Benci

591 68 7
                                    

Sejak hari dimana, Nabila menemukan dan membaca isi buku diary milik Rony. Rony menjadi jaga jarak dengan Nabila. Nabila benar-benar dibuat bingung dengan sikap Rony yang berubah-ubah.

Pagi ini, Rony sedang ada rapat mendadak dengan salah satu mitra bisnis mereka yaitu dengan perusahaan Paul.

Hari ini pula, Nabila tiba-tiba saja ingin pergi ke kantor Rony untuk membawa bekal makan siang untuk Rony. Nabila ingin memperbaiki hubungannya dengan Rony yang sedang tidak baik-baik saja.

Pukul 12.00

Nabila sudah sampai di kantor Rony dan ia segera masuk lift untuk menuju lantai 10, lantai dimana ruangan direktur utama berada.

Sesampainya di depan pintu ruangan Rony, Nabila langsung saja membuka pintu dan alangkah terkejutnya Nabila saat melihat seorang wanita yang wajahnya begitu familiar untuk Nabila, tengah duduk di pangkuan Rony dan mereka berdua saling menatap satu sama lain. Wanita itu adalah Melinda.

BRAKKK...

Bekal makanan yang dibawa oleh Nabila terlepas dari tangannya dan jatuh berserakan di lantai, hal itu berhasil mengalihkan atensi Rony dan Melinda.

"NABILA." Rony terkejut melihat Nabila yang berdiri mematung di depan pintu ruangannya dengan tatapan yang penuh amarah dan kekecewaan. Kedua mata Rony juga teralih melihat bekal makanan yang dibawa Nabila, sudah berserakan di lantai.

"Bil, gue bisa jelasin semuanya." Rony hendak menghampiri Nabila, namun Nabila yang tidak sanggup mendengar penjelasan apapun dari Rony  langsung berlari meninggalkan ruangan Rony. Namun langkahnya terhenti karena Rony berhasil menarik tangannya dan Rony langsung menarik Nabila untuk kembali ke ruangannya. Ia tidak ingin karyawan sampai melihat pertengkaran diantara dirinya dan Nabila.

"LEPASINNN." kata Nabila menghempaskan tangan Rony. Namun Rony tidak mau melepaskan tangan Nabila dari genggamannya.

Sementara Melinda justru tersenyum penuh kemenangan di balik pintu ruangan Rony.  Ia sudah berhasil menjalankan satu misinya.

"Ini semua salah sangka, Bil. Tadi tuh Melinda kesandung, terus...." Rony menjelaskan, namun langsung dipotong oleh Nabila.

"GUE MAU PULANG." Nabila membentak Rony. Rony sempat terdiam melihat Nabila membentaknya.

"Gue anterin." ucap Rony kembali menggenggam tangan Nabila.

"Nggak mau, gue mau pulang sendiri." sahut Nabila berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Rony.

"Nggak, pokoknya gue anterin loe pulang. Loe lagi emosi, gue nggak mau kandungan loe sampe kenapa-kenapa nanti." ucap Rony yang membuat Nabila semakin sedih.

Rony hanya memperdulikan anak yang ada di dalam kandungannya saja, bukan Nabila.

"Bahkan di situasi kayak gini, yang loe peduliin cuma anak loe doang, Ron. Sementara gue, nggak pernah sekalipun loe peduli atau khawatir sama kondisi gue." gumam Nabila penuh rasa kecewa.

Akhirnya Rony mengantar Nabila pulang tetapi selama diperjalanan, tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka berdua karena Nabila masih marah dengan kejadian yang ia lihat saat di kantor tadi.

Sesampainya di rumah, Nabila langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu. Ia tidak mau berbicara apapun dengan Rony. Akhirnya Rony kembali ke kantor karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan di kantor.

***

"Satu misi kita udah berhasil untuk hancurin mereka berdua. Tapi kamu harus ingat, jangan sampai Rony curiga sama kamu. Ngerti???" ucap Paul mengingatkan Melinda.

Mencintaimu Lebih Dari Yang Engkau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang