22. Mama, Papa?

57 4 0
                                    

Hi!👋🏻
Call me Pink, please. Salam kenal🤙🏻
Vote, komen, follow, and share ya guys.
Love you<3.

                                  🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                                  🦋🦋🦋

Hari ini Kelas 12 IPA 1 tengah menjalankan ujian harian Fisika, sedari ujian berlangsung Andrian terus menatap kosong sekitarnya, fikirannya sangat berisik sekarang.

"Ian, lo lagi mikirin apa?" Nando membuka suara, sedari tadi ia memerhatikan Andrian, tidak biasanya dia seperti itu. Bahkan ujiannya belum di selesaikan.

Andrian menengok dan menggelengkan kepalanya, atensinya beralih pada kertas yang ada di depannya itu, ia memilih untuk melanjutkan ujiannya tersebut.

"Gue gak bisa kalau gini terus, gue harus bisa bantah Papa," tentu saja dirinya masih memikirkan tentang pernikahannya dengan Nashwa, dia tidak ingin itu.

"Anak - anak, waktunya sudah habis. Kumpulkan semua kertas ujian kalian sekarang." perintah guru fisika tersebut.

Semua murid berdiri, mengumpulkan kertas ujiannya satu persatu, entah bagaimana hasilnya yang terpenting mereka sudah berusaha semaksimal mungkin.

Tak lama bell istirahat berbunyi, "Baik, semuanya di persilahkan untuk istirahat. Terima Kasih."

Semua murid berhamburan ke kantin, terkecuali Andrian. Dia masih setia dengan bangku dan mejanya.

"Gak kantin?" tanya Tatan. Andrian hanya menggeleng lalu menelungkupkan wajahnya ke meja.

"Yaudah. gue ke kantin ya sama Nando, lo mau nitip gak?"

"Gak." singkat, padat, dan jelas.

Nando menepuk pundak Tatan, "Yaudah ayo" lalu mereka berdua bergegas ke kantin.

"Andrian kenapa ya? Gue kasihan liatnya jadi pucet begitu," ucap Tatan.

"Mungkin perihal Ellena, Gentala, Nashwa. Gak jauh dari itu lah sepertinya,"

"Nanti tanya pelan - pelan aja sama Andrian." Tatan mengangguk setuju, dan mereka bergegas membeli makanan cukup banyak untuk di bawa ke kelas. Takut Andrian kelaparan kata mereka.

Sesampainya mereka di kelas, mereka melihat Andrian masih setia dengan posisinya.

"Ian, makan dulu nih," ujar Tatan, Andrian mendongakan wajahnya dan menatap makanan itu dengan ketidak minatan.

"Kalo lo nganggap kita, harusnya lo cerita apa yang terjadi sama lo sekarang," ucap Nando membuat sang empu menoleh.

Andrian menghela nafas berat, mengucapkannya saja ia malas, bagaimana menceritakannya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Langit, Kamu Pelangi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang