05. Weeding

63 5 2
                                    

Haloo haloo semua, up lagi nihh.
Jangan lupa vote dan komen.

HAPPY READING

Satu minggu berlalu, tiba saatnya hari dimana seorang gadis akan sah menjadi seorang istri.

Arshila, gadis itu kini bersama seorang MUA yang sedang mendandaninya. Ia sudah siap dengan gaun panjang di atas lutut berwarna putih tanpa lengan  dengan sedikit manik berbentuk liontin yang tertempel, mahkota kecil yang ada di atas kepalanya dan rambutnya yang terurai.

Acara ini cukup sederhana, diadakan di kediaman keluarga Wijaya dan hanya ada partner kerja, teman terdekat dan keluarga yang menghadirinya.

Ceklek

Wanita paruh baya dengan dress putih lengan pendek dan rambut yang ditata sedemikian rupa.

"Menantu bunda cantik sekali." Puji Nadien mendekati Arshila yang ada di meja rias.

Arshila tersenyum, "Makasih, bunda juga cantik."

Sedangkan, di tempat yang sama namun posisi yang berbeda.

Seorang laki laki yang menggunakan jas putih berjalan kesana kemari dengan gelisah.

Arshaka, laki laki itu gelisah karena beberapa menit lagi dirinya akan menjadi seorang suami.

"Gue gimana nanti sama dia?" Batinnya.

"Masa langsung gue nidurin dia?"

"Kalau dia gak mau gimana ya?"

"Eh? Gue mikir apasih." Shaka menggelengkan kepalanya. "Enggak enggak gue nggak mau nidurin dia."

Di dekat laki laki yang sedang mondar mandir itu, Sarah mengkerutkan keningnya heran melihat menantunya.

"Shaka? Kamu kenapa?" Tanya Sarah pada Shaka.

Shaka berhenti dan menoleh, "Shaka nggak papa kok, ma."

"Kamu sakit?" Tanyanya khawatir ketika menyadari wajah Shaka yang sedikit pucat.

Shaka menggeleng, "Enggak, ma."

Sarah mengangguk lalu melirik jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

"Sudah jam, ayo Shaka kita turun."

Sarah menuntun Shaka untuk turun hingga sampai di samping pengantin perempuan yang sudah menunggu.

Dan akad nikah pun dimulai, kini sepasang remaja ktu sudah sah menjadi suami dan istri.

Shaka menoleh ke Arshila dengan malu malu lalu mengulurkan tangannya untuk dicium oleh Arshila.

Arshila pun menoleh dan mencium tangan laki laki yang kini menjadi suaminya.

Nadien meneteskan air matanya melihat anak tunggalnya yang sudah menikah. 

"Semoga kamu selalu bahagia dengan keluarga barumu, nak." 

"SHAKAA." Teriak Arshila dari dalam kamar mandi.

"Apa?" Sahut Shaka yang tiduran di atas kasur.

"Tolongin gue." 

Mereka sudah berada di dalam kamar milik Shaka, setelah acara selesai Nadien langsung menyuruh mereka untuk beristirahat.

Shaka berdecak, kemudian beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Tok
Tok

Ceklek

Muncullah kepala kecil milik Arshila, "Tolong bukain resleting gaun gue."

"Gue masuk gitu?" Tanya Shaka dengan polos.

Arshila memutar bola mata malas, "Iyalah, ayo buruan."

Tanpa pikir panjang Shaka pun masuk, dan mulai mencoba membuka resleting di belakang gaun Arshila.

"Kesangkut rambut lo nih." Ucap Shaka.

"Ya makanya, bantu lepasin." 

Beberapa menit kemudian barulah resleting itu dapat di buka. Shaka menelan ludahnya dengan susah payah ketika melihat punggung mulus milik Arshila.

Arshila yang menyadari itu, menatap tajam Shaka. "Apa lo liat liat. Udah sama pergi gue mau mandi."

Arshila mendorong punggung kokoh itu, "Awas lo ngintip."

Brakk

"Buset, mimpi apa gue nikah sama cewek kayak gitu." Ia menggelengkan kepalanya lalu kembali ke kasur lalu menutup mata.

Tok 
Tok
Tok

"Shaka? Arshila?" 

Nadien mengetuk pintu dengan membawa nampan berisi dua piring makanan dan dua minuman.

Tok
Tok
Tok

"Shaka, Arshila?" Ia kembali mengetuk pintu karena tak kunjung dibuka.

Sedangkan di dalam kama, Arshila yang baru saja selesai mandi mendengar pintu kamar yang diketok mendekat dan membukanya.

Ceklek

"Bunda? Kenapa, bun?" 

"Ini bunda bawain makanan buat kalian, dimakan ya." Ia menyerahkan nampan itu pada sang menantu.

Arshila dengan senang hati menerimanya. 

"Kebetulan gue laper." Batinnya tersenyum senang.

"Bunda repot repot banget, makasih ya, bun."

Bunda ikut tersenyum, "Sama sama, yaudah bunda mau turun lagi. Nanti kalau udah selesai biar di situ dulu nanti bunda ambil."

"Oke, makasih bunda."

Arshila kembali masuk, setelah Nadien pergi. Tapi, betapa kagetnya dirinya ketika berbalik badan langsung dihadapkan dengan wajah tampan Shaka.

"Anjing." Sentaknya kaget. "Ngagetin lo, anjir."

Shaka menjauhkan wajahnya lalu tertawa.  "Lucu banget sih istri gue."

"Lo nggapain sih?" 

"Cuman mau ngintip."

"Ya tapi kan nggak udah belakang gue juga." Arshila memajukan nampan yang ia bawa. "Lo nggak liat gue bawa apa?"

"Widih bunda yang ngasih?" 

Arshila memutar bola mata malas, "Pake nanya."

Arshila menjauh dari Shaka. "Udah ayo, mau makan nggak lo?" 

"Mau lah." 

Tbc

Beri vote untuk apresiasi<33
Terimakasihh

DOUBLE A (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang