04. Aturan?

60 6 2
                                    

Haloo haloo semuaa, Author up lagi nih...

Jangan lupa follow shashava33

HAPPY READING

Arshaka, laki laki yang memiliki ketampanan bak Dewa. Dengan mata tajamnya, kulit seputih susu, bibir semerah cherry, wajah tirus dan badan yang atletis.

Selain Shaka, teman temannya juga tak kalah tampan. Ia memiliki lima sahabat yang selalu bersamanya setiap saat.

Gibran Marcelio Pradipta, teman yang paling dipercaya oleh Shaka. Gibran tidak pernah mengecewakannya dan Gibran juga termasuk orang yang paling disiplin diantara kelima temannya.

Nathaniel Gazzella Abimanyu, si play boy kelas kakap yang membawa pacarnya ke tongkrongan. Nathan juga orang yang paling bisa mencairkan suasana ketika sedang dingin dinginnya.

Axelio Denada Alexander, Axel sebelas dua belas seperti Nathan. Bedanya Axel tidak pernah membawa pacarnya ikut ke tongkrongan.

Keano Bryan Adam, laki laki paling penakut di antara mereka. Bukan takut terhadap musuh, tapi ia lebih takut terhadap makhluk halus tak kasal mata.

Dan terakhir, Raja Davino Algara. Davino si kutu buku yang tidak pernah berpacaran. Bahkan ia lebih baik bergulat angka dari pada harus berpacaran.

Sekarang keenam laki laki itu sedang berada di suatu tempat di mana mereka sering kali berkumpul.

"Gue dijodohin." Celetuk Shaka memecah keheningan.

Mata mereka membelak kaget. "Hah? Lo serius, Ka?"

Shaka mengangguk dengan kepala menunduk. "Lebih parahnya, cewek yang dijodohin sama gue adalah cewek yang tadi pagi tumpahin jus ke baju gue."

"Anjir, bisa gitu ya." Ucap Axel tertawa yang di ikuti Nathan.

"Gue mau nolak, tapi kalian pasti udah paham gimana sifat ayah gue."

Mereka terdiam, sudah tak heran lagi jika mereka mendengar curhatan Shaka tentang ayahnya yang selalu memaksa hal hal yang bukan kemauan Shaka.

"Kapan nikahnya?" Tanya Gibran.

"Gue nggak tau."

"Berarti lo bakalan jarang main dong." Tanya Axel.

Shaka mengangguk, "Kemungkinan iya, karena kan gue juga harus urus dia."

"Tapi, tuh cewek bening banget."

Mendengar ucapan Nathan, Shaka menatap tajam laki laki yang sedang meminum soda itu.

"Eh, santai santai. Gue bercanda."

"Cie yang mau nikah" Davino menepuk nepuk bahu Shaka.

"Jujur gue belum siap." Shaka mengacak acak rambutnya frustasi.

"Sabar, bro."

"Iya, kita selalu suprot lo kok." Ucap Nathan.

Plak

"Support, anjing."

"Elah, sama aja kali."

Kini, seperti rencana antar dua keluarga yang hendak menjadi besan. Masing masing keluarga sudah duduk di meja yang sudah mereka pesan.

Nadien menatap Arshila dengan kagum, arshila terlihat sangat anggun dan cantik dengan dress putih di atas lutut, rambut yang terurai, dan sedikit polesan make up.

"Arshila cantik banget ya, Sar."

Sarah tertawa, "Iya dong kan anak aku."

"Baik, kita makan makan dahulu. Baru setelahnya kita bicarakan tentang perjodohan." Ucap Dewa setelah makanan sudah dihidangkan.

Mereka pun makan tanpa ada suara, begitu pun Arshila yang sedang bergulat dengan pikirannya.

"Kalau gue nikah nanti malam pertamanya gimana ya?" Batinnya.

"Apa gue bakal di unboxing sama Shaka?"

Arshila menggeleng, "Enggak enggak, gue nggak mau."

Sarah yang melihat Arshila menggeleng geleng sendiri pun terheran. Ia menyenggol kaki sang anak dan memelototi nya.

(Ada yang ibunya sering kayak gini?)

Arshila yang di pelototi kebingungan, "Gue salah apa?"

Setelah semuanya selesai makan, Dewa memulai pembicaraan. "Seperti yang sudah kita rencanakan kemarin. Bagaimana jika pernikahan Shaka dan Arshila diadakan pada akhir bulan ini?"

Reza mengangguk setuju, "Saya setuju, tapi saya ingin pernikahan ini terjadi secara privat. Jadi, hanya orang orang tertentu yang dapat hadir."

"Iya, kita akan mempublish nya saat anak anak sudah lulus."

"Gimana, Shaka dan Arshila? Kalian tidak keberatan kan?"

"Maaf, om. Tapi apa tidak terlalu cepat?" Tanya laki laki berjas hitam itu mewakili perasaan Arshila.

"Shaka maunya kapan?" Tanya Sarah.

"Pas Shila lulus." Seru Arshila yang langsung di tatap tajam oleh Sarah.

Nadien terkekeh, "Kelamaan, sayang."

Arshila tersenyum kecut.

"Gimana kalau awal bulan depan? Biar anak anak menyiapkan diri dulu?" Ucap Nadien.

"Tidak bisa, karena perusahaan kita membutuhkan dana dengan segera." Sahut Dewa membantah.

Reza mengangguk, "Iya, jadi kita sepakati akhir bulan saja."

Dengan pasrah Shaka dan Arshila mengangguk. Nadien menatap anaknya dengan kasihan.

"Maafkan bunda dan ayah, nak." Batin Nadien.

"Gue mau bikin aturan setelah kita nikah."

Arshila dan Shaka sedang berada di cafe, setelah pertemuan itu. Keluarga mereka pulang lebih dulu dan Arshila yang mengajak Shaka pergi ke cafe ini untuk membicarakan soal pernikahan mereka.

Salah satu alis Shaka naik, seolah bertanya 'apa'

"Satu, jangan pernah sentuh gue!?"

Shaka tersenyum kecil, "Kalau gue nggak mau?"

"Gue tendang kelamin lo!"

Shaka terkekeh, "Lo lucu."

"Berisik lo. Kedua, gue mau kita pisah kamar."

"Gimana mau pisah kamar, orang tidurnya di rumah bunda." Batin Shaka terheran.

"Tiga, jangan urusin urusan masing masing. Lo maupun gue."

Shaka hanya diam menyimak celotehan gadis cantik didepannya.

"Empat, gue boleh pacaran sama cowok lain."

Raut wajah Shaka berubah, mata laki laki iru memerah. "Nggak! Gue nggak setuju soal itu."

"Lo harus setuju. Lagian kita nikah juga karena terpaksa." Sewot Arshila.

"Meskipun terpaksa, gue mau nikah sekali seumur hidup."

Shaka mendekatkan wajahnya ke wajah Arshila, "Dan gue jamin, cepat atau lambat lo maupun gue bakalan saling jatuh cinta."



Tbc

Beri vote untuk apresiasi<3
Terimakasih

DOUBLE A (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang