Detik mengantarkan pada kehidupan pelik
Pikir terobrak-abrik
Kala engkau hujani problema rumit
Menari-nari mencari kompas yang engkau beriDitancapi duri hingga membuatnya menangis
Dalam dekapan melankolis
Si melankolis bertanya,
Mengapa perlu ada tawa? jika hanya membuat lukaMengapa tak engkau beri saja luka bahkan hujan air mata?
Bukankah tawa itu tak perlu, ya?
Bagi manusia pemalas seperti hamba
Manusia penuntut yang tak mau nurutKuputuskan diriku batu, tak adil menamaimu waktu
Sebab aku ruang, terlalu letih untuk menampung
Biarkan waktu berlalu-lalang
Di tiap persinggahan, sunyi tak sungguh kudapatkanPali, 06 Januari 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorabilia (Puisi)✔️
Teen FictionPuan-puan perindu rembulan, kutitipkan syair ini. Hadir mengikhlaskan takdir, meski semuanya belum berakhir, dan tak perlu bersenda gurau di tengah hiruk-pikuknya nostalgia. Karena kini yang tersisa dalam diriku hanyalah secercah simfoni yang tak be...