19. Sebuah Rencana

499 30 20
                                    

Hi!👋🏻
Call me Pink, please. Salam kenal🤙🏻
Vote, komen, follow, and share ya guys.
Love you<3.

Love you<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋


Gentala, Seina, dan Chintya kini telah berkumpul di ruang keluarga Miller. Disana mereka bertiga masih terdiam dengan fikirannya masing-masing.

"Khem" Gentala berdehem, untuk menetralkan suasana.

Seina dan Chintya mengalihkan atensinya dan menatap Gentala, "Lo punya rencana apa?". Tanya Seina.

Gentala menaikan alisnya dan tersenyum smirk, "Gue udah nyuruh orang buat nyulik Nashwa"

Sontak Seina dan Chintya pun kaget. "HAH? Maksud lo?"

Gentala terkekeh, "Kompak banget."

"Ya, gue nyuruh orang buat nyulik dia dan dia bakal di antar kesini. Ah, maksud gue ruang rahasia di rumah ini." Tutur Gentala. Seina dan Chintya meneguk salivanya dengan kasar, aura seram pada Gentala kini semakin melekat.

Gentala beranjak dari duduknya, lalu ia pergi dan mengambil sesuatu.

"Ini" Ucapnya sembari menunjukan sebuah kostum serba hitam.

Chintya mengernyit, "Loh? Itu bukannya kostum yang sam-" Ucap Chintya terpotong karena Gentala sudah menyerobotnya.

"Ya, gue sengaja beli kostum ini," Lagi, Seina dan Chintya masih terdiam. Mereka berdua sangat bingung, untuk apa Gentala membeli kostum itu?

"Buat apaan anjir, Gen?" Tanya Seina.

"Menurut lo?" Pria blaster nan tampan itu menaik turunkan alisnya.

"Wait..." Ucap Chintya.

"Lo nyulik Nashwa, dan lo beli kostum itu?" Gentala mengangguk dan tersenyum tipis.

"Jadi, saat Nashwa udah di bawa ke ruang rahasia, lo akan nyuruh dia pake kostum itu?" Tanya Chintya lagi, dan Gentala menepuk tangannya di udara.

"Good Girl." Gentala mengedipkan sebelah matanya, tak bisa di pungkiri kedipan barusan menambah kadar ketampanannya itu.

"Untuk apa nantinya Nashwa pake kostum itu?" Tanya Seina, sedari tadi dirinya masih belum terlalu paham dengan rencana Gentala ini.

"Mau pastiin aja, kalo yang gue bilang di sekolah benar. Berarti emang dia pelakunya."

"Anjir lo, gue gak kepikiran sampai sana!" Tukas Seina dan dihadiahi tawa dari keduanya.

Aku Langit, Kamu Pelangi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang