EPILOG

2.6K 230 15
                                    

Sekalian aja

TL 1......

Setelah pemakaman putra bungsu mereka, Nindira masuk ke kamar Lio dengan mata yang masih sembab, entah berapa lama ia menangisi jasad sang anak.

Ia duduk di meja belajar sang anak, wangi khas anaknya masih tercium di setiap sudut ruangan, matanya kembali berkaca kaca kala mengingat wajah sang anak.

Di sana ada foto sang anak yang tersenyum lepas, entah sudah berapa lama ia tidak melihat senyum sang anak yang seperti itu.

Ia raih foto Lio dan memeluknya penuh kasih, seharusnya bukan foto sang anak yang ia peluk melainkan tubuh anaknya.

Penyesalan menyelimuti Nindira, seandainya waktu bisa ia ulang kembali, mungkin ia akan melimpahkan semua kasih sayang yang ia miliki terhadap sang putra.

Netra Nindira tanpa sengaja menatap sebuah buku berwarna coklat usang di samping buku paket sang anak.

Tangannya dengan reflek mengambil buku tersebut, saat lembaran pertama ia buka, Nindira tidak mampu menahan air matanya untuk turun.

Hari ini adalah ulangan pertamaku saat berada di sma, semoga saja aku berhasil untuk menduduk nilai teratas di kelas, jika aku berhasil, aku ingin ayah mengetahuinya terlebih dahulu

24 xx xxxxx

LEMBAR KEDUA

Aku gagal, tapi tak apa, mungkin belum waktunya, lain kali aku harus berhasil.

Semangat Lio

25 xx xxxx

LEMBAR KETIGA

Aku gagal lagi, padahal aku telah berusaha, sejujurnya aku takut ayah dan bunda akan kecewa padaku.

01 xx xxxx

LEMBAR  KEEMPAT

Kenapa aku selalu saja gagal, dan ayah selalu saja membandingkan aku dengan kak Niel dan Kak Eth, kali ini ayah menambah jadwal belajarku

6 xx xxxx

LEMBAR KELIMA

Kalau boleh jujur, sebenarnya aku lelah atas pembelajaran yang aku lakukan, tapi tak apa, selama itu dapat membuat ayah dan bunda senang aku ikhlas, karena pada dasarnya anak hanya bisa menuruti semua ucapan orang tua.

20 xx xxxx

LEMBAR KEENAM

Beberapa hari ini aku mengalami gangguan kecemasan dan insomnia, entah sampai berapa lama. Yang jelas aku selalu saja mendengar seseorang berbisik agar aku segera mati.

29 xx xxxx

LEMBAR KETUJUH

Kali ini aku kembali menyayat pegelangan tanganku, aku tau itu perbuatan yang salah, tapi jika tidakku lakukan, rasa takut dan cemas selalu menghantuiku, karena hanya dengan hal itu aku dapat melupakan semua pikiran yang menggangguku.

15 xx xxxx

LEMBAR KEDELAPAN

Hari ini kak Niel dan Kak Eth pulang, aku bersyukur,  setidaknya ayah tidak akan memarahiku jika ada kedua kakakku, ya walau pun aku agak kecewa mereka melupakan kehadiranku saat makan malam :)

27 xx xxxx

Dan sampai lah Nindira pada lembaran terakhir diary sang anak, dirinya membaca seraya menahan sesak di hatinya, bahkan dalam lembaran terakhir, Nindira kembali melihat bercak darah yang telah mengering.

LEMBAR TERAKHIR

Di setiap malam aku mengalami susah tidur, karena tiap aku memejamkan mata, Bayangan ayahku membangunkanku dengan kasar, masih terekam jelas di ingatanku, bahkan untuk tertidur nyenyak aku tidak bisa, ingatan aku di siksa di dalam kamar mandi membuatku trauma, bahkan tanpa sadar tubuhku bergetar jika bertemu dengan ayahku.

Dan beberapa hari yang lalu bunda memarahiku, aku tau, bunda pasti malu memiliki anak yang gila sepertiku, apa lagi bunda berkata kepadaku jika aku tidak di perbolehkan sekolah.

Jika aku tidak Sekolah, bagaimana aku bisa membanggakan ayah dan bunda, padahal aku ingin sekali seperti kak Niel dan kak Eth yang selalu di banggakan ayah dan bunda.

Sekarang aku harus bagaimana, tidak ada lagi harapan yang tersisa untukku lakukan, bahkan ayah dan bunda tidak memberikan sedikit pun waktu agar aku bisa keluar dari mansion.

Aku semakin bingung, sebenarnya alasanku hidup itu apa?

Aku selalu berfikir seperti itu, aku ingin sekali bertanya, namun sepertinya keberadaanku tidak di anggap walau pun di dalam keluargaku sendiri.

Jadi.... walau pun aku mati dan meninggalkan mereka semua, aku yakin tidak akan yang merasa sedih atas kepergianku, karena pada dasarnya aku hanya anak yang tidak berguna dan selalu merepotkan orang tuaku.

Tapi kalau boleh berkata jujur, aku ingin sekali berucap pada mereka bahwa aku sangat menyanyangi mereka, terutama keluargaku ayah dan bunda, namun aku tidak berani.

Dan mungkin ini akan menjadi dairy terakhir yang kutulis sebelum aku pergi.

Lio sayang ayah, bunda, kak Niel dan Kak Eth.

Maaf, Lio telah menyakiti hati kalian, Lio harap di kehidupan selanjutnya, Lio tidak menjadi anak ayah dan bunda :)

31 xx xxxx

Nindira di buat tertohok atas kalimat terakhir dari tulisan sang anak, sebegitu tersiksanya sang anak sehingga putranya tidak ingin kembali menjadi anak mereka.

Nindira hanya bisa meraung sembari mengucapkan kata maaf, Gerald yang mendengar tangisan sang istri membawa Nindira ke dalam dekapannya.

"Kita salah mas.... Lio.... putra kita...... meninggal karena kita mas......." adunya pada sang suami.

Gerald merasa sedih mendengar tangisan sang istri, jika saja ia sedikit menurunkan egonya, pasti semua ini tidak akan pernah terjadi.

Sedangkan Daniel dan Ethan hanya bisa menatap dari luar kamar, mereka pikir, sudah cukup mereka berdua yang menerima perlakuan seperti itu, adiknya jangan, namun ternyata pemikiran mereka salah, adik mereka lah yang sekarang menjadi korban atas ke egoisan orang tua mereka.








Annyeong👋

Yang butuh list bacaan bisa cek profilku yaaaa
Pay pay....
Tunggu ceritaku selanjutnya.....

TO BE PERFECT(D.R) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang