15. Sakit

57 3 0
                                    

Haloo haloo semua, aku up lagi. Aku bingung banget mau bikin panggilan apa untuk aku dan kalian. Jadi pakainya aku dan kalian aja xixi

HAPPY READING



Jam menunjukkan pukul 22.42 malam, Shaka berjalan kesana kemari di teras rumahnya menunggu gadisnya..? yang belum pulang hingga sekarang.

Ia terus terusan mencoba menghubungi gadis itu tapi sepertinya ponsel milik gadis itu mati. Ia juga sudah mencari dirumah tempat gadis itu berada tapi pemilik rumah bilang gadis itu sedang pergi bersama anak pemilik rumah.

Ngikk...

(PLS BAYANGIN SUARA GERBANG YANG DIBUKA ;))

Shaka mengalihkan pandangannya ketika mendengar suara pagar yang dibuka. Datanglah seorang gadis yang sedang menutup pagar dengan lesu. Shaka langsung berlari menuju gadis yang ia tunggu sedari tadi.

"Dari mana aja lo?! Jam segini baru pulang!?" Bentak Shaka pada gadis yang sepertinya tidak memiliki tenaga untuk berbicara lagi.

Arshilla gadis itu menatap Shaka yang marah dengan pandangan kosong dan ada sedikit air di pelupuk matanya. Bahkan ada beberapa bagian baju dan celana yang ia kenakan tampak robek dan kotor.

Shaka yang tak mendapati jawaban pun semakin khawatir dan marah. "JAWAB!? LO BUDEG?!?"

Arshilla menutup matanya mendengar bentakan yang semakin keras itu. Tubuhnya bergetar, ia memegang kepalanya yang tiba tiba terasa sangat sakit. Tak lama setelah itu gadis yang lemas itu terjatuh pingsan di pelukan Shaka yang sigap menangkapnya.

"ARSHILLA!?" Tanpa banyak bicara lagi Shaka menggendong gadis mungil itu dan membawanya ke kamar. Setelah meletakkan Arshilla dikasur, ia terus berteriak memanggil bundanya,

"BUNDAA, BUNDAAA ARSHILLA PINGSAN BUN."

Astaga.. saking paniknya Shaka sampai lupa jika bunda dan ayahnya sedang tidak berada di rumah.

"Bodoh." Umpatnya dengan kesal. Kemudian keluar menuju dapur untuk mengambil baskom yang ia isi dengan air panas dan mengambil kain untuk mengompres Arshilla yang belum juga tersadar.

Dengan hati hati ia memeras kain yang sudah basah dengan air panas kemudian menaruhnya di dahi Arshilla yang ternyata sangat panas. Ia beranjak mengambil termometer didalam laci meja di samping kasur.

Shaka semakin panik setelah mengecek suhu tubuh Arshilla yang sangat tinggi. Saking paniknya ia sampai menyenggol baskom yang berisi air panas yang berada dimeja. Membuat air itu tumpah kemana mana, tiba tiba pintu terbuka.

Ceklek

"SHAKA." Shaka menolehkan kepalanya ketika mendengar suara yang sangat ia kenal, yaitu bundanya. Wanita pruh baya yang masih lengkap dengan pakaian formal dan tas brandednya mendekati Shaka yang sudah berderai air mata.

Melihat itu sontak saja Nadien langsung membawa Shaka dalam pelukannya. "Apa yang terjadi, nak?"



Pagi pun tiba, mata yang sedari malam terus tertutup kini terbuka. Pertama yang ia lihat adalah langit langit kamar yang tampak masih gelap. Ia mengedarkan pandangannya, dan berhenti pada seorang laki laki yang tertidur pulas di sampingnya dengan posisi menghadap kearahnya.

"Shak-ka." Sebisa mungkin ia mencoba untuk membangunkan Shaka yang masih menutup mata.

Oh sial! Badannya sangat terasa sakit untuk digerakkan bahkan tenggorokannya sangat sakit untuk mengeluarkan suara.

DOUBLE A (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang