BAB 1 : DUA SAHABAT

120 22 5
                                    


Jalanan yang basah sedikit terlihat licin setelah di guyur hujan .sepanjang jalan perkampungan yang di sisi kiri kanan jalan di tumbuhi pohon rambutan tampak segar .pemandangan yang sulit didapatkan di kota.
Bocah bocah kecil berlarian penuh suka cita dengan tubuh basah kuyub dan dari arah lain orangtua mereka berteriak dengan teriakan yang khas.

Menyuruh anak mereka untuk menyudahi bermain karena mungkin sudah terlalu lama berjibaku dengan hujan dan lumpur.

Arin ...
Dengan sedikit menggigil merapat kan mantel nya.
Tangan kirinya memegang bagian ujung mantel di lehernya.terlihat sangat kedinginan.
Sementara tangan kanan nya ,fokus memegang kemudi motor matic nya.

Dia melaju perlahan karena menghindari udara dingin menusuk.
Motor warna biru yang dia kendarai melaju santai namun tidak dengan Arin yang terus mengomel sendirian.

Tak berselang lama.motor yang dia kendarai memasuki halaman rumah yang lumayan besar dengan pagar besi berwarna hitam.
Kondisi pagar terbuka karena sepertinya anak si pemilik rumah sedang bermain di luar.

Arin memarkir motornya.
Arin sudah ber usia 37 tahun .namun dia terlihat seperti masih ber usia 20 an.tubuhnya yang ramping dan kegemaranya ber olahraga membuat dia nampak terlihat selalu segar dan cantik.

Seorang perempuan keluar dari dalam rumah dengan senyum lebarnya .

"Kasihan yang kehujanan .kenapa tidak berteduh "

Arin membuka mantelnya dan melempar ke arah jok motornya.
Jarinya menunjuk arah mantelnya.

"Aku kan bawa mantel .buat apa kalu gak aku pake.

Lena ,wanita yang menyambutnya itu tertawa .

"Iih......jangan marah doong...Aku bikin kopi panas yuu

Lena berjalan memasuki rumahnya.Arin duduk dengan malas di kursi teras rumah.
Tanganya merogoh saku celana nya dan mengeluarkan bungkus rokok.

"Sialan....basah juga..

Wajahnya bertambah kesal karena bungkus rokok nya pun basah .

Dari dalam Lena yang melihat hal itu tertawa terbahak.
"Apes bener kau hari ini Rin...

Arin mendengus kesal.
"Iya...aku sial hari ini.barang dagangan gada yang laku .bisnis macet.Rokok tinggal dua barang pun basah kena air hujan."

Aroma kopi yang dibawa Lena tercium begitu segar.
Sebenarnya Arin sadar kalau kebiasaan nya merokok tidak bagus buat kesehatan nya.Apalagi dia seorang perempuan.
Tapi Arin cukup cerdas dengan tetap rajin ber olahraga .

Suami nya sendiri sering menyuruh Arin berhenti merokok.Namun Arin belum bisa melakukan itu.

Kopi yang di buat Lena sudah ada di depan mata.
Panas dengan asap nya yang mengepul .sangat nikmat sepertinya.

Lena melempar sebungkus rokok kearah meja didepan Arin.

"Gausah galau...tuh masih utuh sebungkus."

Arin tertawa .dengan sigap meraih bungkus rokok yang dilempar Lena.
Lena Manurung adalah sahabatnya sejak bertahun lalu.
Mereka pernah bekerja di tempat yang sama saat masih sama sama belum menikah.
Sekarang Lena memiliki suami yang bekerja jauh dan pulang hanya enam bulan sekali.
Lena tinggal hanya dengan kedua anaknya.

Lena seorang wanita pembisnis yang hebat.
Semua yang dia miliki adalah hasil dari kerja kerasnya sebagai pemilik koprasi simpan pinjam.
Sementara Arin sendiri hanya mengandalkan suami yang pas pas an dan usaha yang kurang maju.
Saat ini dia hanya membantu Lena mengurus nasabah Yang sedikit membandel.

RITUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang