Hi!👋🏻
Call me Pink, please. Salam kenal🤙🏻
Vote, komen, follow, and share ya guys.
Love you<3.🦋🦋🦋
3 hari telah berlalu, Gadis dengan wajah pucat nan penuh dengan Perban itu belum sadarkan diri. Ya, Ellena dinyatakan koma. Meski begitu, Gadis malang tersebut berhasil melewati masa kritisnya.Seina, saat ini ia tengah berada di kelas. Menelungkupkan wajahnya dengan raut yang tidak bisa di definisikan. Gadis itu seperti kehilangan separuh jiwanya, karena tak ada Ellena di sampingnya saat ini.
Lagi, dengan Ellena yang di kabarkan tengah koma itu, membuat Seina semakin khawatir. Perasaannya seperti di porak-poranda akan hal ini. Karena bagaimana pun, Ellena adalah sahabat terbaiknya.
"Sein, udah dong jangan gini terus. Kasihan Ellena, lebih baik kita doain supaya Ellena sadar dari komanya." Chintya berkata demikian, bukan hanya Seina yang merasakan khawatir, melainkan Chintya juga.
Seina menengok ke arah sumber suara itu dan membuang nafasnya kasar, "Gue benci banget sama yang ngelakuin hal keji kaya gitu, Chintya." Ucap Seina dengan nada datar dan menusuk.
Chintya mengangguk dan mengusap pundak Seina. "Gue ngerti, disini kita sama-sama sakit akan hal yang terkait Ellena."
Saat mereka berdua tengah hanyut dengan pikirannya, seketika atensi dari keduanya teralihkan.
Disana, di arah pintu. Ada Andrian dan juga Nashwa. Kedua makhluk yang berbeda gender itu menghampiri Seina dan Chintya.
Seina yang tau akan hal itu, ia mendengus dengan sebal.
"Mau ngapain lo?" Ketus Seina.
"Gak usah kasar-kasar sama cowok gue dong" Sudah bisa di tebak, itu adalah suara Nashwa.
Seina tertawa, "Haha, cih. Cowok lo? Cowok sahabat gue kali." Lanjutnya dengan nada meledek.
"To the point, Andrian." Kini Chintya membuka suaranya, ia muak melihat Nashwa itu.
"Gue kesini, karena mau nanya keadaan Ellena. Dia gimana sekarang?" Tanya Andrian.
Seina jengah, ingin sekali melayangkan tamparan ke manusia satu di hadapannya ini.
"Brengsek lo. Lo kesini nanya keadaan Ellena, tapi sambil bawa benalu juga." Sarkas Seina. Andrian hanya terdiam, memang dirinya Brengsek bukan?
"Jawab gue." dingin Andrian.
Chintya menjawab, "Masih koma." Terlihat ada raut yang tidak bisa di definisikan pada wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Langit, Kamu Pelangi (On Going)
Teen FictionWARNING!! FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA YA! Mengagumimu adalah kemauanku, menyukaimu adalah keinginanku, bersamamu adalah takdir yang sudah ku gapai, namun berpisah adalah pilihanmu. Kamu, Andrian Xavier. Bagiku, kamu adalah definisi dari...