Setelah menutup gerbang, Rony langsung masuk ke dalam rumah untuk mencari Nabila.
Rony menyesal sudah membentak Nabila tadi. Ia ingin meminta maaf kepada Nabila.
Rony pergi ke kamar Nabila untuk menemuinya, namun Nabila tidak ada di kamarnya.
Rony pun pergi ke taman belakang, ia yakin Nabila ada di sana. Dan benar saja, Nabila sedang duduk di bangku taman sambil menangis sesegukan.
Rony berjalan perlahan mendekati Nabila. Ia bingung harus bagaimana untuk meminta maaf kepada Nabila.
"BILLL." kata Rony memegang pundak Nabila.
Bukannya menyahut, Nabila justru langsung pergi meninggalkan Rony tanpa sepatah kata pun.
"Maaf, Bil." gumam Rony dalam hati saat Nabila meninggalkannya sendirian di taman belakang.
Keesokan paginya...
Rony sedang membantu ibunya menyiapkan sarapan pagi untuk tuan, nyonya dan Nabila. Namun pagi ini sangat berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya karena Nabila tampak murung pagi ini.
"Nabila kuliah sampe jam berapa hari ini, sayang?" tanya Fahri kepada Nabila yang sedang melahap nasi goreng yang ada di piringnya.
"Sampe jam 3 sore, pa." jawab Nabila singkat.
"Rony kuliah pagi juga, Ron?" tanya Nelli kepada Rony yang sedang mencuci alat-alat masak yang tadi digunakan untuk memasak sarapan.
"Iya, nyonya." jawab Rony.
"Pa, ma. Nabila berangkat dulu ya." kata Nabila tiba-tiba beranjak dari kursinya padahal nasi goreng yang ada di piringnya belum habis.
"Lohhh...bareng sama Rony dong berangkatnya, sayang." kata Nelli.
"Nggak, ma. Nabila bawa mobil sendiri aja." jawab Nabila singkat dan langsung pamitan dengan kedua orangtuanya.
Fahri dibuat heran dengan sikap putrinya, tidak biasanya putri kesayangannya itu berangkat ke kampus sendirian. Apalagi Rony juga kuliah pagi hari ini, biasanya Nabila selalu berangkat ke kampus bareng Rony.
Fahri dan Nelli pun melanjutkan sarapan pagi mereka setelah Nabila pergi.
Setelah membereskan dapur, Rony pun mengambil tasnya dan siap-siap berangkat ke kampus.
Sebelum pergi, Rony berpamitan kepada ibunya yang sedang menyiram bunga-bunga yang ada di taman.
"Ron, kamu ada masalah apa sama non Nabila? Nggak biasanya dia cuekin kamu kayak gitu." Yati bertanya kepada Rony saat Rony pamitan mau berangkat ke kampus.
"Nabila cuma lagi ngambek aja kok sama Rony, bu. Entar siang juga udah nggak ngambek lagi tuh." ujar Rony berseloroh.
"Ehhhh...ibu serius, Ron. Kamu ada masalah apa sama non Nabila?" Yati mengulangi pertanyaannya.
"Bu, nanti aja Rony cerita ya. Udah telat nih." ujar Rony langsung memakai helm-nya dan pergi meninggalkan rumah.
Sesampainya Rony di kampus, ia langsung ke fakultas ekonomi dulu karena jam masih menujukkkan jam 7 lewat 30 menit dan kuliah dimulai jam 8. Rony masih punya waktu 30 menit untuk menemui Nabila di fakultas ekonomi.
Saat Rony masuk ke gedung fakultas ekonomi, Rony tidak sengaja bertemu dengan Anggis yang baru dari toilet.
"Gis, Nabila dimana ya?" tanya Rony kepada Anggis.
"Nabila di kelas, Ron. Kenapa?" tanya Anggis.
"Ada yang penting mau aku omongin ke dia, Gis. Kamu boleh panggilin dia nggak???" tanya Rony.
"Boleh dong, Ron. Kamu tunggu disini ya." kata Anggis.
"Iya, Gis." jawab Rony dan Anggis langsung masuk ke ruang kelasnya untuk menemui Nabila.
Hampir 5 menit, Rony menunggu Nabila akhirnya Nabila datang menemui Rony.
"Mau ngapain loe??" ujar Nabila dengan muka judesnya.
"Bil, gue mau minta maaf soal kejadian semalam yang gue ngebentak loe. Maaf ya, Bil." kata Rony meminta maaf kepada Nabila.
"Hmmm." Nabila malah berdehem sambil menyilangkan kedua tangannya di depan.
"Kok gitu sih, Bil? Gue serius mau minta maaf sama loe." ujar Rony yang mulai kesal dengan sikap Nabila.
"Iya, gue maafin. Tapi loe jangan gitu lagi ya. Apalagi sampe mukul anak orang." ujar Nabila.
"Gimana gue nggak nonjok dia. Dia mau cium loe pas kemarin loe ketiduran di mobilnya, Bil." ujar Rony.
Nabila kaget mendengarnya bahwa Paul hampir menciumnya di mobil kemarin. Namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja di depan Rony.
"Masa sih??" tanya Nabila.
"Iya, Bil. Sumpah."
"Lagian gue nggak mungkin lah nyerang orang kalo nggak ada alasannya." ujar Rony.
"Ohhh gitu, yaudah deh. Ada lagi ya mau loe omongin?" tanya Nabila kepada Rony.
"Enggak ada lagi sih." jawab Rony.
"Yaudah, gue masuk dulu ya." ujar Nabila.
"Ok, Bil. Semangat...semangat." kata Rony sambil tersenyum.
Nabila tertawa melihat Rony memyemangatinya. Rony selalu tahu cara untuk membuat Nabila tidak marah lagi.
Pukul 15.00
Nabila sudah selesai kuliah dan bersiap-siap untuk pulang.
Anggis ikut nebeng dengan Nabila karena hari ini, ia tidak bawa kendaraan ke kampus melainkan naik taksi online.
"Bil, tadi Rony mau ngomong apa sih sama loe?" tanya Anggis saat mereka berhenti di lampu merah.
"Dia mau minta maaf." jawab Nabila.
"Minta maaf karena apa, Bil?" tanya Anggis yang kaget mendengar Rony dan Nabila bertengkar.
"Semalem dia mukul kak Paul pas kak Paul anterin gue pulang." Nabila memberitahu alasan pertengkaran mereka.
"Di pukul karena apa, Bil?" tanya Anggis lagi.
"Nggak tahu." jawab Nabila tidak memberitahu alasan yang sesungguhnya yaitu karena Paul hampir menciumnya saat ia ketiduran di mobil.
"Tapi Rony pasti punya alasan makanya dia sampe mukul kak Paul dong, Bil." kata Anggis yang membuat Nabila kikuk.
"Jadi loe udah maafin Rony?" tanya Anggis lagi.
"UDAHH." jawab Nabila.
"Syukur deh. Jangan sampe hubungan loe sama kak Paul bikin persahabatan loe dan Rony sampe hancur ya, Bil."
"Loe itu beruntung banget tahu punya Rony di hidup loe tahu. Dia bisa jadi abang buat loe yang selalu jagain loe." kata Anggis menjelaskan.
"Iya, Gis." ujar Nabila.
Setelah lampu hijau, Nabila kembali menancap gas menuju rumah Anggis.
Setelah mengantar Anggis, Nabila langsung pulang dan disambut oleh Rony yang sedang melap mobil di teras rumah.
"Loe udah balik dari tadi, Ron?" tanya Nabila.
"Iya, Bil. Dosennya 1 nggak masuk." jawab Rony.
"Ohhh. Yaudah, gue masuk dulu ya." kata Nabila langsung berjalan menaiki 3 anak tangga yang ada di depan pintu utama rumah. Namun Nabila tidak melihat ada genangan air di anak tangga dan dia terpeleset. Untung Rony dengan sigap menangkap tubuh Nabila agar tidak jatuh ke lantai.
Kini, jarak diantara mereka berdua sangat dekat dan kedua bola mata mereka saling menatap satu sama lain dengan jarak yang tinggal beberapa centimeter lagi.
"Hati-hati, Bil." kata Rony dengan suara lembutnya membantu Nabila untuk kembali berdiri.
Nabila yang salah tingkah pun langsung buru-buru masuk ke dalam rumah. Sementara Rony, ia merasa jantungnya berdegup sangat kencang sampai-sampai ia memukul dadanya beberapa kali. Rony belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu Lebih Dari Yang Engkau Tahu
FanfictionRony dan keluarganya sudah bekerja untuk keluarga Nabila selama 20 tahun, tepatnya sejak Rony masih berusia 1 tahun. Rony dan Nabila sudah berteman sejak kecil karena Rony ikut tinggal di rumah keluarga Nabila. Orangtua Nabila sudah menganggap Rony...