## BAB 11

15 12 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Happy reading guys
Maafkan typo yang bertebaran

Semua lampu didalam ruangan itu mulai padam meninggal gelap yang membiarkan cahaya temaram layar memenuhi seluruh ruangan. Layar proyeksi mulai memutarkan salah satu judul film yang sedang booming pada saat ini apalagi jika bukan 'Siksa Neraka'

Pada awalnya Senja anteng-anteng saja menonton sambil memakan berondong yang tentu saja bermodalkan uang milik Elang. Tapi di tengah cerita Senja mulai duduk dengan gelisah, geser ke kanan dan ke kiri tak beraturan. 

"Kak, Senja pengen pipis deh" ujarnya menggoyang lengan Elang yang tengah begitu serius menghadap layar.

"Bentar dong, nanggung nih" bayangkan saja lagi seru-serunya menonton malah si suruh bocil nemenin pipis, tanggung lah lagi liat orang di siksa ituu.

"Tapi kakk.... Senja udah kebelet banget ini. Kalau aku ngompol gimana coba" senja terus merengek ketika kandung kemihnya benar-benar hampir meluber.

Lelah mendengar rengekan bocah disampingnya itu, Elang mau tidak mau haris menemani Senja pergi ke belakang. Elang pun bangkit dan menari lengan Senja.

"Yaudah iya, ayo cepetan ntar ngompol lo"ujarnya.

Mendapat persetujuan dari Elang, Senja pun lari terbirit-birit sembari memegangi bagian depannya persis seperti balita yang sedang mencoba menahan ompolnya. Elang yang melihatnya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Senja.

Mereka memutuskan untuk makan siang, setelah Senja menyelesaikan hajatnya. Mau kembali menonton sudah gak mood ya sudah pergi makan saja lah, mengisi perut. Ngomong-ngomong, hanya sebuah info untuk kalian. Senja dan Elang memakai gelang couple lohhh.

Ternyata gelang berwarna biru langit yang Elang temukan tadi memang memiliki pasangan. Kebetulan sekali, atas permintaan Senja yang tentu saja tidak bisa Elang tolak merekapun mengenakannya. Jadilah mereka menggunakannya selayaknya sepasang kekasih.

Mereka duduk di bangku paling pojok sebuah kafe yang berada di atap mal tersebut, langit yang teduh dengan angin semilir yang menyegarkan akan membuat siapa saja memejamkan mata guna menikmatinya.

Seorang pria setengah baya menghampiri mereka, menanyakan menu apa yang ingin dimakan oleh keduannya. Setelah mengonfirmasi pesanan ia pun pergi dan tak lama kemudian kembali datang dengan nampan berisikan beberapa piring makanan dan dua gelas latte milik keduannya.

Elang dan Senja begitu menikmati hidangan yang terhampar. Sesekali Elang melirik Senja yang makan dengan begitu lahapnya, bibirnya tersenyum tipis melihat keindahan dunia yang sudah lama ia rindukan.

Astrum AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang