##BAB 17

8 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.
Happy reading guys

Kini tiga sekawan itu tengah berada di depan kediaman Senja. Matahari sudah lama pulang ke peraduannya membiarkan bulan menjadi pengganti perannya. Namun, Senja masih tidak terlihat oleh karena itu mereka memutuskan untuk memberitahu Langit tentang ini.

Langit yang baru saja pulang dari projek kampusnya pun merasa heran dengan ketiga teman adiknya itu yang sudah berjejer rapi didepan rumahnya. Tumben sekali mereka ini, biasanya aja mereka kalau main suka gak tau diri, obrak-abrik sana-sini.

"Tumben kalian gak masuk, biasanya udah nangkring lu bedua mainan ps" ujarnya pada mereka.

Karena memang akhir-akhir ini mereka suka main ke tempat Langit, selain rumahnya sepi disana juga ada play satation keluaran terbaru koleksi Langit.

"Em anu bang" ucap Cakra yang merasa gugup sendiri.

"Bang mending kita ngomong di dalem" ujar Elang, kalau ngomong di luar kayaknya kek kurang klop aja gitu.

"Lah emang si Senja gak suruh kalian masuk, kalian lagi marahan atau gimana" balas Langit sembari memasukan ukiran logam ke dalam gagang pintu dan memutarnya searah jarum jam.

Alis Langit menukik heran kala ia membuka pintu, satu kalimat yang ada di otaknya, kemana adiknya pergi? Pantas saja ketiga kunyuk itu terdampar di pelataran rumah.

"Masuk guys, gue mo mandi dulu lengket banget ni badan" ucapnya yang langsung menaiki tanggan menuju kamar miliknya.

Langit tuh tipe orang yang kalau mandi gak perlu ngiklan sampo dulu, jadi hanya butuh lima menit ia sudah keluar dari kamar mandi, dengan kaos oblong dan celana pendek selutut yang membalut tubuhnya.

Tangannya terangkat menggosok rambut basahnya dengan handuk kecil sembari melangkah menuju kamar adiknya yang berada di sebelah.

Ceklek...

Matanya bergerilya memindai seluruh penjuru ruangan tapi sosok yang ia cari tak ada di mana pun. Bahkan pintu kamar mandi pun terbuka lebar, dimana kah adik kecilnya berada.

"Sen, lo dimana sih" panggilnya dengan tangan yang mulai membuka pintu balkon, siapa tau Senja ada di sana.

"Gak ada, di mana sih tu bocah" gumamnya sendiri.

Lelah mencari Langit pun turun menemui ketiga teman adiknya itu, temannya juga sih sebenernya. Dahi milik Langit mengerut ketika melihat ketiganya masih duduk anteng dengan posisi yang masih sama saat ia naik tadi.

"Lah, tumben bener kalian anteng" ujar Langit, ketiganya hanya tersenyum kecil.

"Btw kalian ada yang ngliat Senja kagak, di kamarnya nggak ada dia, udah malem anjir yakali nyasar dijalan kan gak lucu" tanyanya pada Elang, Marshel, dan juga Cakra tentunya.

Astrum AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang