BAB 3 : Gunung karang

51 16 6
                                    

Hari yang di janjikan pergi ke Gunung karang Kota Pandeglang pun tiba.
Mereka berangkat bertiga.
Arin,Lena dan Joni.

Sepanjang perjalanan ,pemandangan alam eksotis dan cukup menarik.
Pohon rambutan dan Durian berjajar ketika mobil mereka sudah masuk daerah kota dan melewati Alun Alun kota pandeglang.

Udaranyapun sudah terasa segar dan berbeda dari kota serang yang padat .
Arin sangat menikmati perjalanan itu.

"Kang joni.rumah saudaranya masih jauh ?
Tanya Arin mencairkan suasana.

Joni yang sedang memegang kemudi mobil menggeleng.
"Duapuluh menit lagi kita sampai."

"Ohhh"

"Ngantuk kamu ? Tanya Lena

Arin menggeleng "tidak.aku tidak ngantuk.cuma laper"

Joni tertawa terbahak.
"Mbak Arin ini kadang suka ceplas ceplos ,jujur tapi lucu.

Arin menarik sudut bibirnya sedikit tersenyum menyeringai.
"Memang aku lapar.kenapa musti malu.

"Tenang mbak Arin.sodara saya sudah nyiapin makan buat kita"

Lena hanya menarik nafasnya saja
"Heuuhh....datang langsung makan.

Joni mengangguk."gpp bu boss.mamang saya orang nya ramah dan baik.

"Ok lah kalau begitu "

Mereka memasuki jalan yang lebih kecil seperti sebuah jalan menuju arah puncak gunung.
Rindang ,dingin dan berkelok kelok.

Ayam kampung berlarian sepanjang halaman rumah penduduk .kehidupan yang selaras.begitu damai dan jauh dari kebisingan.

Joni memarkiran mobilnya fi bawah pohon Durian depan rumah.
Kebetulan Durian sedang berbuah meskipun belum matang di pohon.
Dengan lemas Arin keluar mobil .perutnya mulai keroncongan pertanda pengen di isi.

"Sialan...laper banget "

Dari dalam rumah muncul sepasang suami istri dan dengan ramah menyambut .

"Selamat datang.."

"Nah kenalin , mereka mamang saya.mang Darun dan Bi Imah."
Joni mengenalkan kedua saudaranya pada Lena dan Arin.

"Saya Arin mang.Bi...
Arin memperkenalkan diri dengan ramah.

"Dan ini pasti bu Lena.bos nya Joni ?

Lena mengangguk ramah."iya mang .saya Lena.

"Mangga atuh ..sok...rumah mamang jelek "
Dengan bahasa khas dan sambutan yang baik ,mang Darun dan Bi imah terlihat begitu gembira.

Mereka mempersilahkan Arin dan Lena masuk .ruangan tamu yang tanpa kursi.hanya lantai yang bergelar tikar dan terlihat sudah banyak hidangan.
Arin merasa lega.

"Bi...kok malah repot "kata Lena dengan nada suara segan.

Bi imah segera menggeleng dan mengibaskan tanganya.

"Nggak bu lena..se adanya .makanan kampung ini.mangga atuh...dimakan."

"Mbak.Arin tadi ngeluh lapar.tuh makan mbak Arin "
Joni menunjuk pada semua hidangan yang ada.

Mata Arin menyapu semua hidangan di atas tikar.
Nasi putih yang terlihat pulen.ikan mujair goreng.ikan asin sepat dan teri.sambal terasi .lalapan lengkap.
Tempe dan tahu goreng.sayur asem.ada pete dan kerupuk.
Wiihhhhh..jiwa raga Arin girang .

RITUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang