.
.
.
Happy reading guysMasih dengan Langit disini yang sibuk melarikan dari kejaran angin. Dirinya berlari lontang-lantung gak jelas, gimana mau jelas ini Langit sebenernya lari dari kejaran siapa sih orang dari tadi gak ada yang ngikutin si Langit, dianya aja yang penakut.
Langkah milik Langit terhenti saat mendengar ketikan ni author yang mengatai dirinya penakut.
"Bener juga ya si pingki, gue nakutin apa anjerrr, yakali Langit yang tampan ini takut sama jurig" narsisnya sembari membenarkan susunan rambutnya yang terlihat lepek berkeringat.
Tunggu, tadi Langit bilang apa, pingki? Maksudnya Langit ngatain Sang author yang baik ini Pingki, bener-bener ya lo Lang, gue bikin jadi ubi mampus lo Lang. Berani-beraninya dia memanggil power ranger ini pinki. Sungguh terlalu.
Udahlah balik lagi sama Langit. Setelah menyadari kebodohannya yang tidak berdasar itu, Langit memutuskan untuk kembali ke tempat semula dimana ia melihat sosok yang ia kira zombi. Logikanya kalau itu zombi pasti udah ngejar, tapi dia diem aja di situ, takutnya itu orang beneran woyy.
Benar kan firasat Langit, bahwa sosok yang terbaring itu manusia, bukan zombi. Dengan ragu ia balikan tubuh yang telungkup itu, betapa terkejutnya Langit saat melihat keadaan wajahnya.
Wajahnya dihiasi oleh lebam dan darah yang mulai mengering dengan luka dimana-mana. Dengan tenaganya Langit membawa manusia tersebut ke dalam observatorium miliknya yang terletak tidak jauh dari sana.
Dibaringkannya ia di sebuah ruangan yang biasa di gunakan Langit saat ingin bermalam di sana. Sebuah kamar persegi yang dilengkapi denga tempat tidur sederhana dan beberapa perabotan lainnya.
"Engghh...." lengguhan pelan terdengar dari bibirnya, membuat Langit menghentikan tangannya yang tengah membasuh wajah penuh darah itu.
"Lo udah bangun, pelan-pelan dong duduknya" ujar Langit sembari membantunya duduk.
Wajah miliknya terlihat bingung saat menatap kawasan yang terlihat asing baginya, sedqngkan Langit kembali melanjutkan pekerjaanya membalut luka-luka yang terlukis itu dengan perlengkapan seadanya.
"Awsss...pelan" mendengar itu Langit pun memelankan temponya saat meneteskan antiseptik ke luka miliknya.
"Oh iya nama lo siapa sih? Kok bisa lo babak belur kek gini, ditengah hutan lagi. Untung yang nolongin lo gue, kalau orang lain udah lari kali ngira lo zombi karena muka ancur lo ini" cerocosnya sembari menekan lebih kencang luka miliknya.
Gedeg Langit tuh, malem ini harusnya ia menikmati waktunya melihat hamparan bintang yang bertebaran di langit malam, bukannya mengobati luka orang asing ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrum Amore
Science FictionFollow sebelum membaca!! Kisah cinta 'ALAM SEMESTA' Bumi dan Jupiter yang saling berdekatan setelah ldr 59 tahun. Matahari dan bulan yang saling mengejar, namun tidak bisa bertemu. Lalu tuhan menciptakan gerhana, untuk mempertemukan keduannya. Sat...