Dendam

407 46 5
                                    

Menjalani biduk rumah tangga tanpa cinta sangat berat untuk Nabila. Rony pun demikian, cinta yang dulu sangat besar untuk Nabila kini sudah berubah menjadi dendam karena kematian ibunya. Dan Nabila adalah satu-satunya orang yang memiliki anting yang sama dengan anting yang ditemukan di TKP saat ibunya ditemukan meninggal dunia. Rony dengan polosnya, justru percaya pada nomor tidak dikenal yang selalu mengirimi pesan tentang pembunuh ibunya dan semua mengarah kepada Nabila.

Hari ini sehabis pulang kantor, Nabila mengajak Anggis jalan-jalan karena ia masih masih malas pulang ke rumah dan harus bertemu dengan Rony.

"Bil, loe kenapa sih ngajakin gue jalan-jalan mulu? Kasihan tuh suami loe di rumah sendirian." ujar Anggis saat mereka sedang duduk santai sambil makan sushi yang ada di
piring mereka sekarang.

"Males gue ketemu Rony di rumah." kata Nabila.

"Terus Rony makan apa dong di rumah kalo loe nggak nyiapin makan malamnya?" tanya Anggis.

"Ya dia pesan makanan online lah. Udah biasa juga kok dia gitu." jawab Nabila.

"Loe jangan gitu, Bil. Rony tuh suami loe dan loe punya kewajiban melayani dan menyiapkan segala keperluannya dia." Anggis mengingatkan Nabila.

"Nggak ahhh, gue dan Rony tuh dijodohin. Jadi gue nggak anggap Rony tuh suami gue karena ini semua adalah paksaan dari papa dan mama." kata Nabila masih tetap keras kepala.

"Terserah loe deh. Tapi jangan sampe nanti loe nyesel ya, Bil." kata Anggis masih mengingatkan Nabila.

"Ya kalo nanti dia udah nggak sanggup ngadepin gue, biarin aja dia pergi. Kalo dia pergi, malahan bagus. Karena gue bisa lepas dari jeratan pernikahan konyol ini." ujar Nabila.

Anggis menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Nabila yang masih saja keras kepala.

Pukul 21.00

Nabila sudah sampai di rumah. Begitu ia membuka pintu rumah, tampak Rony sedang duduk sambil menonton TV.

"Dari mana aja loe? Jam segini baru pulang." tanya Rony tanpa melihat kearah Nabila.

"Habis jalan sama Anggis tadi." jawab Nabila singkat sambil menutup pintu.

"Mulai besok, loe harus udah ada di rumah paling lama jam 7 malam." kata Rony dengan tegas.

"Loe kok ngatur-ngatur sih, Ron??" Nabila sangat kesal mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Rony.

"APAA?"

"Loe mau ngelawan gue?" kata Rony dan sekarang ia berjalan menghampiri Nabila.

"Jangan mentang-mentang loe sekarang udah jadi suami gue. Loe bisa seenaknya ya sama gue." kata Nabila.

"OHHH GITU???." kata Rony sambil melangkah semakin dekat dengan Nabila dan jarak mereka hanya tinggal beberapa centimeter lagi.

"RONY, APA-APAAN SIH???" Nabila langsung mendorong tubuh Rony agar menjauh darinya.

Rony tertawa sinis melihat Nabila yang ketakutan.

"Kenapa? Loe takut?" Rony kembali mendekatkan wajahnya ke Nabila yang membuat Nabila takut.

Nabila hendak mendorong tubuh Rony kembali, namun kedua tangannya sudah lebi dulu ditahan oleh Rony.

Nabila memberontak untuk melepaskan tangannya dari genggaman Rony.

"LEPASINN, RONYY." Nabila berteriak tapi Rony tidak mau melepaskan kedua tangannya dari cengkeramannya.

Rony langsung mengecup kening Nabila secara tiba-tiba yang membuat Nabila terkejut sampai nge-freeze.

"Kenapa diem???" tanya Rony yang melihat Nabila masih terdiam.

Karena malu, Nabila langsung melepaskan kedua tangannya dari genggaman Rony saat Rony lengah dan ia langsung kabur menaiki tangga menuju kamarnya.

Di dalam kamar, Nabila duduk di sisi tempat tidurnya sambil memegangi keningnya yang tadi dikecup oleh Rony.

"Rony kurang ajar banget sih." gumam Nabila yang kesal karena ulah Rony tadi.

Pukul 23.00

Rony masuk ke dalam kamar dan melihat Nabila yang sudah terbaring membelakangi dirinya.

Nabila yang mendengar suara pintu kamar terbuka pun langsung pura-pura tidur. Tapi Rony sudah tahu kalau Nabila belum tidur, melainkan pura-pura tidur.

Rony tersenyum sinis dan ia segera naik keatas tempat tidur dan langsung memeluk Nabila dari belakang sambil menyandarkan kepalanya ke Nabila.

Nabila yang terkejut karena Rony tiba-tiba memeluknya pun dengan cepat memukul tangan Rony yang melingkar di perutnya.

"LEPASINN, RONY." kata Nabila terus memukul tangan Rony yang melingkar di perutnya tapi Rony tetap tidak mau melepaskan pelukannya dan malah memejamkan kedua matanya dan pura-pura tidur.

"Loe nggak usah pura-pura tidur ya, Ron." kata Nabila saat berbalik badan dan sekarang mereka berhadapan, tetapi Rony tetap tidak mau melepaskan pelukannya.

Nabila yang sudah pasrah akhirnya hanya bisa diam saja dalam pelukan Rony.

Setelah Nabila benar-benar tertidur, Rony membuka kedua matanya dan tersenyum sumringah karena sudah berhasil mengerjai Nabila.

Keesokan paginya...

Rony dan Nabila sedang sarapan bersama di meja makan, sebelum mereka berangkat kerja.

Sehabis makan, Nabila segera mencuci piring dan buru-buru keluar dari rumah sambil membawa kunci mobilnya.

"Ehh, ehhh. Loe mau kemana?" Rony memanggil Nabila.

"Mau ke kantor lah." jawab Nabila dengan tatapan sinis ke Rony.

"Nggak ada cerita loe nyetir sendiri ke kantor. Mulai hari ini, loe ke kantor harus bareng gue." kata Rony tegas.

"Kenapa harus gitu sih, Ron???" tanya Nabila.

"Biar loe nggak bisa pulang malam-malam lagi." jawab Rony singkat.

"Ogahhh, gue mau nyetir sendiri pokoknya." Nabila masih saja keras kepala.

"Kalo loe masih aja ngelawan, gue akan kasih tahu ke papa dan mama kalo loe itu udah ngelawan sama gue." Rony mengancam Nabila.

Sejak menikah dengan Rony, kedua orangtua Nabila sangat percaya dengan apapun yang dikatakan oleh Rony dan itu adalah senjata yang digunakan Rony agar Nabila selalu nurut kepadanya.

Akhirnya Nabila hanya bisa pasrah karena tidak bisa melawan Rony.

Mencintaimu Lebih Dari Yang Engkau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang