16. Fitnah?

32 1 0
                                    


HAPPY READING



Pagi hari senin ini, NS dihebohkan dengan sebuah foto yang menampilkan Sheila, si murid baru yang berciuman diatas kasur bersama Shaka, si most wanted. Kabar ini pun tersebar ke telinga Arshilla dan kedua temannya. Mereka juga cukup kaget dengan berita ini, disaat itu Arshilla yang baru saja sampai sekolah juga dibuat kaget, apakah mungkin Shaka  sedang berpacaran dengan si murid baru?

Saat istirahat pertama Arshilla dkk langsung saja menuju kelas Shaka. Sesampainya di kelas 12 B, Arshilla langsung memberikan pertanyaan pada Shaka yang terkejut dengan kehadiran Arshilla dan teman temannya.

"Lo pacaran sama Sheila?" Tanya Arshilla dengan raut wajah memerah pertanda marah.

Shaka yang memang belum mendengar berita tersebut mengkerutkan keningnya. "Maksud lo apa?"

Arshilla berdecih, "Nggak udah pura pura nggak tau, seisi sekolah juga udah tau lo pacaran sama Sheila."

"Apa sih maksud lo? Gue nggak tau apa apa, dan gue juga nggak pacaran sama dia." Sentak Shaka.

Arshilla mengeluarkan ponsel milik Citra yang ia pinjam dan menampilkan foto Sheila dan Shaka yang sedang berciuman. "Ini? Lo lihat, ini lo kan."

Shaka menggelengkan kepalanya, "Nggak itu pasti fitnah, gue nggak ada hubungan apa apa sama dia."

Plakk

Tamparan sangat keras itu mendarat tepat dipipi tegas milik Shaka, hingga membuat pinggir bibir laki laki itu sedikit mengeluarkan darah.

"INI UDAH ADA BUKTINYA DAN LO MASIH AJA NGELAK? LO BENER BENER BAJINGAN YA!?"

"LO BILANG KE GUE WAKTU ITU KALAU LO UDAH MULAI CINTA SAMA GUE TAPI INI APA?!? LO SELINGKUH!?" Murka Arshilla.

Seluruh siswa siswi yang menyaksikan keduanya membelakkan mata kaget. Bisik bisik pun mulai terdengar diantara mereka.

"Hah, mereka pacaran?"

"Yang pacaran sama Shaka siapa?"

"Murid baru itu nggak sih?"

"Kayaknya Arshilla deh."

Dll

Belum sempat Shaka menjawab, Arshilla lebih dulu meninggalkannya dengan derai air mata. Shaka mengacak acak rambutnya frustasi. 

"Siapa yang nyebarin tuh foto?" Batinnya.

Diam diam salah satu diantara banyaknya murid murid itu, tersenyum menyeringai menyaksikan pertengkaran sejoli itu.

"Ini baru permulaan, Arshilla." 



Di sebuah perusahaan, seorang pria paruh baya berumur empat puluhan sedang diliputi rasa khawatir di dalam ruangan kantor miliknya. 

Ia beberapa kali memijat pangkal hidungnya. Perusahaan miliknya yang berada di luar negeri sedang diancam kebangkrutan begitupun di perusahaan yang ia tempati sekarang. Mana mungkin ia bisa mengurusi keduanya secara bersamaan? 

Lalu sepintas nama muncul dalam pikirannya. Shaka, ya anaknya mungkin dapat membantunya mengurus perusahaannya yang di luar negeri. Tanpa berlama lama lagi ia segera menghubungi sang anak.

"Halo, Shaka." 

"..."

"Sepulang sekolah kamu bisa ke kantor ayah?"

"..."

"Ada sesuatu yang mau ayah bicarakan."

"..."

"Baiklah." 

Senyumnya mengembang, huh.. sekarang pikirannya sudah tidak sekacau sebelumnya. Ia bernafas lega, Dewa percaya pada anaknya. Pasti Shaka bisa membantunya!

Shaka, laki laki itu berjalan menuju ruangan sang ayah dengan seragam yang masih lengkap serta tas ransel dipunggungnya. 

Ceklek... Ia membuka pintu setelah tiba di ruangan Dewa. Dewa yang menyadari Shaka telah tiba langsung menyuruhnya duduk di kursi yang bersebrangan dengannya.

"Kenapa, Yah?" Tanya Shaka memulai pembicaraan.

"Jadi..." Pria paruh baya itu menceritakan masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Mulai dari korupsi, banyaknya karyawan yang resign, masalah yang ada diperusahaannya di luar negeri. Semua ia ceritakan pada Shaka. 

Sedangkan Shaka hanya diam mendengarkan dengan wajah datarnya. 

"Jadi? Ayah mau Shaka bantuin apa?"

Dewa menghembuskan nafas panjangnya, "Papa minta tolong kamu keluar negeri buat ngurus perusahaan papa sementara waktu." 



Kembali pada Arshilla, gadis itu sekarang sedang berjalan dengan lesunya menuju ranjang miliknya. Pikirannya memburuk, ia terus saja dihantui dengan rasa penasaran yang amat dalam. Kegelisahan menyelimuti, entah mengapa ia sangat marah ketika melihat foto Shaka yang berciuman dengan Sheila. 

Apakah mereka memiliki hubungan khusus? Atau itu hanya foto editan? Tapi foto itu terlihat sangat realistis tanpa editan sedikitpun. 

Ia mulai menangis dengan wajah yang ditenggelamkan ke dalam bantal. Hatinya terasa sangat sakit, seperti ditumbuk dengan batu besar.

"Mama, Arshilla pengen peluk mama..." Gumamnya sebelum masuk ke alam bawah sadar.

Di tempat lain.

"SHE, RENCANA KITA BERHASIL." Ucap seorang gadis dengan seragam sama dengan yang dikenakan temannya baru saja masuk ke kamar temannya itu.

She tertawa puas, "Lihat aja, sebentar lagi gue pastiin mereka pasti cerai."

"Duh.. gue nggak sabar dengerin cerita Arshilla yang pasti bakal sedih banget itu." Ucap gadis itu mengejek kemudian ikut tertawa.



Tbc.

Ada bisa yang nebak nggak 'she' itu siapa?
Tunggu dipart selanjutnya.

Beri vote untuk apresiasi<33

DOUBLE A (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang