Dua minggu terlewati begitu saja tanpa ada kabar dari orang tuanya, apakah dalam kehidupan ini dirinya akan kembali di buang?
Dan entah kenapa, beberapa baju yang sering ia kenakan melonggar, dan itu membuatnya terpaksa harus membeli baju dengan ukuran yang lebih kecil.
apakah ia kurusan? Padahal nafsu makaannya tidak berubah sedikit pun, tapi sejak kejadian dua minggu yang lalu suhu tubuhnya sering kali mendingin, dan membuatnya beberapa kali menggigil, pelafalannya juga sedikit melemah sejak tiga hari yang lalu, dan membuat Lio berubah menjadi cadel.
Bahkan jika Lio melepas pakaiannya, tulang rusuknya akan terlihat jelas disana, kedua kantung matanya sedikit menghitam, padahal dirinya selalu tidur tepat waktu tanpa terlewat dari jam yang telah di tentukan, apa lagi sekarang ia mudah sekali tertidur walau pun jika dirinya sedang makan di meja.
Bi Mira juga melihat keanehan dari tuan kecilnya, ia bahkan membawa sang majikan untuk di periksa, tetapi saat hasilnya keluar, tidak ada yang salah dengan kondisi tubuh tuan kecilnya, ia sering kali menghubungi sang nyonya tapi tetap saja tidak ada sahutan.
Entah apa yang di alami anak berusia empat tahun itu, sampai sampai tubuhnya berubah menjadi seperti itu.
Kini Lio tengah tertidur, padahal jam masih menunjukkan pukul sembilan pagi, bahkan sebelumnya ia masih asik bermain dengan boneka dino pemberian dari sang ayah.
Sebuah mobil memasuki kawasan vila, lalu mobil itu di parkirkan ke garasi, langkah kaki saling bersahutan, mereka membuka pintu vila sedikit kasar, matanya bergulir mencari sang anak, mereka adalah Gerald dan Nindira.
Setelah kepulangan keluarga besarnya pagi tadi, mereka langsung bergegas menuju ke sini, apa lagi saat Nindira mendapatkan berulang kali notifikasi dari ponsel miliknya, dan tertera nama bi Mira.
"LIO!" Panggil Nindira sedikit lantang.
Bi Mira yang tengah berada di dapur bergegas pergi ke asal sumber suara, ia berlari, tergopoh gopoh.
"Tuan, nyonya!" Ucap bi Mira.
"Kapan anda datang?" Tanya bi Mira, tekejut karena tidak mendapat kabar bahwa mereka akan datang.
"Dimana Lio?" Tanya Nindira.
"Anu nyonya... tuan kecil sedang tidur... tapi..." ucap bi Mira terpotong, tanpa mendengar ucapan dari bi Mira, Nindira dan Gerald bergegas menghampiri Lio, mereka ingin memastikan bahwa keadaan anaknya baik baik saja.
Nindira membuka pintu kamar sang anak pelan, langkahnya di bawa mendekati Lio yang tertidur di ranjang, di ikuti Gerald di belakang Nindira.
Saat melihat wajah sang anak, Nindira dengan refleks membekap mulutnya menahan isakan, bagaimana bisa anaknya menjadi seperti ini, ia bahkan hampir tidak mengenali wajah sang anak yang berubah, sebenarnya apa yang ia lewatkan selama dua minggu ini?
"Mas... anak kita mas..." ucap Nindira lirih sembari menahan isakan agar tidak keluar, ia takut membangunkan anaknya yang terlelap.
"Bagaiman bisa....." lirihnya tidak percaya.
Bi Mira yang menunggu di pintu kamar Lio tidak berani masuk, takut lancang, hatinya ikut sakit saat menyaksikan sang nyonya menangisi keadaan tuan kecil.
"Mira masuk, dan jelaskan!" Titah Gerald saat mengetahui keberadaan Bi Mira di depan pintu.
Bi Mira melangkahkan kakinya perlahan, ia berdiri di hadapan Gerald, lalu menjelaskan semua hal tanpa ada yang terlewat, di mulai dari kejadian dua minggu lalu hingga hari ini.
Air mata Nindira semakin menumpuk mendengar penjelasan Dari Bi Mira, ini semua berawal dari mereka yang lupa akan janji yang telah mereka buat.
"Kenapa tidak langsung kau bawa ke rumah sakit?" Tanya Gerald mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO BE PERFECT(D.R) ✔️
Teen FictionKarya 2 Seorang pemuda yang rela menyerahkan seluruh masa remajanya hanya untuk kebahagian dan ego orang tuanya. Seseorang yang membuat kesalahan didunia ini tidak akan dicintai, sepertiku. Pov. Aku sudah banyak mengemis dalam hidupku. Semakin aku...