Paul

588 53 6
                                    

Nabila dan Rony sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus dengan naik sepeda motor Rony.

Hari ini mereka memutuskan untuk naik sepeda motor Rony saja karena jalanan sedang macet. Biasanya kemanapun mereka, selalu naik mobil Nabila.

"Pa, ma. Nabila sama Rony berangkat dulu ya." kata Nabila dari depan pintu gerbang.

Setelah itu, ia yang sudah menggunakan helm langsung naik ke sepeda motor.

Rony pun menancap gas menuju kampus mereka yang menempuh perjalanan selama 20 menit. Selama perjalanan ke kampus, Nabila dan Rony hanya bercerita-cerita saja di atas sepeda motor.

Sesampainya di kampus, Rony lebih dulu mengantar Nabila ke fakultas ekonomi.

"Makasih ya, Ron." kata Nabila sambil memberikan helm yang ia gunakan kepada Rony.

"Ok, Bil." jawab Rony langsung berlalu dari hadapan Nabila.

Nabila pun masuk ke kelasnya untuk mengikuti perkuliahan pagi ini.

***

"Hai, Bil." kata seorang pria yang menyapa Nabila.

"Hi, kak." jawab Nabila sambil tersenyum.

Pria itu bernama Paul. Ia adalah senior Nabila di jurusan manajemen. Paul adalah salah satu mahasiswa hits di fakultas ekonomi karena wajahnya yang tampan dan ayahnya adalah seorang businessman terkenal.

Sejak maba, Paul sudah mendekati Nabila namun sampai sekarang mereka belum juga jadian karena Paul belum juga menembak Nabila, tetapi Nabila sudah menanti-nanti saat dimana Paul akan mengatakan cinta kepadanya.

"Nab, hari ini kamu sibuk nggak?" tanya Paul langsung duduk di samping Nabila yang hanya sendirian di kelas karena sedang jam istirahat.

"Nggak sih, kak. Hari aku cuma kuliah doang sampe sore." jawab Nabila.

"Nanti kamu pulang bareng aku ya???" Paul mengajak Nabila untuk pulang sama-sama hari ini.

"Aduhh gimana ya, kak. Tapi aku udah biasa pulang bareng temenku." jawab Nabila karena ia memang sudah biasa berangkat dan pulang kampus bersama dengan Rony.

"Bilang aja, kamu hari ini pulang bareng aku, Bil." ujar Paul masih membujuk Nabila.

"Yaudah deh, kak. Nanti aku chat dia buat ngabarin." Nabila akhirnya setuju untuk pulang bareng Paul hari ini. Nabila pun segera menchat Rony untuk memberitahu bahwa ia ingin pergi keluar dengan temannya.

Pukul 16.00

Nabila sudah selesai kuliah dan ia langsung menuju parkiran karena Paul sudah menunggu Nabila di parkiran.

Tokkk...tokkk...tokkk

Nabila mengetuk kaca mobil Paul, Paul yang melihat Nabila pun langsung membuka pintu mobilnya. Nabila lalu masuk ke dalam mobil Paul dan duduk di samping Paul.

"Sebelum pulang, kita jalan-jalan dulu. Gimana, Bil?" tanya Paul.

"Boleh, kak." Nabila setuju untuk jalan-jalan dulu bersama Paul sebelum pulang ke rumah.

Paul membawa Nabila ke salah satu cafe favoritnya yang agak jauh dari rumah Nabila. Mereka ke cafe itu hanya untuk makan dan ngobrol-ngobrol saja sampai tidak terasa sudah jam 8 malam.

Sementara Rony yang sudah sampai di rumah sejak jam 5 sore, sudah mulai merasa gelisah karena Nabila belum juga pulang.

"Ron, Nabila pergi sama siapa sih tadi???" tanya Yati kepada Rony yang sedang membantu ibunya menyiapkan makan malam di dapur.

"Rony nggak tahu, bu. Tadi Nabila cuma bilang kalo dia pulang bareng temennya. Apa Rony cari Nabila aja ya, bu???" tanya Rony kepada ibunya.

"Emangnya kamu kenal temen-temennya non Nabila?" tanya Yati kepada Rony.

"Tahu, bu. Nabila punya sahabat juga di kampus namanya Anggis." jawab Rony langsung buru-buru menghubungi Anggis.

Namun Rony lebih kaget lagi saat mendengar jawaban Anggis. Anggis ternyata sedang tidak bersama dengan Nabila.

"Loe dimana sih, Bil." gumam Rony yang penuh keresahan.

Saat Rony sedang resah menunggu Nabila pulang, Rony mendengar suara gerbang rumah terbuka. Rony langsung berlari ke depan untuk melihat siapa yang datang dan ternyata Nabila yang baru pulang.

Rony yang melihat Nabila langsung lari menghampirinya.

"Bil, loe dari mana sih??? Gue khawatir banget loh." Rony langsung mencecar Nabila dengan pertanyaan.

Bukannya menjawab pertanyaan Rony, Nabila justru senyam-senyum saja sambil masuk ke dalam rumah.

"Bil, loe dari mana sih??? Gue nanya loh sama loe." kata Rony lagi.

"Apasih, Ron. Gue cuma jalan-jalan doang kok." jawab Nabila santai.

"Jalan-jalan sama siapa?" tanya Rony.

"Kepo banget sih." kata Nabila meledek Rony.

"Kepo-kepo. Kalo tuan sama nyonya tadi udah pulang dan lihat loe belum pulang, gue juga yang kena marah." kata Rony kesal kepada Nabila.

"Yaudah sih, Ron. Kan intinya gue udah pulang." ujar Nabila.

Setelah itu, Nabila langsunf menaiki tangga menuju ke kamarnya untuk mandi dan setelah itu ia segera makan malam di meja makan.

Sehabis makan malam, Nabila menyusul Rony yang sedang duduk di taman belakang rumah sambil main gitar.

"Ron, loe belum tidur?" tanya Nabila yang sekarang sudah duduk di samping Rony.

"Belum...gue belum ngantuk." jawab Rony masih fokus memainkan gitarnya, sementara Nabila langsung menyandarkan kepalanya ke bahu Rony.

Nabila memang sangat dekat dengan Rony. Ia tidak segan untuk sekedar menyandarkan kepalanya ke bahu Rony. Bahkan Nabila sering menggandeng tangan Rony saat mereka pergi ke suatu tempat karena Nabila selalu merasa aman di dekat Rony.

"Loe belum cerita sama gue, soal loe pergi sama siapa tadi. Loe pergi sama siapa sih, Bil?" tanya Rony masih penasaran.

"Yaelah, Ron. Kenapa sih loe kepo banget." kata Nabila.

"Ya kepo lah. Gue nggak mau loe sampe kenapa-kenapa di luar sana, Bil. Gue itu udah janji sama tuan dan nyonya akan selalu jagain loe makanya gue khawatir banget." kata Rony menjelaskan.

"Ahhh, baik bgt sih. Ony-nya aku." ujar Nabila malah menjahili Rony dengan memanggil nama kecil Rony yaitu Ony.

"Baik banget sih, Ony-nya aku." Rony meniru cara bicara Nabila hingga membuat Nabila tertawa.

"Yaudah deh, gue tidur duluan ya." ujar Nabila berpamitan kepada Rony untuk masuk ke kamar.

"Ok, Ok. Mimpi indah. Bil." kata-kata yang selalu diucapkan Rony kepada Nabila sebelum ia tidur.

Setelah Nabila masuk ke rumah, Rony masih duduk di taman sampai jam 1 malam karena Rony memang tidak ada kuliah esok hari.

Mencintaimu Lebih Dari Yang Engkau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang