9. OhmPawat

722 38 10
                                    

Hi👋🏻
Call me Pink, please. Salam kenal🤙🏻
Vote, komen, follow, and share ya guys.
Love you<3.

Love you<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Bel pulang sudah berbunyi, semua murid berhamburan dari kelasnya. Ellena, Seina, dan Chintya berjalan beriringan menuju parkiran. Sepanjang jalan Ellena hanya terdiam, ia memikirkan Andrian-nya.

Ellena mengerlingkan pandangannya, beruntung matanya menangkap sosok yang sangat ia cintai. Ellena tersenyum menatap Laki-laki itu

"Guys, kalo gue pulang sama Andrian boleh?" Seina dan Chintya yang mendengar itu langsung mengalihkan eksistensinya pada Ellena.

"Lo yakin? Gamau sama kita aja?" Tanya Chintya. Ellena memang sedikit ragu, takut nanti Andrian akan menolaknya.

"Yaudah, kita tunggu sini. Lo samperin Andrian, kalo pun nanti dia gamau bareng sama lo kita masih ada disini." Bagaimana pun Seina paham dengan posisi sahabatnya itu, jadi ia mengizinkan Ellena untuk berinteraksi dengan Andrian. Meski dirinya juga kesal dengan Lelaki itu.

Ellena mengangguk dan tersenyum, ia mengarahkan dagunya tepat dimana Andrian berada. Seina dan Chintya yang paham hanya mengangguk setuju.

Perlahan, Ellena menghampiri Andrian-nya.

Andrian yang menyadari hal itu langsung mengalihkan eksistensinya.

Tanpa basa-basi Andrian membuka suaranya "Kenapa?" Ellena sedikit gugup, karena suara itu terkesan dingin. Tak ada lagi Andrian yang lembut, Ellena benar-benar merindukan Andrian yang dulu.

"A-aku mau bareng boleh?" Andrian yang sedari tadi menatap sekitar tau, kalau sahabat Ellena masih ada di sekitar sini, jadi ia mengiyakan ajakan Ellena.

Ellena senang, ia langsung menaiki jok belakang. Kini motor sport hitam tersebut mulai meninggalkan area sekolah dan menyatu dengan pengendara lain.

"Habis dari sini kamu mau kemana?" Ellena membuka suaranya untuk memecah keheningan.

"Nashwa." Jawab Andrian sekenanya. Sakit mendengar akan hal itu? Bukan lagi. Bahkan, luka di sudut bibir Ellena yang masih setia membekas berdenyut lagi.

Tidak ada yang membuka suara sampai motor sport hitam itu memasuki perkarangan rumah Ellena. Ellena menatap Andrian yang ingin pergi,

"Kalo kamu gagal untuk sayang sama aku, lebih baik lepasin aku," Andrian tak bergeming, ia masih ingin mencerna kata-kata selanjutnya.

"Kalo aku hanya Langit yang kamu singgahi sementara, aku gak akan memaksa kamu untuk tetap disini. Karena sudah hukum alam kalo Pelangi memang sementara untuk menyinggahi Langitnya"

"Aku sadar diri, Andrian. Posisi aku sangat jauh di banding Nashwa yang emang udah lama kenal kamu." Ellena menyudahi kalimatnya, ia tersenyum kecut. Hatinya sangat sakit bak di tusuk belati beracun.

Aku Langit, Kamu Pelangi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang