##BAB 2

69 43 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Mata yang sedari tadi terpejam mulai bergerak membuka kelopak matanya. Terlihat manik mata rusa yang terpancar tepat ditengah bola mata bundar miliknya. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang menembus retinanya.

Ia melenguh pelan lalu bergerak mengangkat bobot tubuhnya berusaha mengganti posisi berbaringnya menjadi duduk. Sesosok yang merasakan pergerakan darinya pun menoleh, tangannya pun terulur membantu sang gadis yang baru saja terbangun dari pingsannya itu.

"Lo udah sadar?" Tanya langit yang hanya dijawab deheman oleh gadis didepannya itu.

"Mana yang sakit? Kepala lo masih sakit gak?" Ucap Langit yang lagi lagi melayangkan sebuah pertanyaan retorik yang tidak mebutuhkan sebuah jawaban.

Tangan gadis itu terangkat menunjuk sebuah gelas berisi air minum yang berada tepat diatas nakas.

"Ha-hauss" ujarnya dengan suara yang masih terdengar serak.

Langit pun dengan sigap mengambilkan air minum tersebut dan membantunya untuk menebus rasa dahaga yang sempat singgah ditenggorokan sang gadis.

"Lo nggak papa kan?" Langit kembali mengulang pertanyaannya.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut gadis tersebut. Hanya tatapan bingung yang bisa langit lihat darinya. Hampir lima belas menit Langit memperhatikan sang gadis yang sedari tadi hanya sibuk menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri guna melihat ruanganya yang serba bercat putih itu.

Kriettt

Suara pintu terbuka menarik atensi kedua remaja yang berada didalam ruangan. Sosok wanita yang Langit panggil bunda itu muncul dan masuk kedalam. Kakinya melangkah pelan menuju ranjang dengan tangan yang terulur memeluk sang gadis.

"Loh kamu udah sadar sayang"ucapnya yang hanya dihadiahi lamunan tak berkesudahan.

Evelyn yang bingung pun menoleh ke arah putranya lalu mengerutkan kening nya seolah olah ia sedang bertanya'dia kenapa?'

Langit menggeleng "aku juga gak tau bun, sedari bangun tadi dia diem terus" ucapnya.

"Kamu kenapa sayang?" Tanyanya dengan penuh perhatian.

Kepala yang sedari tadi tertunduk mulai terangkat menatap lekat kedua wajah yang berada disekitarnya.

"Ak-aku dimana? Kalian si-siapa?" Tanyanya terbata bata.

Astrum AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang