TO BE 3

3.4K 263 7
                                    

Saat ini Lio kembali ke meja belajarnya, setelah beberapa menit sebelumnya ia selesai makan malam, dan sekarang tepat pukul delapan malam lewat lima menit.

Lio kembali bergelut dengan kesehariannya, namun, suara ketukan mengalihkan fokusnya.

TOK TOK TOK

"Lio... Ini kakak.... " Ucapnya dari balik pintu.

"Masuk aja kak, nggak di kunci kok.! " Sautnya sedikit agak keras, karena jaraknya sedikit jauh.

"Kak Enthan ada apa? " Jawab Lio sedikit bingung, karena jarang sekali kakaknya ini memasuki kamarnya, biasanya sih dulu Lio yang sering masuk ka kamar sang kakak tanpa permisi.

"Lagi apa? " Tanyanya basa basi.

"Cuma mempelajari materi yang tadi di ajar kak. Kenapa emang? " Tanya Lio balik.

"Nggak kenapa kenapa, bukannya dulu kamu lebih suka gambar ya dari pada belajar? " Tanya Ethan penuh selidik.

"Eng enggak kok kak, kan minat orang selalu berubah." Jawab Lio sembari menghindari tatapan mata sang kakak.

"Kalau kamu lebih suka gambar bilang aja, entar kakak sampaikan pada ayah." Ucapnya.

"Enggak kak, be beneran deh." Yakin Lio.

Ethan berusaha mencari kebohongan dari sang adik, namun Lio juga berusaha menghindari tatapan sang kakak.

"Oke kalau gitu, kakak ke luar dulu." Ucap Ethan, sebelum keluar ia mengusap pucuk kepala Lio sayang, lalu keluar dari kamar Lio.

Setelah sang kakak keluar, Lio sedikit menghembuskan nafasnya lega, entah mengapa dirinya tegang, padahal kakaknya itu tidak ada hal yang perlu membuatnya waspada, kemudian Lio kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu belajar.

.
.
.
.

Sang fajar mulai menyinsing, Lio sedikit terganggu saat sinarnya mengenai wajah lelahnya.

Ia merenggangkan otot otot tubuhnya, seingatnya kemarin malam ia ketiduran di meja belajar, lagi. Entah siapa yang memindahkan dirinya ke ranjang, Lio merasa berterima kasih, karena untuk kali ini ia tidak merasakan pegal pegal saat bangun tidur di pagi hari, itu membuat moodnya juga membaik.

Seperti biasa, di awali dengan sarapan di pagi hari, bedanya sekarang ada kedua kakaknya yang ikut serta, Lio senang, setidaknya ayahnya tidak akan menceramahinya di pagi hari.

Sarapan di mulai dengan hikmat, tidak ada ocehan, hanya dentuman sendok yang beradu.

Di saat semua telah usai memakan sarapannya, mereka semua memulai aktivitasnya masing masing.

Awalnya Daniel dan Ethan ingin mengantarkan Lio ke sekolah, namun, tiba tiba ada suatu hal yang membuat mereka batal untuk mengantarkan Lio, tapi sebelum Ethan pergi keluar, ia berpesan pada Lio bahwa ia yang akan menjemput Lio saat pulang sekolah nanti.

Untuk hari ini Lio berangkat dengan supir, sedangkan sang ayah pergi bersama kakaknya Daniel untuk di kenalkan ke rekan bisnisnya, itu juga alasan yang menyebabkan Daniel batal mengantarkannya ke sekolah.

.
.
.
.

Perjalanan ke sekolah sedikit agak lama dari biasanya lantaran Lio harus mampir terlebih dahulu ke toko buku untuk membeli sebuah novel yang baru rilis beberapa hari lalu, walau pun sebagian orang mengenal Lio gila belajar, namun Lio juga suka menenangkan diri dengan membaca novel.

Tangan Lio memeluk erat novel yang baru ia beli, ia jadi tidak sabar untuk membacanya di waktu luang.

Lio sesekali melirik ke cendela memperhatikan orang berlalu lalang, suatu kegiatan yang tanpa Lio sadari ia lakukan setiap hari.

TO BE PERFECT(D.R) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang