Kecurigaan

508 57 6
                                    

Selama 2 hari ini, Nabila akhirnya dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun pasca kuretase yang dijalaninya.

"Pa, ma. Mendingan papa sama mama pulang aja, biar Rony yang jaga Nabila malam ini." ujar Rony saat waktu sudah menunjukkan jam 10 malam.

"Beneran kamu nggak apa-apa jagain Nabila sendirian, Ron??" tanya Nelli kepada Rony.

"Gak apa-apa, ma." sahut Rony.

Akhirnya mertua dan ayahnya pamitan pulang lebih dulu karena sudah jam 10 malam.

"Bapak pulang dulu ya, Ron. Kamu selesaikan masalahmu dengan Nabila." ucap Aron berbisik pada Rony yang membuat Rony kaget karena ayahnya tahu bahwa hubungannya dengan Nabila sedang tidak baik.

"Iya, pak." sahut Rony dengan suara pelan.

Setelah ayahnya pergi, Rony menghampiri Anggis yang duduk sendirian di kursi tunggu koridor rumah sakit.

"Gis, loe pulang aja ya. Biar gue yang jagain Nabila malam ini." Rony memohon kepada Anggis.

"NGGAK. LOE AJA PULANG SONO." ujar Anggis ketus.

"Gis, gue mohon sama loe. Kali ini aja biarin gue selesain masalah gue sama Nabila." Rony memohon kepada Anggis.

"Gue nggak ngerti deh sama jalan pikiran loe, Ron."

"Asal loe tahu ya, Ron. Nabila tuh sayang banget sama loe. Gue tahu kok, awalnya dia nggak bahagia dengan pernikahan kalian, tapi dia selalu berusaha lakuin apapun supaya loe bisa cinta sama dia karena loe itu suaminya sekarang. Tapi loe malah nyakitin dia mulu.

"Lagian loe kenapa jadi berubah gini sih, Ron? Dari dulu, loe itu satu-satunya orang yang nggak pernah nyakitin Nabila tapi sekarang loe malah jadi sumber rasa sakitnya Nabila tau nggak. Nggak ngerti gue sama loe." Anggis meluapkan semua kekesalannya kepada Rony.

Rony hanya tertunduk lesu mendengar celotehan Anggis. Ia tertampar dengan apa yang baru dikatakan oleh Anggis.

"Gue emang jahat, Gis. Dan gue siap nerima semua konsekuensi, atas apa yang udah gue lakuin selama ini ke Nabila." ujar Rony masih tertunduk lesu.

"Yaudah...loe boleh nemenin Nabila malam ini. Tapi awas ya kalo loe buat dia makin sedih." ujar Anggis memperingatkan Rony.

"Iya, Gis. Makasih ya, Gis...." Rony berterima kasih kepada Anggis karena sudah mengizinkannya untuk menjaga Nabila malam ini di rumah sakit.

Anggis pun bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Rony yang masih duduk sendirian di koridor rumah sakit.

Setelah Anggis pergi, Rony memberanikan diri untuk masuk ke kamar tempat Nabila dirawat.

Saat Rony membuka pintu, ia melihat Nabila belum tidur dan masih melamun dengan posisi menghadap keatas dan kedua tangannya dilipat diatas perutnya.

Saat Nabila melirik kearah pintu, mendadak emosinya langsung memuncak.

"Ngaapain loe kesini lagi???" tanya Nabila dengan tatapan penuh kebencian.

"ANGGISS, GISSS." Nabila memanggil-manggil nama Anggis hendak menyuruh Anggis menyeret Rony keluar dari kamarnya.

"Anggis udah pulang, Bil." ucap Rony yang membuat Nabila terdiam.

"KELUAR LOE DARI SINI." Nabila berteriak mengusir Rony.

Nabila melempar barang-barang yang bisa dicapai oleh tangannya kearah Rony.

Rony benar-benar hancur melihat wanita yang ia cintai sehancur itu karena ulahnya.

Rony berjalan mendekati brankar Nabila dan ia langsung menarik Nabila ke dalam pelukannya.

"LEPASINNNN..." Nabila berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Rony, namun tenaganya tidak sebanding dengan Rony yang memeluknya sangat erat.

"Bil, maafin gue." Rony yang masih memeluk Nabila kini menangis meminta maaf kepada Nabila.

"LEPASIN GUEEE...." Nabila semakin histeris mendengar kata maaf yang keluar dari mulut Rony.

Mendengar teriakan Nabila, suster yang sedang jaga pun berlari ke kamar Nabila untuk melihat kondisi Nabila.

"Ada apa ini, pak?" tanya suster kepada Rony yang masih memeluk Nabila.

"Istri saya tiba-tiba histeris, suster." sahut Rony terpaksa berbohong kepada suster.

Suster pun segera menahan tangan kanan Nabila untuk menyuntikkan sebuah cairan obat dan tak beberapa lama, Nabila mulai merasa lemas dan akhirnya tertidur.

Setelah Nabila terlelap, Rony segera keluar dari ruangan Nabila. Ia kembali duduk di kursi tunggu yang ada di koridor rumah sakit.

Rony menangis mengingat Nabila yang begitu hancur karena kehilangan calon anak mereka.

***

"Ron...bangun, Ron." Anggis membangunkan Rony yang tertidur semalaman di kursi tunggu koridor rumah sakit.

"Ehh, Gis. Loe udah dateng." ucap Rony langsung duduk padahal ia masih mengantuk.

"Gimana semalam, Ron???" tanya Anggis sembari duduk di samping Rony.

"Semalam Nabila histeris, Gis. Dia teriak-teriak ngusir gue sampe suster suntikin obat penenang biar dia bisa tenang lagi." Rony menjelaskan apa yang terjadi semalam kepada Anggis.

Anggis sejujurnya merasa kasihan melihat Rony seperti ini tetapi itu semua adalah resiko atas kesalahan yang ia buat.

"Ron, loe mending pulang aja ya. Loe pasti mau ke kantor juga kan?? Biar Nabila, gue yang nemenin lagi." ujar Anggis.

"Makasih buat semuanya ya, Gis." Rony berterima kasih kepada Anggis.

"Iya, Ron. Sama-sama." Anggis mengelus punggung Rony untuk menguatkan pria yang tampak tidak bersemangat itu.

***

"Saya sudah menemukan semua informasi tentang perempuan yang bernama Melinda Wijaya, pak." ucap pria yang ditugaskan oleh Rony untuk mencari tahu informasi tentang Melinda selama 2 hari ini.

Sebelumnya, Rony sudah melacak pemilik nomor tidak dikenal yang mengirim foto-foto dirinya dan Melinda berciuman di klub malam lewat orang suruhannya dan nomor itu adalah nomor kartu lain yang ada di handphone Melinda tetapi Rony tidak ingin gegabah memecat Melinda begitu saja karena ia masih ingin mencari tahu alasan Melinda mendekatinya dan mengirim foto-foto ciuman mereka ke Nabila dengan menggunakan nomor lain.

Rony lalu mengambil beberapa lembar kertas berisi informasi tentang Melinda dari tangan pria tersebut.

"Melinda ini pernah menjalin hubungan dengan salah satu kolega perusahaan bapak yaitu dengan bapak Paul Fernando sewaktu kuliah, pak." ucap pria tersebut yang membuat Rony terkejut.

"Kalo mereka memang udah kenal satu sama lain. Kenapa Paul dan Melinda bersikap seolah-olah, mereka orang yang baru kenal di depan gue???" Rony bertanya-tanya dalam hati.

"Saya mau kamu cari informasi tentang Paul dan bawa ke saya besok." perintah Rony kepada orang suruhannya.

"Baik, pak. Saya permisi dulu." ucap orang suruhan Rony dan ia segera keluar dari ruangan Rony.

Rony pun mulai menaruh kecurigaan kepada Paul. Apakah masalah yang terjadi dalam rumah tangganya, ada hubungannya dengan Paul???

Mencintaimu Lebih Dari Yang Engkau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang