Detik dan menit saling berganti, menyusul hari-hari yang begitu cepat beralih. Seolah baru saja menikmati malam minggunya dengan durian pemberian Renjana, dan menghabiskan hari minggunya dengan Nabila menonton series di Netflix seharian penuh, kini wanita itu sudah harus kembali pada Senin yang menggila. Hari paling menyebalkan bagi sebagian besar manusia pekerja.
Salsa dan gadis kecil yang hari ini memakai atasan kemeja warna pastel dipadukan dengan kulot putih dan flat shoes berpita mungil di ujungnya itu, berjalan memasuki lobi gedung Bhumi Consultant. Di sana ia bertemu dengan Novia, wanita batak yang sedang berbincang dengan petugas frontliner.
"Nop." Salsa menepuk pundak temannya itu, membuat kaget wanita yang hari ini terlihat fresh karena memakai lipstik warna orange cerah.
"Anjir, Sal." Novia melotot ke arah Salsa di tengah keterkejutannya, membuat wanita berkacamata itu tertawa puas. Novia lalu mengamati gadis kecil disamping Salsa yang sedikit gugup, terlihat dari tangannya yang tidak berhenti memutar-mutar jam tangannya yang sedang melingkar disana, yang sebenarnya tidak bermasalah.
"Ini yang namanya Nabila? Ih, cantik kali kau nak."
Gadis kecil itu tersenyum, lalu mengulurkan tangannya pada Novia. "Hallo, kak."
Novia menyambut uluran tangan itu dengan ramah. "Gue Novia.""Dia orang marketing Nab, kalau lu perlu apa-apa, tanya sama Novia. Kita juga satu apartemen, tapi beda lantai. Dia di basement." ucap Salsa menginterupsi obrolan kedua orang itu.
Novia melayangkan tatapan mautnya pada Salsa, yang terlihat begitu puas menggodanya, sebelum ia kembali pada gadis keil itu. "Kau magang di bagian mana Nab?"
"Bagian marketing kak. Ini aku baru mau ketemu sama kak Dito, yang ngurusin anak-anak kuliah yang magang disini." jawab Nabila dengan suaranya yang lembut, sangat berbeda dengan suara Novia yang begitu lantang.
"Oh, yaudah, kalau di marketing lu sama gue aja nanti, gue bantu arahin."
Gadis itu mengangguk sambil melemparkan senyumnya yang manis sekali. "Makasih kak Nov."
Novia membalas senyuman Nabila, tak kalah manis.
"Dia nginep di tempat lu, Sal?"
Salma mengangguk. "Iya. Daripada ngekos sendiri, kasihan. Mending sama gue, bisa gantian ngajak main Bombat. Ya kan Nab?"
Nabila tertawa kecil. "Iya kak. Lucu banget lagi kucingnya kak Salsa. Kak Novia udah pernah ketemu Bombat?''
Alih-alih ikut gemas dengan kucingnya Salsa, mungkin Novia adalah orang pertama yang akan mengadakan syukuran jikalau saja kucing bulu abu-abu itu mati.
"Jangan sampai ketemu Nab, bisa-bisa Bombat digoreng." potong Salsa, sambil mencibir ke arah Novia.
Obrolan tentang Bombat masih berlangsung ketika mereka memutuskan untuk memasuki lift dan mengantarkan Nabila menuju ruangan Dito, salah satu karyawan bagian HRD.
"Nab, kalau perlu apa-apa telfon aja. Kalau cari gue, gue ada di lantai tiga." ucap Salsa setelah berhasil mengantar sepupunya itu sampai di depan ruangan Dito.
"Iya kak, makasih ya kak Sal. Aku masuk dulu. Nanti aku kabarin."
Salma membiarkan gadis kecil itu hilang dari pandangannya. Ia lantas berbalik, menuruni lift menuju ruangannya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/359827623-288-k496733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSHINE
RomanceTerkadang, takdir adalah satu-satunya alasan kita percaya bahwa segala sesuatu telah diatur dengan sempurna. Renjana Arulian terjebak dalam perasaan cinta pada Sherina Salsabila, wanita yang hanya ia jadikan sebagai pembuktian ego diri nya. Bagaiman...