BAB 9 : Calon Tumbal.

49 13 4
                                    


Pondok Abah Ipul malam itu banyak orang .
Lena datang dengn seorang wanita dan seorang pria setengah baya.
Wanita itu yang di maksud Lena.

Pria paro baya itu menurut Lena adalah kerabatnya.
Shanti ,gadis muda yang katanya sedang mengandung 3 bulan itu terlihat hanya diam menyimak.
Arin sebenarnya enggan untuk ikut menemani Lena. Namun jujur saja ,Arin juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan dengan Shanti.

Nilam mengeluarkan kopi dan pisang goreng panas untuk di santap bersama
Rokok kretek Abah sudah tersedia.

"Ayo dimakan dulu sambil menunggu waktu "Abah Ipul mempersilahkan Tamunya untuk menikmati santapan.

"Bah...apakah saya harus ikut ke tempat Ritual ? Tanyak Lena.

Abah Ipul terlihat menyeruput kopinnya.
"Tidak usah neng.Abah ,Neng Shanti dan burhan saja.Ritual dilakukan Biasanya tiga kali setiap malam jum,at.ini malam jum,at pertama"

"Persyaratan sudah lengkap bah ? Tanya pria bernama Burhan itu.

Abah mengangguk "untuk Ritual jenis ini gaperlu banyak sesajen.yang penting neng Shanti siap dan kuat.harus yakin "

Shanti mengangguk.gadis itu seolah sudah sangat siap memberikan janin nya sebagai Tumbal .

Arin hanya menyimak saja.malam itu ,Arin dan Lena menginap di pondok Abah Ipul.
Arin merasa tidak percaya dengan langkah lena .
Tapi Arin sendiri tak bisa berbuat apapun.
Semua dilakukan demi uang.
Arin sebenarnya juga sadar kalau langkah mereka semua sesad.

"Makan Rin "Lena menyodorkan pisang goreng pada Arin.
Arin meraih satu biji dan memakanya.
Sambil menunggu waktu berangkat ,mereka mengobrol banyak hal.namun Arin sepertinya justru asik dengan ponselnya dan menikmati rokok beserta kopi hitam .

Pukul 23 .00.
Abah Ipul ,Shanti dan Burhan siap berangkat.mereka bertiga membawa nampan ber isi sesajen.

"Kami berangkat dulu."

Lena menepuk pundak Shanti.
"harus kuat ya "

Shanti mengangguk pelan.

Akhirnya merekapun berjalan menaiki gunung yang gelap gulita dengan senter kecil ditangan.

Lena, Arin dan Nilam saling pandang.

"Masuk yuk teh, udara dingin di luar."Nilam membuka pintu gubug dan mempersilahkan masuk.

"Ayo " Arin melangkah menaiki gubug panggung itu.malam sedikit mencekam dan suasananya agak aneh menurut Arin.
Dia tapernah perduli hal goib.tapi malam ini kenapa suasananya berbeda.
Jantung Arin berdebar debar.

Malam mulai pekat.malam jum,at kliwon.Arin melihat Lena masih asik dengan Rokok nya.
Jam sudah menunjukan pukul dua dini hari.
Sudah lewat satu jam rombongan abah naik ke tempat pemujaan ritual.

Arin tak percaya dia akan ikut menjadi saksi sebuah hal gila yang tak pernah dia percayai .

"Len...aku mau ke kamar mandi dulu ya "kata Arin.

Lena meraih bantal dan merebahkan kepalanya."sendiri berani gak ? Kamar mandi kan di luar.

Arin tertawa kecil."takut apaan.?

"Heleeeh.....sukurlah kalu berani.jadi aku gaperlu nganterin kamu "Lena menarik kain selimut nya dan mulai memejamkan matanya .

"Molor lah kau....asistenmu sedang menghadapi siluman di atas."
Arin berdiri dan berjalan keluar ruangan.

RITUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang