapan eratnya beralih berdiri di hadapan Yeji dengan wajah murung.
"Lelah, aku baru saja ingin makan malam." ucap Yeji jujur, membuat Jungwon merasa bersalah.
Yeji berlalu kembali duduk di kursi sambil menyuapi sesendok nasi, Jungwon berjalan mendekat kemudian menarik kursi tepat di samping Yeji, matanya melirik sebentar kearah Jungwon sebelum tangannya menyedok nasi dan berhenti di depan bibir Jungwon.
"Belum makan kan?" tanya Yeji yang langsung dihadiahi anggukkan kepala oleh Jungwon yang tengah mengunyah nasi dan ayam itu.
"Aku mau kimchi," pinta Jungwon yang langsung Yeji turuti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed, ENHYPEN
Fanfic[ 🔞 Enhypen one-shot ] Butterflies in stomach. oce, 2023.