Nabila yang salah tingkah langsung buru-buru masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar, Nabila terus mengingat kejadian barusan yang membuat ia dan Rony sempat salah tingkah.
"Nabila, loe kenapa deg-degan gini sih." gumam Nabila dalam hatinya karena ia tidak bisa melupakan kejadian yang barusan terjadi tadi.
Akhirnya Nabila membaringkan tubuhnya di atas ranjang sambil memandang ke langit-langit kamarnya sampai ia ketiduran.
Pukul 19.00
Nabila turun ke bawah dengan sudah berpakaian sangat rapi hingga membuat Rony yang sedang membantu ibunya menyiapkan makan malam kaget.
"Bil, loe rapi banget. Mau kemana???" tanya Rony yang penasaran.
"Mau keluar sama Anggis, Ron." jawab Nabila.
"Anggis?" tanya Rony lagi.
"Iya, mau jalan-jalan dulu sama Anggis ke mall." jawab Nabila menyomot snack yang ada di atas meja makan.
"Non, sudah permisi belum sama tuan sama nyonya?" tanya Yati yang sedang memindahkan masakannya yang sudah matang keatas sebuah piring.
"Udah, bi. Barusan tadi Nabila telepon mama buat ngasih tahu kalo Nabila mau keluar sebentar." jawab Nabila.
"Ya sudah, non. Hati-hati di jalan ya, non." ujar Yati dan Nabila pun langsung meninggalkan dapur.
Sementara Rony, ia malah mengikuti Nabila sampai membuat Nabila kesal.
"Ngapain sih loe ngikutin gue, Ron?" tanya Nabila yang kesal karena diintai oleh Rony.
"Loe nggak pergi sama Paul kan?" tanya Rony langsung menarik tangan Nabila.
"ENGGAKKK."
"Orang gue mau perginya sama Anggis kok." ujar Nabila.
"Awas ya kalo loe bohong." kata Rony mengancam Nabila.
"BIBIII....LIHAT NIH, RONY GANGGUIN NABILA MULU NIH." kata Nabila tiba-tiba berteriak memanggil Yati yang masih ada di dapur.
Mendengar Nabila memanggil ibunya, Rony langsung buru-buru kabur lewat pintu samping karena ia takut dimarahi oleh ibunya.
"Giliran bi Yati dipanggil aja baru takut." gumam Nabila setelah Rony kabur dari hadapannya.
Setelah Rony pergi, Nabila langsung masuk ke mobilnya yang tadi sudah terparkir di depan rumah.
"Hati-hati di jalan, non." ujar Aron saat Nabila akan berangkat.
"Iya, pak." jawab Nabila sambil tersenyum dan ia langsung pergi meninggalkan rumah.
Nabila pun menancap gas mobilnya menuju rumah Paul.
Ya. Nabila sebenarnya ingin menemui Paul di rumahnya, bukan menemui Anggis.
Nabila terpaksa berbohong kepada Rony agar Rony tidak marah kepadanya. Nabila juga sudah sepakat dengan Anggis untuk berbohong sementara kepada Rony jika nanti Rony menghubunginya.
Setelah menempuh perjalanan hampir 30 menit, akhirnya Nabila sampai di depan sebuah rumah dengan gerbang yang sangat tinggi dan pilar-pilar besar di setiap sudut rumah.
Nabila pun langsung menghubungi Paul untuk mengabari bahwa ia sudah ada di depan rumah Paul.
Paul lalu meminta satpam untuk membukakan pintu gerbang untuk Nabila, lalu mobil Nabila masuk ke pekarangan rumah itu.
"Ini rumah kamu, kak?" tanya Nabila saat ia sudah turun dari mobilnya.
"Iya, Bil. Ayo masuk." ajak Paul langsung menggenggam tangan Nabila dan mereka masuk ke dalam rumah Paul.
"Kak Paul tinggal disini sendirian?" tanya Nabila.
"Enggak dong, Bil. Sama orangtuaku juga tapi mereka sering ke luar kota untuk urusan bisnisnya, makanya aku sering sendirian di rumah." jawab Paul.
Nabila hanya menganggukkan kepalanya saja mendengar jawaban Paul.
"Yaudah, Bil. Kita duduk disana yok." Paul mengajak Nabila duduk di pinggir kolam renang rumahnya yang ada di lantai 1.
"Kamu biasa duduk-duduk disini, kak?" tanya Nabila saat ia dan Paul sudah duduk di pinggir kolam berenang.
"Iya, Bil. Abisnya nggak tahu lagi mau ngapain."
"Biasanya sih temen-temenku dateng kesini tapi malam ini mereka lagi pada sibuk kayaknya makanya aku ajak kamu aja kesini."
"Sorry ya, Bil. Tadi aku nggak jemput kamu ke rumah. Soalnya aku takut digebukin lagi sama anaknya pembantu kamu itu." ujar Paul.
"Iya, kak. Aku juga nggak saranin kakak datang ke rumahku lagi. Biar aku aja yang nemuin kak Paul di luar." kata Nabila.
Paul pun hanya membalasnya dengan senyuman.
Malam ini, mereka berdua hanya mengobrol-ngobrol saja di pinggir kolam berenang ditemani jus dan beberapa cemilan yang tadi di bawa oleh asisten rumah tangga.
Pukul 23.00
Nabila pamitan pulang karena waktu sudah semakin malam dan Nabila takut sampai kemalaman di rumah.
"Yaudah kak, aku pamit pulang dulu ya. Makasih buat cerita-cerita dan makanannya." kata Nabila sambil bangkit berdiri.
"Sama-sama, Bil. Lain kali, kamu dateng lagi kesini ya." kata Paul.
"Pasti kak." jawab Nabila kembali menggunakan sepatunya yang tadi ia buka karena ingin bermain air kolam renang.
Setelah Nabila selesai memakai sepatunya, Paul mendekat kearah Nabila dan langsung memeluk Nabila dengan erat sampai membuat Nabila terdiam.
Baru kali ini, Nabila merasakan dipeluk orang lain, selain ayahnya dan juga Rony yang sudah ia anggap seperti kakaknya.
Paul cukup lama memeluk Nabila sampai akhirnya Paul melepaskan pelukannya.
"Aku anterin kamu sampe depan ya, Bil." ujar Paul yang dibalas anggukan oleh Nabila.
Paul menggenggam tangan Nabila sampai ke depan pintu utama rumahnya.
"Yaudah, kamu masuk ke mobil ya." ujar Paul mempersilahkan Nabila masuk ke mobilnya.
Setelah diluar gerbang rumah itu, Nabila membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangannya kepada Paul, lalu ia pergi meninggalkan rumah Paul.
Selama di perjalanan pulang, Nabila terus-terusan tersenyum mengingat saat tadi Paul memeluknya cukup lama.
Nabila mulai mengkhayal jika suatu saat nanti ia akan jadian dengan Paul. Pria yang membuatnya jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu Lebih Dari Yang Engkau Tahu
FanfictionRony dan keluarganya sudah bekerja untuk keluarga Nabila selama 20 tahun, tepatnya sejak Rony masih berusia 1 tahun. Rony dan Nabila sudah berteman sejak kecil karena Rony ikut tinggal di rumah keluarga Nabila. Orangtua Nabila sudah menganggap Rony...