Bab 14 : Kecurigaan

29 7 0
                                    

Hubungan Lena dan Abah Ipul renggang dan jarang berkabar.Lena sebenarnya merasa tak enak hati .namun dia juga merasa kecewa dengan kemarahan Abah Ipul.
Lena tidak tahu peristiwa yang menimpa Arin seperti apa.

Pagi itu Arin sedang asik menikmati sarapan pagi nya..kue surabi dan teh hangat.
Tak lupa kuncup bunga melati.
Arin sudah dua kali di datangi sosok Abah Ipul dengan wujud yang menyeramkan.
Namun Arin selalu kehilangan setengah kesadarnya.dan dia akan berbicara dengan logat yang berbeda.

"Mah....hari ini mamah mau kemana ? Apa pergi dengan Tante Lena .

Arin menghabiskan teh dalam gelasnya.
"Entahlah Zi.hidup mamah cuma berputar dengan Lena saja.tapi dia juga sudah mulai berubah.dia sekarang sedang rajin berdagang ."

"Haa...dagang apa mah ?.tanya Zia.

"Apa saja.sepertinya dia meborong hasil panen orang kampung dan dia lempar ke pasar besar di jakarta..kemaren pete dan buah duku dari ciomas dia borong "kata Arin menjelaskan.

"Wiihh....insaf dia "kata Zia.

Arin tertawa."memang nya dia sesad."?

"Bukan sesad.tapi pea...."jawab Zia .

Baru asik mereka mengobrol.suara motor datang dan memang panjang umur.tiada hari tanpa kehadiran Lena.

"Nongol dia "ujar Zia.

"Halo....heeuuhh.makan gak nyisain yaa"teriak an suara cempreng Lena terdengar.

"Hiihh.....ada tuh .piring nya "ujar Arin.

"Wee..tante .bawa apa atau bawa kabar apa ? Tanya Zia .

'Kabar kabur "jawab Lena seraya melempar tas nya.

Arin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tenang sih....ini juga mau otw nyari makanan.ke gunung yu Rin....
Ajak Lena.

"Ngapain.?

"Ngeliat pohon duku.kira kira kapan panen nya.aku ada teman di sana yang aku percaya buat pegang lapangan."kata Lena.

Arin menyalakan sebatang rokok dan menghembuskan asapnya dengan santai.

"Yakin dia bisa dipercaya."?tanya Arin.

"Yakin...yakin...aku kenal dia juga sudah lama."Lena menjelaskan.

"Oohhhh"

"Apaan...oohhh..doang "

"Yaudah berangkat.tapi aku habisin dulu ini rokok "Arin begitu santai menghisap rokok nya.

"Iya.aku tungguin "

"Tante...pulang nya bawa duku ya "kata Zia sambil membereskan meja bekas sarapan nya.

"Tenang Zi, kalau ada yang sudah siap santap.pasti kita bawa "ujar Lena.

Wajah Zia terlihat gembira."nah gitu dong.jangan pulang bawa demit.

"Kampret bocah "Lena melempar Zia dengan bantal kecil.

Zia tertawa "tapi seru tante
.kita bisa kenal puncak gunung karang dan menikmati makan mie setengah matang karena pancinya ketinggalan."

"Elo "

"Ahahahahhaha....kan.lupa mamah.mamah juga sering lupa.ke warung sayur Bawa motor.pulangmya jalan kaki .Padahal kunci di pegang di tangan ." Zia mwngoceh dengan membongkar semua kelucu an yang dialami nya dengan Arin ibunya.

RITUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang