Jadian

404 57 14
                                    

Suatu sore di hari Sabtu, Nabila pamitan pergi jalan-jalan keluar bersama Paul. Rony yang kebetulan sedang ada di dapur tidak sengaja mendengar suara Nabila yang pamitan kepada ibunya.

Saat Nabila keluar dari rumah, Rony mengikutinya dan ternyata Paul sudah menunggu Nabila di depan gerbang rumah. Rony yang melihat itupun, langsung kembali ke dalam rumah.

Pukul 23.00

Rony sedang duduk-duduk di taman belakang sambil bermain gitar.

Saat Rony sedang serius menyanyi, tiba-tiba Nabila datang dan langsung memeluknya dengan erat.

Rony bingung karena Nabila tiba-tiba saja memeluknya.

"Loe kenapa sih, Bil?" tanya Rony.

"Ron, akhirnya gue jadian sama kak Paul." kata Nabila dengan wajahnya yang sumringah dan penuh kebahagiaan.

Rony yang mendengar hal itu dari mulut Nabila seketika terdiam.

"Ihhh, Ron. Kok loe diem sih???"

"Loe nggak seneng ya gue jadian sama kak Paul?" tanya Nabila karena Rony masih diam saja.

"Seneng lah, akhirnya loe jadian juga sama Paul." jawab Rony singkat dan tanpa ekspresi.

"Gue seneng banget, Ron." kata Nabila kembali memeluk Rony.

Nabila memang bahagia karena ia sudah resmi jadian dengan Paul, tetapi tidak dengan Rony.

Rony merasa seperti disambar petir di siang bolong begitu mendengar bahwa Nabila dan Paul sudah jadian.

Cukup lama Nabila memeluk Rony, akhirnya ia melepaskan pelukannya dari Rony.

"Ron, kalo loe gimana?" tanya Nabila.

"Gimana apanya?" Rony bingung dengan pertanyaan Nabila.

"Cewe yang loe taksir itu gimana?" tanya Nabila.

"Nggak lagi, Bil. Dia udah jadian sama cowo lain." jawab Rony sambil tersenyum.

"Yahhh...loe kenapa nggak gercep sih, Ron?" tanya Nabila.

"Bukan masalah gercepnya, Bil. Tapi status sosial yang buat gue nggak berani buat deketin ." kata Rony.

Nabila pun sempat diam mendengar jawaban Rony.

"Suatu saat nanti pasti loe bisa dapetin dia kok, Ron. Gue percaya." kata Nabila setelah ia sempat diam sejenak.

"Doain ya, Bil." kata Rony menatap kedua bola mata Nabila.

"Iya, gue pasti doain." kata Nabila sambil menepuk bahu Rony.

3 tahun kemudian...

Rony akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan gelar Sarjana Teknik dengan predikat cum laude.

Setelah acara wisuda selesai, Nabila bersama kedua orangtuanya dan orangtua Rony datang menghampiri Rony yang sudah menunggu mereka di luar.

"Selamat ya, Ron." kata Nabila langsung berlari ke pelukan Rony dengan bucket masih ada di tangannya.

"Makasih, Bil." kata Rony membalas pelukan Nabila.

Sementara kedua orangtua mereka hanya tersenyum melihat Rony dan Nabila berpelukan.

Setelah itu, Rony langsung memeluk kedua orangtuanya secara bergantian. Lalu Rony berjalan menghampiri Fahri dan Nelli.

"Terima kasih untuk semuanya tuan, nyonya." kata Rony sambil menyalam Fahri dan Nelli bergantian.

Rony tidak pernah lupa bahwa yang membiayainya sekolah sejak SD sampai kuliah adalah kedua orangtua Nabila. Ia tidak lupa untuk berterima kasih kepada mereka.

"Sama-sama, Ron. Kami bangga sama kamu, Ron." kata Fahri langsung memeluk Rony yang sudah mereka anggap seperti anak mereka sendiri.

Aron dan Yati tersenyum melihat Rony dipeluk oleh majikannya itu.

Setelah momen mengharukan itu, mereka pun mengabadikan beberapa foto sebagai kenangan wisuda Rony.

Saat mereka sedang asyik berfoto bersama, tiba-tiba saja Paul datang dan menghampiri Rony.

"Selamat wisuda ya, Ron." kata Paul sambil menjabat tangan Rony.

"Makasih, Ul." ujar Rony.

Setelah lulus kuliah, Rony diminta oleh Fahri untuk bekerja di perusahaannya sementara waktu sambil menunggu pengumuman beasiswa S2 ke Jerman.

Ya. Tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, Rony mencoba ujian beasiswa S2 di salah satu kampus ternama di Jerman.

Fahri dan Nelli adalah orang yang meminta Rony untuk mencoba beasiswa tersebut dan mereka sudah siap untuk menanggung biaya hidup Rony selama kuliah di Jerman.

Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya pengumuman hasil ujian pun keluar dan Rony dinyatakan lolos untuk mengambil kuliah Master of Science di Technical University of Munich (TUM).

Kedua orangtua Nabila sangat senang saat mendengar bahwa Rony lolos dan diterima di salah satu kampus terbaik di Jerman.

***

"Ron, kamu nggak pernah cerita ke bapak dan ibu soal beasiswa ini." kata Yati saat Rony memberitahu kedua orangtuanya bahwa ia diterima di salah satu kampus ternama di Jerman.

"Kenapa, bu? Ibu nggak suka ya?" tanya Rony.

"Bukan, Ron. Tapi ibu nggak enak sama tuan dan nyonya."

"Sejak kamu kecil, mereka yang menanggung biaya pendidikanmu dan sekarang mereka mau membiayai kehidupan kamu juga di Jerman. Ibu nggak tau harus membalas kebaikan tuan dan nyonya dengan cara apa lagi, Ron?" Yati menjelaskan keresahannya kepada Rony.

"Rony yang akan balas kebaikan tuan dan nyonya, bu. Rony janji sama ibu dan bapak." ujar Rony meyakinkan kedua orangtuanya.

"Kamu janji ya, Ron." ujar Yati.

"Janji, bu." jawab Rony.

Yati pun langsung memeluk Rony dengan erat.

Mencintaimu Lebih Dari Yang Engkau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang